Ironi para pedagang hewan kurban di Karawang, alih-alih cuan di momen Hari Raya Iduladha, malah sengsara gegara sulit terjual.
Acep Sandi (43) warga Cilamaya, Kabupaten Karawang ini memang biasa berjualan kambing kurban tiap momen Iduladha, biasanya tempat jualan hewan itu berlokasi di sepanjang irigasi KW 5, Kecamatan Karawang Timur, Kabupaten Karawang. “Tahun ini sulit banget, kita biasa jualan ini 2 minggu sebelum Lebaran haji (Hari Raya Idul Adha) itu lumayan untungnya, tapi tahun ini penjualan lesu,” ujar Acep, saat berbincang dengan infoJabar, Kamis (5/6/2025).
Selain sulit terjual, harga kambing diklaim turun dibanding sebelumnya imbas sulit terjual untuk kurban, padahal stok cukup banyak. “Iya karena kurang laku, stoknya banyak harga juga turun jadi nggak kayak dulu lagi jualan. Sekarang bukannya untung malah buntung,” kata dia.
Acep menstok ratusan hewan kurban untuk berjualan di momen Iduladha kali ini, namun stoknya masih tersisa banyak, dan harus dijual di bawah harga pasar. “Saya biasanya stok 100 ekor kambing dari peternak, di tahun-tahun sebelumnya momen lebaran haji biasanya harga naik, ini malah turun, tadinya ditarget laku Rp4 juta harga pasar untuk kambing jantan, sekarang terjual dengan harga Rp3 juta, itu pun terpaksa karena daripada nggak ada yang beli,” keluhnya.
Dari 100 ekor kambing yang distok oleh Acep tahun ini, ia baru berhasil menjual sebanyak 46 ekor kambing, dengan harga yang tidak semestinya.
“Sekarang sisa lebih dari separo, baru 46 ekor terjual sejak awal jualan. Kita belanja spare-nya sedikit biasanya kita beli di kisaran harga Rp2,4 juta sampai Rp2,8 juta. Sekarang dijual rata-rata Rp3 juta, kan nggak sebanding itu sama modal kalau dihitung untung ya nggak ada,” ungkap Acep.
Jika stok kambingnya tidak laku, kata Acep, biasanya ia akan menjual kambing tersebut ke pedagang sate di wilayah Purwakarta, namun tentu harganya pun kurang kompetitif, sebab jika dipelihara sendiri tidak mungkin karena kambing jantan tidak dapat berkembang biak.
“Kalau nggak habis biasanya dijual ke tukang sate maranggi di Purwakarta, tapi harganya nggak bisa kenceng. Kalau nggak dijual juga percuma nggak bisa dipelihara kalau kambing jantan nggak akan beranak,” imbuhnya.
Selain kambing dan domba, Acep mengaku juga menjual sapi, penjualan sapi di momen Iduladha justru masih stabil. “Sapi juga jual, tapi nggak di lapak, kalau penjualan sapi justru stabil, selama 2 minggu ini terjual sekitar 15 ekor dari stok kita sebanyak 20 ekor, angka itu sama seperti tahun-tahun sebelumnya,” pungkasnya.