Siang itu, di tengah riuhnya kendaraan yang melintas di Jalan Ariodinoto, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, terdapat seorang lelaki berkacamata hitam berusia 67 tahun sedang duduk di kursi hijau, di depannya, tampak berbagai macam barang bekas seperti kipas, speaker, mik, jam dan masih banyak lagi.
Nama lelaki tersebut adalah Muhammad Ali, sebelum memutuskan untuk berjualan barang bekas, Ali merupakan seorang pemain gitar dangdut di Cirebon. Menurut Ali, selama puluhan tahun, dirinya memang menguntungkan hidup dari bermain musik dangdut.
Ali memaparkan, dalam sehari, ia bisa manggung dua kali, bahkan tak jarang, Ali mendapatkan panggilan bermain musik dangdut sampai ke luar kota. Pendapatan Ali dari bermain musik dangdut, cukup untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari.
“Lama kerja di musik ada sekitar 20 tahun kurang lebih mah, jadi gitaris di grup musik dangdut, di bagian gitar, kayak di organ atau pentas dangdut saya bagian main gitar, paling jauh manggung pernah ke Bekasi, dulu mah cukup dari musik tuh,” tutur Ali, Jumat (18/4/2025).
Namun, sejak beberapa tahun yang lalu, Ali memutuskan berhenti bermain musik dangdut, selain karena faktor usia, alasan lain Ali berhenti bermain musik dangdut adalah karena musik dangdut jadul yang dimainkan oleh Ali dulu kurang diminati. Menurut Ali, sekarang masyarakat lebih menyukai musik dangdut modern.
“Mulai terpuruk, banyak faktor seperti di Cirebon kiblatnya ke Ibu Kota, sekarang kayak Roma Irama, Mansyur S sudah nggak didengerin lagi, banyak pencipta lagunya juga pada meninggal, jadi mulai digantikan dangdut modern, bapak kan dangdutnya modelan musik lama gitu, ditambah sudah jenuh juga, ” tutur Ali.
Setelah berhenti bermain musik, sejak 2 tahun yang lalu Ali memutuskan untuk berjualan barang bekas di Pasar Loak Cirebon. Dengan bermodalkan lapak meja sederhana, setiap hari, Ali membuka lapaknya di Pasar Loak Cirebon.
Ali sendiri mendapatkan barang bekas dari orang yang menjual barang bekas kepada dirinya, menurut Ali, jika kondisi barangnya rusak, Ali tetap menerimanya dan akan membetulkannya terlebih dahulu sebelum dijual. Keahlian membetulkan barang, Ali dapatkan ketika ia bekerja di bidang otomotif.
“Dulu pernah kerja di bidang otomotif juga, tapi di mobil, jadi sambil main musik sambil kerja otomotif juga. Tadinya ini tuh barang barang bekas yang rusak, terus saya benerin, dapatnya dari orang yang jual ke saya saja, ” tutur Ali.
Menurut Ali, berbeda dengan dulu, sekarang pendapatannya dari berjualan barang bekas menurun drastis, bahkan tak jarang, dalam sehari, Ali tidak mendapatkan penghasilan sama sekali.
“Rata-rata dulu mah bisa Rp 50.000 dapat, tapi kalau sekarang mah nggak menentu, mungkin emang ekonominya lagu sulit, saya buka lapaknya paling dulu, dari jam 5 pagi, ” tutur Ali.
Meskipun pendapatnya dari berjualan barang bekas tidak sudah tidak menentu, tapi Ali tidak masalah, dirinya masih akan tetap berjualan barang bekas di Pasar Loak Cirebon. Bagi Ali, berjualan barang bekas merupakan cara dia untuk menghabiskan waktu diusia senjanya.
“Mengisi waktu luang saja, daripada nganggur, cukup nggak cukup disyukuri saja, jalani sisa hidup, di rumah saja kan bosan, anaknya sudah mandiri semua,” pungkas Ali.