Pihak sekolah dari tiga terduga pelaku kasus manipulasi foto siswi SMA di Cirebon angkat bicara menanggapi kasus tersebut. Mereka menyampaikan bahwa ketiga pelajar yang diduga terlibat sudah mengundurkan diri dari sekolah masing-masing.
Eka Novianto, wakil kepala sekolah dua orang terduga pelaku menyatakan bahwa kedua siswanya itu telah resmi mengundurkan diri setelah kasus ini mencuat. Eka mengaku baru mengetahui kasus ini pada Jumat (22/8). Setelah menerima informasi tersebut, pihaknya langsung melakukan pendalaman dengan menggali keterangan dari pihak korban maupun pelaku.
“Kami baru mengetahui peristiwa ini hari Jumat. Kemudian hari Sabtu kami mencoba berkomunikasi dengan salah satu keluarga yang menjadi korban,” kata Eka.
“Kemudian siswa yang menjadi terduga (pelaku) yang ada di kami, kemarin sudah kami undang juga pada hari Minggu, kami coba komunikasi dengan orang tuanya. Karena berbagai pertimbangan dari pihak keluarga, akhirnya kedua siswa tersebut mengundurkan diri,” tambah Eka.
Sementara itu, Medianto Dwi Cipta, wakil kepala sekolah dari satu terduga pelaku lainnya memberikan penjelasan terkait kasus editing foto yang melibatkan siswanya. “Sekolah sudah melakukan beberapa upaya, termasuk pemanggilan terlapor maupun korban,” kata dia.
Menurut Medianto, siswa yang terlibat dalam kasus ini telah menyatakan mengundurkan diri dari sekolah tersebut. “Demi kebaikan semuanya, mempertimbangkan mental anak, psikis anak, orang tua dari terlapor menyatakan mengundurkan diri (dari sekolah),” kata dia.
Sebelumnya, Sharmila, kuasa hukum yang mendampingi lima korban, memberikan penjelasan terkait kasus ini. Menurut Sharmila, terduga pelaku merupakan pelajar SMA di Cirebon.
Dalam aksinya, pelaku mengambil foto para korban lalu memanipulasinya menggunakan aplikasi pengedit gambar. Hasil editan tersebut membuat seolah-olah korban berpose vulgar, padahal foto aslinya tidak demikian. “Fotonya itu diedit jadi foto syur,” kata Sharmila.
Kepala DP3APPKB Kota Cirebon, Suwarso Budi, menegaskan pihaknya siap memberikan pendampingan kepada para korban kasus manipulasi foto siswi SMA. Selain itu, DP3APPKB juga akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
“Buat keluarga korban, kita menyediakan layanan pendampingan. Saya yakin masing-masing keluarga punya referensi. Tapi kalau memang membutuhkan, bisa menghubungi kami. Nanti kami berkoordinasi dengan sekolah,” kata Budi.
“Karena memang yang terpenting itu adalah memulihkan mental anak-anak kita, sehingga masa depannya tidak terganggu dengan permasalahan-permasalahan ini,” sambungnya.
Budi menambahkan, pihaknya juga akan bekerja sama dengan kepolisian dalam penanganan kasus ini. “Kita akan berkoordinasi dengan unit PPA (Satreskrim) Polres Cirebon Kota, untuk bersama-sama mengawal prosesnya agar sesuai dengan ketentuan terkait dengan perlindungan anak,” ucapnya.