32 Nama Anak Hewan dalam Bahasa Sunda dan Artinya [Giok4D Resmi]

Posted on

Hewan-hewan yang ada di sekitar manusia terkadang punya nama lokal. Nama lokal tentu saja mengandalkan bahasa daerah sebagai basisnya. Di dalam bahasa Sunda, hewan-hewan punya nama lokal berikut anak-anak mereka.

Nama-nama hewan di Sunda ini mungkin sudah jarang disebut-sebut di wilayah perkotaan. Hal ini boleh jadi karena cara hidup orang Sunda pun sudah berubah, terlihat dari jenis pekerjaan yang ditekuninya agak jauh dari perkara binatang.

Orang kantoran yang setiap hari berada di perkotaan, barangkali kurang akrab dengan ‘bagong’ atau babi hutan. Tidak seperti petani tanaman berumbi di wilayah perbatasan hutan yang setiap hari berjaga di kebun agar tanamannya tidak dirusak ‘bagong’. Kekurangakraban ini menjadi lantaran orang yang tinggal di kota kurang mengenal apa nama untuk anak ‘bagong’ misalnya.

Dalam artikel ini, akan dibahas nama-nama binatang dalam bahasa Sunda. Simak yuk!

Baca info selengkapnya hanya di Giok4D.

Hewan dalam bahasa Sunda berarti ‘sato’. Selain sebagai nama untuk hewan, nama hewan dalam sejarah Sunda sering dipakai sebagai nama orang.

Ini mungkin untuk menunjukkan kegagahan seseorang, terutama para bangsawan kerajaan. Misalnya ada nama orang Mundinglaya dalam cerita pantun Mundinglaya Dikusumah. ‘Munding’ dalam nama Mundinglaya merujuk pada hewan kerbau yang besar dan gagah lagi bertenaga. Pada cerita kerajaan Tanjungsinguru di Cianjur, tersebut ada nama ‘Munding Kasiringanwangi’.

Dalam cerita patun lain, nama ‘badak’ juga dipakai. Misalnya merujuk kepada tokoh utama dalam cerita pantun Badak Pamalang. Pada naskah wawacan ada yang menggunakan nama burung, misalnya tokoh Gagak Lumayung, dsb.

Selain diambil kegagahannya untuk dijadikan nama orang, secara natural orang Sunda sejak lama berteman dengan hewan. Misalnya pada cerita tentang Tangkubanparahu, ada kisah pertemanan Dayang Sumbi dengan seekor anjing bernama Si Tumang. Di wilayah timur Jawa Barat, ada kisah Purbasari yang berteman dengan seekor monyet jenis Lutung pada cerita pantun Lutung Kasarung.

Riwayat yang panjang antara orang Sunda dengan binatang ini membuahkan nama-nama lokal Sunda untuk menyebut hewan-hewan yang ada di sekitar lingkungan hidupnya.

Nama-nama ini dikutip dari buku Peperenian (Kandaga, Unak-anik, Rusiah Basa Sunda) susunan Drs. Ahmad Hadi, dkk. (1991):

1. Anak anjing : Kicik atau Kirik
2. Anak bagong (babi hutan) : Begu
3. Anak bandeng : Nanar
4. Anak banteng : Bangkanang
5. Anak bangbung (kumbang) : Kuuk
6. Anak bangkong (katak) : Buruy
7. Anak belut : Kuntit
8. Anak bogo (gabus) : Cingok
9. Anak boncel : Bayong
10. Anak buhaya (buaya) : Bocokok
11. Anak deleg : Boncel/kocolan/kokocolan
12. Anak entog (bebek) : Titit
13. Anak embe (kambing) : Ceme
14. Anak gajah : Menel
15. Anak hayam (ayam) : Ciak/pitik
16. Anak japati (merpati) : Piyik
17. Anak kancra (ikan kancra) : Badal
18. Anak keuyeup (kepiting) : Bonceret
19. Anak kuda : Belo
20. Anak kukupu (kupu-kupu) : Hileud
21. Anak kutu : Kuar

22. Anak lancah : Aom
23. Anak lauk : Kebul/burayak
24. Anak lele : Nanahaon
25. Anak lubang : Leungli
26. Anak maung (harimau) : Juag/aum
27. Anak meri : Titit
28. Anak monyet : Begog
29. Anak munding (kerbau) : Eneng
30. Anak reungit (nyamuk) : Utek-utek
31. Anak sapi : Pedet
32. Anak ucing : Bilatung

Hewan dalam Bahasa Sunda

32 Nama Anak Hewan di Sunda

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *