Hal yang Membuat Mendukbangga Berkaca-kaca di Rancaupas Bandung

Posted on

Provinsi Jawa Barat menjadi kekuatan strategis dalam upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia, hal tersebut dikatakan Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN, Wihaji.

Dalam pembukaan Retreat dan Jambore Bangga Kencana Provinsi Jawa Barat di Rancaupas, Kabupaten Bandung, Wihaji mengungkapkan, dengan jumlah penduduk terbesar di Indonesia, pergerakan Jawa Barat sangat menentukan arah pencapaian target nasional.

“Prevalensi stunting kita secara nasional memang sudah turun. Alhamdulillah kini berada di angka 19,8 persen. Tapi kuncinya ada di Jawa Barat, karena populasinya terbesar,” kata Wihaji dalam keterangannya, Minggu (13/7/2025).

Wihaji mengungkapkan, Jawa Barat berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 21,7 persen menjadi 15,9 persen pada 2024, atau sebesar 5,8 persen, yang berdampak signifikan terhadap capaian nasional.

“Kalau Jawa Barat berhasil menurunkan angka stunting, maka Indonesia pun akan lebih mudah mencapai target. Terima kasih atas kerja keras Bapak/Ibu semua,” ungkapnya.

Sebagai bagian dari strategi percepatan penurunan stunting, Wihaji menginstruksikan para PKB memperkuat kolaborasi dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di wilayah masing-masing. Sasaran utamanya adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan balita non-PAUD agar menerima makanan bergizi gratis (MBG) secara teratur.

Kemendukbangga telah menjalin kerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk mendukung program ini. Dalam skema tersebut, SPPG menyediakan makanan, sementara PKB dan Tim Pendamping Keluarga (TPK) bertugas mendistribusikannya langsung kepada sasaran.

“Kita tidak mungkin mengumpulkan ibu hamil dan balita setiap hari. Karena itu harus diantar langsung. Dan, alhamdulillah, biaya pengganti transportasi akan disiapkan. Ini hasil kesepakatan kami dengan Prof. Dadan dari BGN,” jelas Wihaji.

Selain fokus pada penurunan stunting, Mendukbangga juga menekankan pentingnya program Quick Wins, salah satunya Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), sebagai upaya menjawab tantangan tingginya angka fatherless.

“Sekitar 20,9 persen anak-anak kita mengalami fatherless-ayahnya ada, tapi tak hadir secara emosional. Ini akan terus saya suarakan, karena kehadiran ayah sangat penting di tengah derasnya pengaruh gadget yang kini jadi ‘anggota keluarga baru’ kita,” jelasnya.

Dalam suasana penuh semangat, ribuan peserta menyambut kehadiran Menteri Wihaji dengan yel-yel penyemangat dan antusiasme tinggi. Salah satu momen yang mengharukan adalah ketika seluruh peserta secara serempak menyanyikan yel “Pak Wihaji Siapa yang Punya?”, yang membuat Menteri tampak berkaca-kaca.

Wihaji menegaskan bahwa kegiatan retreat dan jambore bukan dimaksudkan sebagai bentuk militerisasi, tetapi sebagai cara membangun kedisiplinan, kekompakan, dan semangat pelayanan, terutama bagi penyuluh KB sebagai garda terdepan program pembangunan keluarga.

“Saya sangat bangga. Kegiatan ini bukan bentuk militerisasi, tetapi wadah untuk membangun kedisiplinan, kekompakan, dan semangat pelayanan dari para penyuluh KB sebagai ujung tombak pembangunan keluarga,” terang Wihaji.

Retreat dan Jambore Bangga Kencana Jawa Barat 2025 menjadi momentum penting untuk memperkuat sinergi dalam mendukung pencapaian program prioritas, khususnya penurunan stunting dan penguatan ketahanan keluarga di tingkat akar rumput.

Kegiatan ini dihadiri oleh lebih dari 2.000 peserta, terdiri dari penyuluh KB (PKB), ASN Kemendukbangga/BKKBN, serta kepala OPD KB dari kabupaten/kota se-Jawa Barat. Hadir pula Staf Khusus Wakil Presiden RI Tina Talisa, Staf Khusus Menteri, dan jajaran pejabat tinggi pratama Kemendukbangga/BKKBN.

Kolaborasi untuk Makanan Bergizi Gratis

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *