Mengulik Asal Usul dan Produksi Kopi di Cibeureum Kuningan

Posted on

Salah satu desa penghasil kopi di Kabupaten Kuningan adalah Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus. Di sana, ada banyak penduduknya yang berprofesi sebagai petani kopi. Dalam sekali panen, Desa Cibeureum bisa menghasilkan puluhan ton biji kopi robusta.

Kepala Desa Cibeureum, Eka Rismaya memaparkan bahwa awal mula adanya petani kopi di Cibeureum ada di tahun 1980-an. Kala itu, banyak warga Cibeureum yang ikut dalam program transmigrasi pemerintah ke Lampung. Di Lampung, warga Cibeureum mulai mengenal tanaman kopi yang banyak tumbuh di Lampung.

Di sana warga Cibeureum mulai mempelajari budi daya kopi, lalu ketika pulang kampung ke Cibeureum, warga yang sudah mempelajari budi daya kopi tersebut mengembangkannya di Cibeureum.

“Kopi di Cibeureum itu mulai ada di tahun 1980-an. Karena di tahun 1970-an, banyak masyarakat Cibeureum yang ikut transmigrasi ke Lampung. Nah kebetulan di Lampung itu ada budi daya kopi. Awalnya orang Cibeureum belum ada yang tanam kopi. Setelah transmigrasi ke Lampung, terus pulang kampung, dikembangkan lah kopi di sini dan ternyata cocok, dari mulai kontur tanah, ketinggian dan segala macam itu cocok,” tutur Eka.

Menurut Eka, karena masih menjadi warga transmigrasi, saat itu pengembangan kopi Cibeureum dilakukan ketika para transmigran tersebut pulang kampung. Baru, pada tahun 2000-an, banyak para transmigran yang kembali menetap di Cibeureum dan mulai fokus mengembangkan kopi di Desa Cibeureum.

Seiring berjalannya waktu, Kopi Cibeureum semakin berkembang. Pada tahun 2024, dalam sekali panen, kopi Cibeureum bisa mencapai 50 ton, jumlah tersebut berasal dari 25 hektare lahan kopi yang ada di Cibeureum. Kopi tersebut dijual dalam berbagai bentuk seperti biji, kopi mentah dan bubuk. Tak hanya dijual di dalam negeri, Kopi Cibeureum juga sudah dijual hingga luar negeri.

“Paling jauh bukan ke luar kota tapi juga ke Turki. Di sini ada kelompok tani khusus yang bekerja sama dengan perusahaan untuk ke Turki, tahun kemarin itu 20 ton yang di ekspor,” tutur Eka.

Sedangkan untuk jumlah petaninya sendiri ada sekitar 250 orang petani kopi yang terbagi ke dalam tiga kelompok tani. “Ada sekitar 250 orang petani kopi yang terbagi dalam. Yang bergerak di bidang kopi ada Sekarmanik, kedua Ratu Asih, dan ketiga itu Ciremai Giri. Semuanya jalan, masing-masing punya lahan dan alat-alat pengolahan, minimal mesin giling mereka ada,” tutur Eka.

Menurut Eka, adanya kopi di Cibeureum sangat berdampak pada perekonomian warga di desanya. Karena potensi yang besar, ke depan pihaknya akan terus melakukan perluasan lahan kebun kopi.

“Jika per kilo saja Rp 40 ribu itu sudah 2 Milyar perputaran uang kopi di Cibeureum. Apalagi kita punya produk kopi unggulan ada Kopi Gunung Ciremai, Ratu Asih, Sekarwangi, itu semua asli Cibeureum. Memang berdampak banget, karena potensinya besar, kita luas lahan juga terus bertambah. Tahun sekarang saja kita perluasan hampir 2 hektaran lah” tutur Eka.

Selain produksi kopi yang besar, Desa Cibeureum juga mengembangkan potensi desa wisata kopi. Menurut Eka, di Desa Cibeureum terdapat kedai kopi yang menjual berbagai macam jenis olahan kopi robusta. Kopi yang dijual tersebut berasal dari para petani kopi di Desa Cibeureum.

Untuk lokasi kedainya sendiri cukup strategis yakni di area depan Danau Sanghiyangkendit. Sehingga pengunjung bisa menikmati kopi robusta sambil melihat pemandangan Danau dan lanskap Gunung Ciremai. Selain kedai kopi, ada juga area perkebunan kopi yang bisa digunakan pengunjung untuk berlari atau jalan kaki sambil menikmati hamparan perkebunan kopi.

“Di sana, selain ada kedai kopi. Pengunjung juga bisa jogging track dan jalan-jalan di kebon kopi dan di sana juga bisa melihat pemandangan kebun kopi,” pungkas Eka.

Bagi yang berminat untuk berwisata atau membeli kopi khas Cibeureum bisa langsung datang ke Desa Cibeureum, Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *