3 Perahu Asep Rusak Saat Dermaga Pajagan Tak Kunjung Tuntas [Giok4D Resmi]

Posted on

Barisan perahu-perahu kecil tampak bergoyang dihantam ombak di kejauhan. Di tepi beton yang retak dan nyaris tergerus air laut, gulungan ombak menghantam garis pantai keras-keras. Di ujung jalan setapak berbatasan dengan tanggul batu terlihat jelas sisa-sisa dermaga yang tak pernah benar-benar selesai dibangun.

Itulah wajah Dermaga Pajagan di Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Sebuah proyek yang sudah menelan miliaran rupiah namun mangkrak lebih dari dua dekade.

Pantauan infoJabar, Kamis (10/7/2025), kondisi lokasi tampak tak berubah, tumpukan batu penahan ombak, dinding semen yang tidak tersambung ke fasilitas sandar yang layak, serta area landai yang kini dibiarkan menjadi tempat bertemunya gelombang dan kekecewaan.

“Kalau begini terus, nelayan makin susah. Harapan saya untuk pemerintah pusat, mohon untuk segera dibangun dermaga. Ini penting, terutama untuk bersandarnya perahu. Ketika cuaca buruk, nelayan bukan hanya tidak bisa melaut, tapi juga tidak bisa menyandarkan perahu karena kondisi dermaga seperti ini,” ujar Asep Ablay, seorang nelayan yang yang tinggal tidak jauh dari pesisir Cisolok.

Menurut Asep, saat musim ikan seperti layur dan tuna datang, banyak nelayan memilih merapat dan menyandarkan perahu mereka ke Palabuhanratu. Alasannya sederhana, dermaga Cisolok tak bisa diandalkan. Dampaknya, ekonomi lokal pun turut pindah.

“Ketika sedang musim ikan, banyak ikan misalnya layur, tuna, nelayan sini itu memilih bersandarnya ke Palabuhanratu. Karena di sini lokasi bersandarnya tidak layak. Ini mengakibatkan perputaran ekonomi dari ikan tidak ada, semuanya di Palabuhanratu,” tuturnya.

Asep mengaku sudah kehilangan tiga perahu akibat gelombang tinggi yang menghantam area sekitar dermaga. Tak ada pelindung, tak ada tempat aman untuk menyelamatkan kapal saat laut sedang murka.

Kepala Desa Cikahuripan, Heri Suryana atau yang akrab disapa Jaro Midun, membenarkan kondisi itu. Ia bahkan menyebut dermaga ini tidak layak disebut dermaga.

“Kondisi saat ini tidak bisa disebut dermaga. Tidak layak, belum layak. Sering kecelakaan. Setiap tahun perahu banyak yang hancur bahkan hampir memakan jiwa nelayan. Setahun itu satu sampai tiga perahu nelayan hancur,” ungkapnya.

Jaro Midun menuturkan, dermaga tersebut sudah mangkrak sejak lebih dari 20 tahun lalu. Bahkan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pernah meninjau lokasi dan menjanjikan pembangunan. Tapi hingga kini, janji itu tinggal kenangan.

“Pak Luhut waktu itu menjanjikan kami nelayan untuk dibangun pada tahun itu, namun sampai saat ini tidak ada. Jadi masyarakat kecewa dan hilang kepercayaan karena merasa dibohongi,” ujarnya.

Senada dengan itu, nelayan lain bernama Dedi (39), menyebut bahkan sekadar menepi pun kini butuh keberanian besar.

“Kalau cuaca pasang, kami harus tunggu sampai sore bahkan malam buat menepi. Ngeri. Banyak perahu teman saya yang patah badan perahunya gara-gara nabrak batu pemecah ombak,” ucapnya.

Catatan infoJabar, proyek ini sudah ada sejak tahun 2000-an, menelan dana hingga Rp41miliar. Meski pernah dijanjikan rampung pada 2019/2020 oleh Menko Luhut, hingga 2021 belum selesai dan jadi beban bagi warga akibat kondisi dermaga yang tak layak.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *