Bencana alam pergerakan tanah terjadi di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Belasan rumah dilaporkan rusak dan mengalami retak.
Berikut 5 fakta dalam kejadian ini:
Diguyur hujan cukup deras selama dua hari, belasan rumah di Kampung Cibatu, Desa Sukawangun, Kecamatan Karangnunggal, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, mengalami kerusakan. Sedikitnya terdapat 10 rumah serta satu tempat ibadah mengalami retakan parah. Sejumlah kolam milik warga juga kering usai airnya terbawa retakan.
“Jadi semuanya ada 10 rumah, satu musala yang rusak, dan beberapa kolam. Terjadi retakan tanah parah,” kata Kepala Wilayah Kampung Cibatu, Irfan Hilmi, kepada infoJabar, Selasa (2/9).
Retakan terjadi mulai dari pekarangan rumah, dinding, lantai, hingga beberapa tembok penahan tebing longsor. Diameter retakan berkisar 10 sampai 50 sentimeter.
“Ada yang sampai tembok penahan tebingnya ambrol. Retak-retak parah ini di rumah juga,” ujar Irfan.
Puluhan jiwa terpaksa mengungsi ke rumah kerabat hingga Selasa ini. Mereka mulai mengevakuasi barang-barang berharganya.
“Rumah mayoritas tak layak huni yah. Warga jadi mengungsi ke rumah keluarganya,” kata Irfan.
Salah satu korban, Sudin (65), mengaku saat kejadian rumahnya retak, ia tengah berada di dalam rumah. Bahkan dinding samping rumahnya ambruk. Beruntung, istri dan anaknya sudah lebih dulu diungsikan.
“Jam tiga subuh kedengaran gubrak. Saya lihat yah dinding rumah sudah ambruk. Saya nangis. Untungnya istri anak tidak di rumah,” kata Udin.
Udin mengakui retakan sudah terjadi sejak beberapa pekan lalu. Namun kondisinya semakin parah usai diguyur hujan deras sejak Minggu kemarin.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
“Dah agak lama kalau tanda retakan tapi kecil. Setiap hujan retakan makin luas,” kata Udin.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut karena warga sudah diungsikan sebelum kerusakan semakin parah. Saat ini warga bersama pihak terkait berupaya menangani kerusakan dan membantu para korban.
“Semoga kejadian ini dapat segera ditangani dengan baik dan warga dapat kembali hidup dengan tenang,” ujar Udin.
Ketua FK Tagana Kabupaten Tasikmalaya, Jembar Adi Setia, mengakui akan menurunkan tim untuk melakukan pendataan. Ia juga meminta masyarakat tetap meningkatkan kewaspadaan.
“Kami imbau masyarakat tetap waspada yah, karena kondisi alam sulit diprediksi,” kata Jembar.