Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
Ada yang berbeda dalam peringatan HUT ke-80 RI di Desa Kawunghilir, Kecamatan Cigasong, Kabupaten Majalengka. Kepala Desa Kawunghilir, Yosa Novita meluncurkan program sosial baru bertajuk ‘Nyaah ka Indung-Bapak’.
Perempuan yang akrab disapa ‘Kades Sultan’ itu mengatakan, program ini lahir dari keprihatinan sekaligus rasa cintanya pada orang tua.
“Kita ada di dunia ini karena orang tua, karena Ibu dan Ayah. Kalau tanpa beliau, kita tidak mungkin ada. Maka saya buat program ini, bukan hanya untuk warga sepuh di Kawunghilir, tapi juga motivasi untuk anak-anak muda agar lebih sayang pada orang tuanya,” kata Yosa kepada infoJabar, Minggu (17/8/2025).
Dalam program ini, Yosa menyediakan rantang berisi makanan bergizi untuk para lansia. Menu disesuaikan dengan kondisi kesehatan penerima, mulai dari lauk daging, tahu, hingga sayuran berkuah ringan yang mudah dikonsumsi.
“Sebelum makanan dibagikan, para ketua RT lebih dulu mendata soal makanan apa yang tidak disukai. Mungkin ada yang tidak suka daging, ada yang tidak suka telur. Jadi sebelum dikirim, kita survei dulu biar tepat,” ujar Yosa.
Menurutnya, ada sekitar 20 lansia di Kawunghilir yang sudah terdata sebagai penerima. Rantang akan dibagikan setiap bulan, dan porsinya cukup untuk makan pagi sekaligus siang atau sore.
“Jadi nanti sebulan sekali saya bikin makanan, tapi yang benar-benar berprotein,” ucapnya.
Seperti program sosial lainnya yang sedang ia jalankan, program ini juga dibiayai dari kantong pribadi Yosa, bukan dari dana desa. Adapun untuk dana desa, tegas dia, anggarannya dicanangkan untuk pembangunan dan kepentingan masyarakat.
“Jangan sampai dikaitkan dengan dana desa. Uang desa itu untuk pembangunan, bukan buat saya. Program ini murni dari rezeki pribadi saya,” tegasnya.
Selain program ini, Yosa sebelumnya juga kerap menggunakan dana pribadinya untuk kepentingan sosial, seperti membeli bangku madrasah, karpet masjid, hingga membantu kebutuhan anak sekolah.
Adapun Yosa mulai dikenal publik berawal dari program pinjaman uang tanpa bunga. Dari kantong pribadinya, ia menganggarkan Rp200 juta untuk program tersebut. Hal itu dilakukan untuk memberantas aktivitas rentenir di wilayahnya.
Selain mempunyai program pinjaman uang tanpa bunga, Yosa juga mempunyai program ‘Anti Kelaparan’. Program itu berupa pinjaman beras untuk warganya.
Program ini digagas atas dasar keprihatinannya dalam menghadapi musim paceklik di Kawunghilir. Musim paceklik adalah musim di mana petani belum bisa panen sedangkan stok beras mulai menipis.
Tak hanya itu, Yosa juga menggulirkan program pinjaman pendidikan. Program ini ditujukan bagi warga Kawunghilir yang kesulitan membiayai kebutuhan sekolah anak-anaknya. Untuk mendukungnya, Yosa menyisihkan dana pribadi sebesar Rp20 juta.
Yosa mengaku, ide-ide merancang program tersebut muncul usai melaksanakan sholat malam. “Setiap habis sholat malam, selalu saja ada ide. Mungkin Allah yang kasih jalan. Dan anak-anak saya pun mendukung, katanya yang penting mamah bahagia,” pungkasnya.