Penangkapan Dramatis 2 Sindikat Curanmor di Tasikmalaya

Posted on

Raut kegembiraan terpancar dari wajah Rizal Zaenudin (35) pengendara ojol warga Kampung Tajur, Kelurahan Parakannyasag Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

Betapa sepeda motor miliknya yang sudah 3 bulan hilang digondol maling, berhasil ditemukan kembali.

Motor Honda Beat miliknya menjadi salah satu dari belasan kendaraan roda dua yang berhasil diamankan Polres Tasikmalaya Kota dari 2 komplotan pencurian kendaraan bermotor (curanmor).

“Alhamdulillah masih ada rezekinya, saya ini ojol, sepeda motor itu ibarat “rancatan” (penanggung/istilah Sunda alat mata pencaharian),” kata Rizal, di Mapolres Tasikmalaya Kota, Rabu (9/7/2025).

Meski senang, ada penyesalan yang dirasakan Rizal. Pasalnya setelah motornya diembat maling, dia yang bingung kehilangan mata pencaharian langsung kredit motor baru.

Dia mengatakan motornya dicuri pada 10 Mei 2025 lalu. Usai kejadian itu, dia mengaku kesusahan karena harus menyicil motor baru. Apalagi anak sulung dari 3 orang anaknya akan masuk SMP.

“Nggak menyangka bakal ketemu lagi, menyesal sudah ambil kredit motor baru. Mau dioper kredit sajalah,” kata Rizal sambil mengapresiasi keberhasilan polisi menangkap pelaku pencuri motornya.

Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moch Faruk Rozi mengatakan motor Rizal diembat oleh komplotan curanmor yang diotaki oleh pria bernama Gugun Gunawan (30) alias Ugun warga Kelurahan Sirnagalih, Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya.

Aksi komplotan Ugun ini terbilang merajalela, dalam rentang beberapa bulan terakhir dia mencuri sepeda motor di 38 titik.

Gilanya aksi pria bertato ini menyasar korban yang berada di wilayah tempat tinggalnya sendiri, sekitaran Kecamatan Indihiang.

Cara atau modus Ugun mencuri sepeda motor pun tak seperti biasanya, dia tidak pakai kunci letter T.

“Komplotan ini melakukan pencurian dengan cara mematahkan kunci stang, kemudian didorong. Setelah sampai tempat sepi, dia melakukan korsleting kabel, sehingga sepeda motor bisa dihidupkan,” kata AKBP Moch Faruk.

Kini aksi kriminal Ugun berakhir, dia sudah dibui bersama 3 komplotannya yang terdiri dari Deni Juandi (30) alias Tihul yang juga eksekutor atau pemetik motor, Dedi Ruspendi alias Joker (47) sebagai turut membantu aksi kejahatan ini, serta Yusep Permana sebagai penadah hasil curian.

Dari keempat tersangka ini, polisi mengamankan 13 unit sepeda motor berbagai jenis. Polisi masih berusaha mencari barang bukti dari komplotan ini, karena menurut pengakuan pelaku dia sudah beraksi di 38 TKP.

Salah seorang anggota Reskrim menjelaskan tersangka Ugun ini merupakan residivis yang “naik kelas”. Sebelumnya dia mengambil sepeda motor dengan cara menipu. Dia menyasar pengendara sepeda motor anak-anak dengan modus pura-pura kenal orang tua.

“Si Ugun ini residivis, awalnya pemain tipu gelap (penipuan dan penggelapan), sasaran pemotor bocah. Setelah keluar penjara rupanya naik kelas, jadi pemetik (pencuri sepeda motor) yang merajalela,” katanya.

Drama penangkapan Ugun dan komplotan dilakukan di rumah kontrakan Joker. Mereka yang sedang tertidur siang hari setelah semalaman beroperasi, digerebek polisi. Ugun sempat melawan, sehingga dia diberi hadiah timah panas yang disarangkan ke betisnya.

“Diciduk lagi tidur siang, di kontrakan si Joker. Mungkin habis beraksi malamnya. Langsung kami garuk,” katanya.

Yang cukup menguras tenaga polisi adalah mengumpulkan barang bukti yang sudah dijual ke wilayah Tasikmalaya Selatan. Butuh waktu lebih dari sepekan untuk mengumpulkan 13 sepeda motor itu. “Pencarian BB sampai ke Cidaun Cianjur selatan,” katanya.

