Mau Kaya Raya dari Cicak? Begini Caranya!

Posted on

Sugandi, pelaku usaha cicak kering asal Desa Kertasura, Cirebon, melihat peluang besar dalam bisnis unik yang digelutinya. Ia berharap suatu saat ada pihak yang melakukan riset terkait budidaya cicak, agar kegiatan ini bisa membuka peluang usaha baru.

“Harusnya ini dibawa untuk penelitian. Budidayanya bagaimana, cara hidupnya seperti apa, berkembangbiaknya gimana,” kata Sugandi saat ditemui di kediamannya, belum lama ini.

Menurutnya, potensi keuntungan dari bisnis cicak kering cukup menjanjikan. Harga jualnya mencapai ratusan ribu per kilogram, apalagi untuk kualitas terbaik.

Hal ini yang membuat Sugandi optimistis budidaya cicak bisa menjadi ladang usaha baru yang bisa mendatangkan keuntungan. “Ada potensi untung gede lah,” ungkapnya.

Selama ini, pasokan cicak yang ia dapat masih bergantung dari hasil tangkapan dari warga. Dengan adanya budidaya, ia berharap pasokan bisa lebih stabil dan dapat membuka peluang usaha baru.

Sejauh ini, Sugandi mengaku biasa mendapat pasokan bahan baku cicak dari warga sekitar. Untuk bahan baku cicak basah, Sugandi membelinya dengan harga hampir Rp50 ribu per kilogram.

“Cicak basah harganya sekarang lagi Rp48 ribu,” ujar Sugandi.

Dalam sehari, Sugandi mengaku mampu memproduksi cicak kering antara 40-50 kilogram. Proses produksi dilakukan dengan dibantu oleh sejumlah pegawai, mulai dari pencucian, penjemuran, hingga pengemasan.

Selain memproduksi sendiri, kini Sugandi juga mulai mendapat pasokan cicak yang sudah dalam kering. Untuk cicak kering yang didapat dari para pemasok, Sugandi membelinya dengan harga Rp250 ribu per kilogram.

“Harga jual ke sininya yang grade A Rp250 ribu. Kalau yang grade B, yang ngga ada buntutnya Rp150 ribu,” tutur Sugandi.

Sugandi mengaku sudah cukup lama menekuni usaha cicak kering. Ia melakukan proses produksi cicak kering untuk diekspor ke China.

“Ekspor ke China. Tapi bukan saya yang kirim, adik saya,” jelasnya.

Saat ini, Sugandi menjual produk cicak kering yang akan diekspor ke China dengan harga Rp270 ribu per kilogram. “Sekarang harganya lagi Rp270 ribu,” tuturnya.

Sugandi sendiri tak mau maju sendirian. Ia punya cara sendiri agar bisnisnya bisa menghadirkan manfaat bagi orang lain.

Salah satunya mencetak pemasok cicak yang andal. Sehingga, pemasok itu bisa turut mendapatkan cuan menggiurkan dari cicak.

Sebelum menerima pasokan dari pemasok, Sugandi terlebih dahulu membekali para mereka dengan pengetahuan tentang cara mengolah cicak hingga kering.

“Ya saya bimbing dulu,” kata Sugandi.

Menurutnya, pasokan cicak kering yang datang sudah melalui proses pengeringan di tempat asal. “Sekarang sudah ada yang sudah dioven dari sananya. Jadi nerimanya sudah kering. Kalau dulu kan basah semua,” jelasnya.

Salah satu daerah yang rutin memasok cicak kering adalah Indramayu. Setidaknya ada sekitar 6 hingga 7 pemasok yang biasa mengirim cicak kering kepada Sugandi.

“Yang keringnya kebanyakan dari Indramayu, ada beberapa pemasok yang rutin kirim. Ada sekitar 6 sampai 7 orang,” ujarnya.

Sugandi menyebut, jika cicak yang dikirim sudah dalam kondisi kering, maka para pemasok tidak perlu terburu-buru dalam proses pengiriman. Sebab, cicak yang sudah dalam keadaan kering bisa disimpan lebih lama tanpa khawatir rusak.

“Jadi ngga harus buru-buru dikirim. Kalau yang masih basah kan harus buru-buru dikirim,” kata Sugandi.

Memoles Kemampuan Pemasok

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *