Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaannya di tengah meningkatnya aktivitas Sesar Lembang.
Berdasarkan data BMKG, aktivitas Sesar Lembang menimbulkan terjadinya gempa bumi di wilayah Kota Cimahi, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Bandung sejak Juni, Juli, serta Agustus 2025.
Terbaru, gempa terjadi siang ini, Rabu (20/8/2025) pukul 12.28 WIB dengan kekuatan M 1,7. Gempa berpusat pada koordinat 6.81 Lintang Selatan dan 107.51 Bujur Timur atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 3 km Barat Laut Bandung Barat di kedalaman 10 kilometer.
Merespons peningkatan aktivitas Sesar Lembang, BMKG meminta masyarakat untuk ikut meningkatkan kewaspadaan. Hal ini dilakukan bukan untuk menakut-nakuti, melainkan demi memperkuat mitigasi.
“Berdasarkan monitoring BMKG Bandung saat ini Sesar Lembang mengalami peningkatan aktifitas kegempaan. Imbauan jadi masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaannya dan memperkuat mitigasi tentunya,” ucap Kepala Stasiun Geofisika Kelas I Bandung, Teguh Rahayu.
“Sekali lagi ini yang kita bangun kewaspadaannya,” sambungnya.
Sebelumnya, Direktur Gempa dan Tsunami BMKG, Daryono menyebut, meningkatnya aktivitas seismik Sesar Lembang dapat memicu terjadinya gempa pembuka. Namun dia tak bisa memprediksi kemungkinan gempa terjadi akibat aktivitas Sesar Lembang.
“Fenomena seperti ini yang dikhawatirkan adalah gempa pembuka (fore shocks). Saya tidak katakan peningkatan aktivitas ini akan memicu gempa kuat, karena belum dapat diprediksi kapan gempa besar akan terjadi,” kata Daryono.
“Tapi dari 3 tipe gempa, salah satu tipenya itu adalah gempa kuat yang didahului oleh aktivitas gempa pembuka,” imbuhnya.
Daryono mengingatkan ancaman dampak Sesar Lembang. Mengacu pada peristiwa gempa Sesar Lembang di tahun 2011 lalu dengan magnitudo 3,3 namun mampu merusak ratusan rumah.
“Pada 2011, cuma dengan magnitudo 3,3 bisa merusak 103 rumah di Kampung Muril Rahayu, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Bandung Barat. Itu juga akibat pergerakan Sesar Lembang Segmen Cimeta. Gempa ini magnitudonya kecil tapi merusak karena hiposenter gempanya dangkal, tanahnya lunak. Itu akan makin berdampak jika struktur bangunannya lemah,” kata Daryono.
Sementara Penyelidik Bumi Ahli Madya pada Badan Geologi, Supartoyo menduga bahwa rentetan kegempaan bermagnitudo kecil yang diyakini dari aktivitas Sesar Lembang kali ini merupakan fase pelepasan energi.
“Tren pelepasan energi ini pelan-pelan, cukup positif dibanding langsung melepaskan energi berkekuatan besar seperti di Cianjur,” kata Supartoyo.