Petani di Blok Sawah Babakan, Desa Saguling, Kecamatan Baregbeg, Kabupaten Ciamis, panik karena terancam gagal panen. Hal tersebut lantaran tanaman padi mereka diserang hama wereng hingga burung Pipit. Para petani telah berupaya mengatasi serangan hama wereng tersebut, namun hingga kini belum membuahkan hasil.
Salah seorang petani, Jaja (60) mengatakan, dari 2 hektar lahan sawah di blok Babakan, hampir sebagian tanaman padi yang diserang hama wereng. Kondisinya, tanaman padi yang mulai berbuah kini mengering dan mati. Para petani pun panik, khawatir serangan hama wereng terus meluas hingga berpotensi mengakibatkan gagal panen.
“Kami bersama-sama berusaha mengatasi hama wereng ini dengan menyemprot pestisida. Tapi serangan hama wereng terus terjadi dan setiap harinya semakin meluas,” ujar Jaja, Senin (16/6/2025).
Jaja menjelaskan, tanaman padi yang telah terserang hama dan mengering sudah tidak bisa diselamatkan. Untuk itu, tanaman padi yang mati itu dipangkas kemudian dibakar tujuannya supaya serangan hama tidak terus meluas merembet ke tanaman padi yang masih hijau.
Menurut Jaja, para petani di Blok Babakan Sawah juga dibikin pusing dengan serangan burung Pipit. Kawanan burung kerap hinggap di tanaman padi dan memakannya. Upaya yang dilakukan petani dengan membuat Bebegig sawah hingga memasang alat yang mengeluarkan bunyi-bunyian untuk mengusir burung.
“Kami bergantian berjaga di ladang, kalau ada burung langsung bisa diusir. Kalau tidak ditunggu nanti padi habis dimakan,” jelasnya.
Sementara itu, Tini (42), petani lainnya menjelaskan, serangan hama wereng ini terjadi sudah lebih dari satu pekan. Hama wereng tersebut kemungkinan menyerang pada malam hari yang membuat tanaman padi di ratusan bata langsung mengering dan mati.
“Ya panik takut gagal panen. Serangan hama wereng ini bukan yang pertama kali. Menanam kan perlu modal, kalau hasil panen tidak maksimal atau gagal panen tentunya sangat rugi,” tuturnya.
Tini mengaku sudah melakukan berbagai cara sesuai kemampuan untuk mengatasi hama wereng itu. Namun upaya tersebut tidak berarti apa-apa dan kini hanya pasrah dan berdoa supaya serangan hama wereng itu berakhir. “Kami berharap ada perhatian dari pemerintah. Hasil panen ini menjadi andalan kami untuk sehari-hari,” pungkasnya.
