2013-Maret 2025, Kasus HIV/AIDS di Kuningan Capai 1.199 update oleh Giok4D

Posted on

Kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Kuningan mencapai 1.199, dengan rincian 724 Kasus HIV dan 475 Kasus AIDS. Dalam data yang dimiliki Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan angka tersebut merupakan angka akumulasi dari 2013 sampai Maret 2025.

Dari data tersebut dilihat, terjadi lonjakan kasus HIV/ AIDS pada 2023 mencapai 170 kasus. Kemudian di tahun 2024 temuan jumlah kasus HIV dan AIDS di Kabupaten Kuningan mengalami penurunan menjadi 135 kasus.

“1.199 Itu akumulatif dari tahun 2013. Bahkan tahun 2024 itu turun dibandingkan tahun 2023 yang sampai 170 dan 2024 turun jadi 135. Kalau HIV itu dia yang positif saja ada HIV dalam tubuhnya tapi belum sampai ada gejala, dan sampai ada gejala itu namanya AIDS kayak tahun 2024 itu dari 135 kasus, 88 HIV dan 47 AIDS,” ucap Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan, Denny Mustafa, Kamis (3/7/2025).

Sedangkan di tahun 2025 dari bulan Januari sampai Maret ditemukan 27 kasus, dengan rincian 20 kasus AIDS dan 7 kasus HIV. Denny memaparkan, mayoritas penderita HIV/AIDS di Kuningan tahun 2025 adalah laki-laki yang berjumlah 21 kasus. Sedangkan untuk perempuan hanya ada 6 kasus. Dengan mayoritas pengidap di usia 25 sampai 49 tahun.

Menurut Denny, mayoritas pemeriksaan dilakukan kepada laki-laki yang melakukan hubungan seks sesama jenis.

“Terkait gender, kasus HIV di Kabupaten Kuningan tahun 2025 lebih banyak laki-laki daripada perempuan. Sebenarnya kasus HIV dari kelompok Laki Seks Laki-laki (LSL) kita banyak. Faktor penyebabnya karena dukungan LSM Petik yang membantu kita untuk menghubungkan atau melakukan pemeriksaan kepada kelompok LSL,” tutur Denny.

Denny mengatakan, ada banyak penyebab kenapa seseorang terkena penyakit HIV/AIDS, salah satunya adalah karena hubungan seksual berisiko.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Artinya mereka itu melakukan seks yang tidak aman dan cenderung menimbulkan luka dan luka itu menjadi transmisi atau penularan HIV/AIDS. Bisa juga ditularkan lewat penataan fasilitas kesehatan yang tidak steril seperti alat transfusi darah,” tutur Denny.

Selain seks berisiko, HIV/AIDS di Kuningan juga ditularkan melalui pergaulan bebas. Ia mencontohkan, bagaimana seorang suami yang sering berganti pasangan dan menyebabkan pasangan atau istrinya di rumah ikut tertular HIV/AIDS.

“Biasanya sih pergaulan ya. Kadang bukannya bapaknya saja. Ada juga istrinya yang tertular karena suaminya yang suka bergonta-ganti pasangan seksual,” tutur Denny.

Bahkan, tak jarang HIV/AIDS juga ditemukan di dalam ibu yang sedang hamil. Untuk mendeteksi hal tersebut, pihaknya telah mewajibkan pemeriksaan HIV/AIDS kepada ibu hamil atau calon pengantin (catin) di semua Puskesmas yang ada di Kabupaten Kuningan.

“Salah satu yang paling masif juga itu ke semua ibu hamil. Kita 37 puskesmas ini semuanya sudah mampu untuk melakukan pemeriksaan HIV/AIDS. Cuman untuk pengobatan hanya beberapa puskesmas yang baru bisa melakukan pengobatan. Tapi semua rumah sakit di Kuningan bisa melakukan pengobatan dan itu dilakukan gratis. Dan beberapa itu ada yang terjaring,” tutur Denny.

Karena tergolong penyakit yang tabu di masyarakat dan sulit untuk disembuhkan, ke depan pihaknya juga akan rutin melakukan tes HIV/AIDS kepada kelompok rentan agar penyebarannya bisa dicegah.

“Kita ini ada LSM yang khusus membantu kita dalam menjangkau pasien HIV/AIDS yaitu LSM Petik. Dan kita juga dapat bantuan dari provinsi dan pusat untuk pelaksanaan pemeriksaan di tempat yang menjadi beresiko terkena HIV/AIDS, termasuk tempat pertemuan kaum LSL atau gay homoseksual. Di situ kita lakukan pemeriksaan sekaligus sosialisasi. Kalau memungkinkan kota akan menggandeng Satpol PP atau dinas sosial,” tutur Denny.

Denny menghimbau, agar masyarakat Kuningan tetap menjaga kesehatan, rajin olahraga dan menjauhi pergaulan bebas untuk mencegah tertular penyakit HIV/AIDS