8 Amalan Jelang Tahun Baru Islam 2025, 1 Muharram 1447 H

Posted on

Tahun Baru Islam 1447 Hijriah yang akan jatuh pada tanggal 27 Juni 2025 menandai datangnya bulan Muharram, bulan pertama dalam kalender Hijriah. Dalam Islam, Muharram termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci) yang dimuliakan oleh Allah SWT. Bulan ini disebut juga Syahrullah atau Bulan Allah, dan merupakan momentum penting untuk memperbanyak amalan kebaikan.

Sayangnya, sebagian masyarakat masih memandang bulan Muharram dengan prasangka buruk, terutama dalam tradisi budaya lokal yang melekatkan bulan ini dengan kesialan. Padahal, dalam Islam, semua hari adalah baik jika diisi dengan ketaatan. Untuk itu, mari kita sambut Tahun Baru Hijriah dengan memperbanyak amal salih dan memperkuat keimanan.

Berikut adalah sejumlah amalan yang dianjurkan saat menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 H, berdasarkan kajian para ulama dan sumber terpercaya.

Sebagian orang menganggap bulan Muharram-atau yang dikenal di Jawa dengan sebutan bulan Suro-sebagai bulan yang membawa kesialan. Tradisi ini seringkali melarang penyelenggaraan pernikahan, syukuran, atau acara besar lainnya.

Namun menurut Ustaz Muhammad Abduh Tuasikal, sikap semacam ini termasuk bentuk mencela waktu, yang sejatinya merupakan kebiasaan kaum musyrik. Allah SWT menciptakan waktu sebagai sesuatu yang netral. Musibah dan kesialan bukan berasal dari waktu, melainkan ujian dari Allah SWT sesuai dengan kehendak-Nya.

Buya Yahya, pengasuh Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, juga mengingatkan agar umat Islam selalu berprasangka baik kepada Allah. Dalam Hadis Qudsi, Allah berfirman bahwa Dia sesuai dengan prasangka hamba-Nya. Maka, menyambut tahun baru dengan hati penuh optimisme dan syukur adalah langkah awal untuk meraih kebaikan.

Bulan Muharram merupakan waktu yang sangat dianjurkan untuk berpuasa. Rasulullah SAW bersabda bahwa sebaik-baik puasa setelah Ramadan adalah puasa di bulan Muharram.

Puasa yang paling utama di bulan ini adalah puasa Asyura, yang jatuh pada 10 Muharram. Diriwayatkan dalam hadis bahwa puasa pada hari Asyura dapat menghapus dosa setahun yang lalu (HR. Muslim).

Untuk menyempurnakan ibadah ini, umat Islam juga dianjurkan melaksanakan puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram. Rasulullah SAW pernah menyampaikan keinginannya untuk berpuasa pada 9 dan 10 Muharram sebagai bentuk pembeda dari kebiasaan kaum Yahudi yang hanya berpuasa pada 10 Muharram.

Meskipun dianjurkan untuk memperbanyak puasa, bukan berarti kita berpuasa sebulan penuh seperti di bulan Ramadan. Aisyah RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW tidak pernah menyempurnakan puasa sebulan penuh kecuali di bulan Ramadan. Oleh karena itu, berpuasalah sesuai kemampuan, dengan niat tulus dan tidak memaksakan diri.

Tahun baru Islam adalah saat yang tepat untuk memperbaharui niat dalam berbagi dan meningkatkan kepekaan sosial. Memberi sedekah, membantu fakir miskin, dan menyantuni anak yatim merupakan amalan yang sangat dianjurkan.

Namun Buya Yahya mengingatkan agar tidak menjadikan Muharram sebagai satu-satunya momen untuk menyantuni anak yatim. Menolong mereka sebaiknya dilakukan secara konsisten sepanjang tahun, bukan hanya saat gebyar peringatan 10 Muharram.

Momentum pergantian tahun Hijriah seharusnya dijadikan saat untuk muhasabah atau introspeksi diri. Apa saja amal ibadah kita yang masih kurang di tahun sebelumnya? Sudahkah kita menjauhi dosa-dosa kecil maupun besar?

Mengambil semangat dari hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, kita pun diajak untuk melakukan hijrah spiritual-meninggalkan keburukan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Meskipun tidak ada dalil yang secara eksplisit mewajibkan membaca doa akhir tahun atau awal tahun Hijriah, banyak ulama menyatakan bahwa membaca doa adalah amalan yang baik selama tidak mengandung keyakinan syirik atau bertentangan dengan syariat.

Doa akhir tahun dibaca pada sore hari menjelang Maghrib 30 Dzulhijjah, dan doa awal tahun dibaca setelah Maghrib pada malam 1 Muharram. Intinya adalah memohon ampun atas segala kesalahan di masa lalu dan memohon kebaikan serta perlindungan untuk tahun yang akan datang.

Bulan Muharram juga merupakan momen yang baik untuk memperkuat hubungan spiritual dengan Allah SWT. Membaca Al-Qur’an, berdzikir, dan memperbanyak istighfar sangat dianjurkan. Aktivitas ini dapat menjadi pengingat dan penyemangat untuk memulai tahun baru dengan hati yang bersih dan jiwa yang tenang.

Mengajarkan makna dan nilai tahun baru Hijriah kepada anak-anak sejak dini sangat penting. Ajarkan mereka bahwa Tahun Baru Islam bukan sekadar perayaan, tetapi momentum refleksi dan peningkatan diri. Bisa melalui cerita tentang hijrah Nabi, kisah sahabat, hingga kegiatan keluarga seperti membaca doa bersama dan membuat target ibadah tahunan.

Tahun Baru Hijriah bukan hanya pergantian angka dalam kalender Islam. Ia adalah momen yang sarat makna untuk memperbaiki diri, memperbanyak amal, dan memperkuat ikatan spiritual dengan Allah SWT. Semoga kita semua diberikan kesempatan untuk menyambut 1 Muharram 1447 H dengan hati yang bersih dan tekad kuat menjadi pribadi yang lebih baik.

1. Menjauhi Prasangka Buruk

2. Memperbanyak Puasa Sunah di Bulan Muharram

3. Menjaga Niat dan Tidak Berpuasa Sebulan Penuh

4. Bersedekah dan Menyantuni Anak Yatim

5. Introspeksi Diri dan Berhijrah Menjadi Lebih Baik

6. Membaca Doa Awal dan Akhir Tahun

7. Membaca Al-Qur’an dan Memperbanyak Dzikir

8. Mengajak Keluarga dan Anak-anak Mengenal Tahun Baru Islam