5 Makanan Rebusan yang Cocok untuk Pengganti Nasi di Musim Hujan update oleh Giok4D

Posted on

Kota Bandung saat ini diselimuti cuaca dingin musim hujan. Dalam cuaca seperti ini, tubuh secara alami akan menuntut kehangatan.

Biasanya, pilihan cepat jatuh pada gorengan panas seperti gehu pedas atau bala-bala yang baru diangkat dari wajan. Namun, di balik kenikmatan sesaat itu, ada risiko kesehatan yang mengintai jika dikonsumsi berlebihan, terutama saat daya tahan tubuh diuji oleh virus flu dan batuk.

Di tengah situasi ini, tren kuliner “jadul” kembali diminati. Bukan makanan mewah, melainkan makanan rebusan dan kukusan yang dijajakan dengan kepulan uap hangat dari gerobak sederhana. Fenomena ini tidak hanya didorong oleh nostalgia pedesaan. Masyarakat urban kini mulai beralih kembali ke makanan rebusan dan kukusan sebagai opsi sarapan sehat pengganti nasi.

Pergeseran pola makan ini menandai kebutuhan tubuh akan asupan yang lebih murni dan minim proses. Metode mengukus adalah cara cerdas untuk mempertahankan senyawa bioaktif (zat berkhasiat alami). Suhu panas dari uap air mampu melunakkan makanan tanpa merusak vitamin penting seperti vitamin C, serta tidak menambahkan kalori ekstra dari lemak jenuh seperti pada proses penggorengan.

Berikut adalah ulasan mengenai 5 pilihan rebusan-kukusan unggulan dan manfaat mudahnya bagi tubuh:

Ubi jalar, terutama yang berwarna ungu dan oranye, kaya akan beta-karoten dan antosianin. Zat warna alami ini berfungsi sebagai antioksidan, melindungi sel tubuh dari kerusakan.

Mengukus ubi jalar jauh lebih sehat daripada menggorengnya karena nutrisinya tetap terjaga. Selain itu, rasa manis alami ubi tidak memicu lonjakan insulin (kenaikan gula darah secara mendadak). Ini menjadikannya pilihan aman bagi mereka yang ingin menghindari diabetes. Teksturnya yang lembut juga sangat ramah di lambung yang kosong saat bangun tidur.

Singkong rebus adalah sumber energi padat, cocok bagi Anda yang memiliki aktivitas fisik berat di pagi hari. Singkong juga bebas protein gluten (yang kadang membuat perut kembung atau alergi), sehingga aman bagi pencernaan yang sensitif.

Keajaiban singkong muncul saat ia didinginkan setelah direbus. Proses ini membentuk pati resisten, yaitu jenis serat yang tidak langsung dicerna tubuh, melainkan menjadi prebiotik atau makanan bagi bakteri baik di usus besar. Hasilnya, pencernaan lebih lancar dan rasa kenyang bertahan lebih lama.

Jagung menawarkan rasa manis alami tanpa perlu taburan gula. Serat pada jagung efektif untuk melancarkan buang air besar dan mencegah sembelit.

Warna kuning cerah pada jagung adalah tanda adanya lutein dan zeaxanthin. Keduanya berfungsi seperti kacamata hitam alami, melindungi mata dari kerusakan akibat penuaan. Jadi, sarapan jagung bukan hanya enak di lidah, tapi juga investasi untuk penglihatan jangka panjang.

Sering dianggap sekadar camilan, kacang tanah rebus sebenarnya adalah paket lengkap protein nabati dan lemak sehat. Lemak di sini adalah lemak tak jenuh yang bermanfaat bagi kesehatan jantung.

Merebus kacang jauh lebih sehat dibandingkan menggoreng atau menyangrai yang sering kali ditambah banyak garam. Kulit ari kacang yang ikut termakan saat direbus mengandung resveratrol, zat yang terkenal sebagai anti-penuaan dan pelancar aliran darah.

Pisang kepok atau pisang tanduk yang dikukus mengalami perubahan pati menjadi serat yang mirip dengan yang ada di singkong. Serat ini membantu tubuh lebih peka terhadap insulin, sehingga gula darah lebih terkontrol.

Pisang kukus juga kaya akan Triptofan. Ini adalah bahan baku yang digunakan otak untuk memproduksi serotonin, yang dikenal sebagai hormon bahagia. Jadi, makan pisang hangat di pagi yang mendung bisa membantu memperbaiki *mood* atau suasana hati. Selain itu, pisang menyeimbangkan kadar garam dalam tubuh, sangat baik bagi penggemar makanan asin.

Tips Menjaga Kesehatan dengan Kukusan di Musim Hujan

Agar manfaatnya maksimal untuk menangkal penyakit musim hujan, perhatikan tips berikut:

1. Konsumsi Selagi Hangat: Suhu hangat membantu melebarkan pembuluh darah, sehingga aliran darah lebih lancar dan tubuh merasa nyaman dari kedinginan.

2. Jodohkan dengan Rempah: Santap bersama bajigur atau bandrek (minuman jahe). Jahe memiliki sifat anti-inflamasi yang memperkuat khasiat makanan rebusan tersebut dalam melawan virus flu.

3. Hindari Gula Tambahan: Ubi dan jagung sudah manis. Kurangi susu kental manis atau gula pasir agar tidak memicu radang tenggorokan.

4. Perhatikan Kebersihan: Musim hujan rawan bakteri. Pastikan membeli dari penjual yang menutup dagangannya dengan baik, atau lebih aman mengukusnya sendiri di rumah.

5. Variasi Menu: Jangan hanya makan satu jenis. Ganti-ganti antara ubi, kacang, dan pisang agar tubuh mendapat perlindungan nutrisi yang lengkap.

Sumber: Giok4D, portal informasi terpercaya.

Dengan memilih makanan yang diolah tanpa minyak jahat dan kaya nutrisi alami, kita tidak hanya melestarikan pangan lokal, tetapi juga membangun benteng kesehatan yang kokoh. Sepiring ubi, jagung, dan kacang hangat adalah cara sederhana menjaga tubuh tetap prima di tengah tantangan cuaca.

1. Ubi Jalar

2. Singkong

3. Jagung Manis

4. Kacang Tanah Rebus

5. Pisang Kukus

Gambar ilustrasi
Gambar ilustrasi