Selain menggulung komplotan Ugun, polisi juga berhasil menangkap 4 pelaku Curanmor lintas provinsi.

Komplotan ini terdiri Mahendra (44), Eka Adrian (30), Ari Kiki (28) dan Iwan Saputra (24), semuanya warga Provinsi Lampung.

Mereka diketahui sudah beraksi di 13 TKP di wilayah Kota Tasikmalaya. Modus yang mereka lakukan tergolong konvensional, yakni memakai kunci leter T.

Tapi komplotan ini relatif terorganisir, dimana setelah berhasil mencuri sepeda motor, akan ada tim lain yang bertugas membawa motor curian ke luar kota. Sehingga meski mengaku sudah beraksi di 13 titik, hanya 3 sepeda motor yang baru berhasil diamankan polisi.

Selain itu komplotan ini cukup berbahaya, karena mereka mempersenjatai diri dengan pistol.

“Kami mendapatkan sepucuk senjata api rakitan dengan 5 butir peluru dari tersangka M. Senjata ini mereka gunakan untuk berjaga-jaga seandainya kepergok warga atau ditangkap petugas,” kata AKBP Moch Faruk.

Seperti saat beraksi di daerah Paseh Kecamatan Cihideung Tasikmalaya, Mahendra sempat kepergok oleh korbannya. Saat itu dia sempat menodongkan pistol, sehingga membuat korbannya ketakutan dan dia punya kesempatan untuk kabur. Adegan ini terekam CCTV, sehingga menambah bahan informasi bagi polisi sebelum akhirnya berhasil menangkap komplotan ini.

Salah seorang anggota Satreskrim, mengatakan komplotan ini diciduk saat sedang asyik makan nasi goreng di daerah Singaparna.

Polisi yang sudah tahu mereka bersenjata api, tentu saja sudah bersiap dengan kemungkinan-kemungkinan terburuk.

Namun saat disergap, komplotan ini tak cukup nyali untuk meletuskan senjata itu. Boleh jadi mereka ciut karena polisi langsung melepas tembakan peringatan ke udara.

“Senjatanya malah dibuang, kita bahkan sampai menginterogasi dan mencari-cari senjata itu, ternyata dilemparkan ke balik karpet pedagang nasi goreng,” kata anggota reserse itu.

Momen lain yang terjadi saat penangkapan komplotan Lampung ini yakni aksi nekat tersangka Iwan. Saat hendak diciduk, Iwan ambil langkah seribu masuk ke perkampungan warga. Dia lompat dan bersembunyi di dalam sumur yang cukup dalam.

“Pas beres meringkus, kita sempat heran kok cuma ada 3 orang. Padahal kami yakin semuanya ada 4 orang. Ternyata satu tersangka kabur,” katanya.

Penyisiran kampung dilakukan polisi, mereka sempat kehilangan jejak. Beruntung salah seorang anggota jeli, saat mendapati pagar tanaman salah seorang rumah warga terlihat rusak.

“Rumah itu langsung kami ketuk, tapi yang punya rumah mengaku tak ada orang yang masuk. Hanya sempat mendengar suara “ngagujubar” (suara byur),” katanya.

Ternyata di samping rumah itu ada sebuah sumur, berbekal lampu sorot polisi mengendap ke mulut sumur.

“Ternyata si Iwan lagi bersembunyi di sumur, dia timbul tenggelam di permukaan air sumur,” katanya.

Setelah diultimatum, Iwan akhirnya menyerah. Dari dasar sumur dia akhirnya merayap naik ke permukaan dan menyerah tak berkutik.

“Naiknya nggak kami tolong. Dia bisa naik sendiri, badannya tinggi, jadi bisa merayap di dinding sumur pakai kaki dan punggung. Pas naik dia sudah kelelahan,” kata polisi itu.

Atas penangkapan 2 komplotan curanmor ini Kapolres AKBP Faruk mengingatkan warga agar selalu waspada terhadap aksi curanmor.

“Sebaiknya gunakan kunci ganda, kami pun tentu akan terus meningkatkan patroli untuk mempersempit ruang gerak mereka,” kata Faruk.

Ditangkap di Rumah Joker

Komplotan Curanmor Bersenjata dari Lampung

Lompat ke Sumur

Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *