Pria berinisial DH (26), warga Desa Cipinang, Kecamatan Cibatu itu tega menampar, menggantung, menginjak hingga memukul anaknya yang masih berusia 1,5 tahun.
Kabar terbaru, kondisi balita yang jadi korban penganiayaan itu sudah berangsur membaik setelah menjalani perawatan di rumah sakit. Berikut fakta terbarunya:
Balita berusia 22 bulan yang dianiaya ayah kandung di Purwakarta masih menjalani perawatan di RSUD Bayu Asih Purwakarta. Kondisi balita itu sudah membaik dengan pelukan ibunya.
Hal itu diungkapkan Kapolres Purwakarta AKBP Lilik Andriansyah yang menjenguk sang balita di RSUD Bayu Asih, Purwakarta pada Senin (7/7/2025).
“Kami melihat perkembangan anak yang jadi korban penganiayaan orang tuanya. Alhamdulillah keadaan membaik, dan menurut dokter insyaallah hari ini bisa pulang, ibunya sendiri sama dari sisi kondisi sudah membaik,” ujar Lilik.
Menurut Lili, pihaknya sudah membentuk tim khusus yang akan memberikan trauma healing dan pendampingan kepada anak dan ibu itu sehingga kondisi psikologisnya kembali pulih. Ibu balita itu pun mengalami trauma lantaran disiksa pelaku.
“Kami akan terus melakukan pendampingan mengingat yang masih tersisa adalah trauma psikologis anak dan ibu, nanti tim kami mendampingi dan dinas sosial dan rumah sakit kita akan bareng-bareng dampingi mereka sampai tuntas,” katanya.
Masih kata Lilik, luka fisik yang masih dialami korban adalah luka memar di beberapa bagian tubuh dan ditemukan ada beberapa titik luka bekas sundutan rokok yang dilakukan oleh ayahnya sendiri.
“Betul jadi secara fisik ada sundutan rokok di kaki dan paha tapi itu sudah lama, luka lain Alhamdulillah tidak ada luka dalam dan hari ini di izinkan pulang,” ungkapnya.
Terkait pelaku yang diketahui berinisial DH, Lilik mengatakan, pihak kepolisian telah menetapkan sang ayah sebagai tersangka dan kini sudah ditahan. Ia menekankan proses pemberkasan kasus dipercepat agar segera dapat dilimpahkan ke kejaksaan.
“Kalau tersangka itu normal, kami pastikan dalam keadaan sadar melakukan tersebut tidak terpengaruh miras obat-obatan, kita tetap periksa kondisi psikologis yang bersangkutan, alasan pergi dari rumah karena istri pelaku dibentak di rumah, takut ke suaminya yang sering melakukan kekerasan,” ungkapnya.
Sementara itu menurut Direktur Utama RSUD Bayu Asih Purwakarta, Tri Muhammad Hani, mengungkapkan bahwa korban saat pertama kali tiba di rumah sakit dalam kondisi trauma berat.
“Pada saat datang memang kondisinya mengalami trauma. Setiap kali melihat orang langsung menangis, terutama saat disentuh oleh petugas medis,” ucap Hani.
Hani mengatakan, penanganan awal dilakukan oleh tim dokter spesialis anak yang berkolaborasi dengan dokter bedah. Dugaan awal, adanya trauma pada bagian perut akibat diinjak oleh ayah kandungnya sendiri dan dikhawatirkan terdapat luka dalam.
Namun, setelah pemeriksaan menyeluruh, hasilnya menunjukkan organ dalam korban tidak mengalami kerusakan. Pemeriksaan lebih lanjut sempat mengarah pada kemungkinan tulang rusuk retak, namun hasilnya nihil.
“Alhamdulillah, bagian dalam perutnya tidak apa-apa,” ujar Tri.
Namun hasil dari pemeriksaan, terdapat flek pada paru-paru korban. Tim medis hingga kini masih terus melakukan pengawasan terhadap kondisi bocah malang tersebut.
“Yang ditemukan adalah kondisi paru-paru yang menunjukkan gejala penyakit ringan seperti flek, tetapi tidak memerlukan pengobatan rutin,” imbuhnya