Waruga Bodas, Seni Helaran Unik dari Ciamis

Posted on

Kabupaten Ciamis sebagai salah satu daerah yang punya anekaragam kesenian dan kebudayaan yang cukup dikenal di Jawa Barat. Selain Bebegig Sukamantri dan Mabokul, ternyata Ciamis juga memiliki kesenian helaran lainnya, yakni Waruga Bodas dari Desa Pusakanagara, Kecamatan Baregbeg.

Beberapa waktu lalu Seni Waruga Bodas unjuk gigi di pentas budaya nasional, mewakili Ciamis dalam memeriahkan Hari Jadi ke-543 Kabupaten Bogor. Waruga Bodas mendapatkan apresiasi dari warga Bogor.

Keunikan Waruga Bodas tak hanya terletak pada konsep ceritanya, tetapi juga pada material utamanya yang berasal dari hasil alam khas daerah. Waruga Bodas terbuat dari samak bodasan atau tikar putih yang dibuat dari daun pandan.

Seni Waruga Bodas ini karya kelompok seni Desa Pusakanagara hasil binaan Dinas Kebudayaan, Pemuda, dan Olahraga (Disbudpora) Kabupaten Ciamis. Selain menjadi upaya pelestarian budaya, seni ini juga menjadi bentuk pemberdayaan masyarakat desa yang selama ini dikenal sebagai sentra kerajinan tikar pandan.

Pamong Budaya Ahli Muda Disbudpora Ciamis Eman Hermansyah Sastrapraja menjelaskan, Waruga Bodas tidak sekadar pertunjukan, melainkan kisah perjalanan spiritual seorang tokoh bernama Waruga. Tokoh ini digambarkan sebagai figur yang memiliki potensi besar untuk menjadi pahlawan, namun harus melewati proses panjang pencarian jati diri, ketahanan hidup, dan pemberdayaan, hingga akhirnya mencapai kebajikan.

“Bodas atau putih dalam Waruga Bodas adalah simbol perjalanan menuju kebaikan dan kemurnian hidup. Seni ini bukan sekadar estetika, tapi sarat makna dan filosofi,” ujar Eman, Selasa (1/7/2025).

Eman mengatakan, Desa Pusakanagara, tempat asal seni Waruga Bodas, dulunya dikenal sebagai sentra pengrajin tikar pandan. Namun, seiring waktu, jumlah pengrajin terus berkurang, bahkan nyaris punah. Melalui seni Waruga Bodas, anyaman samak bodasan kembali diangkat dan diberi nilai seni yang lebih tinggi.

Tak hanya tikar pandan, bahan-bahan alami lain seperti bambu dan kulit jagung turut dimanfaatkan sebagai ornamen dan hiasan, sehingga menghasilkan karya seni carnival yang artistik, unik, dan estetik.

“Selain melestarikan budaya, seni Waruga Bodas juga menjadi bagian dari pemberdayaan masyarakat. Termasuk ketahanan pangan dengan menanam jagung, yang hasilnya juga diolah menjadi bagian dari kostum atau dekorasi,” kata Eman.

Kerja keras dari kelompok seni masyarakat Pusakanagara membuahkan hasil manis. Seni Waruga Bodas terpilih mewakili Kabupaten Ciamis dalam ajang helaran budaya nasional yang digelar untuk memeriahkan Hari Jadi ke-543 Kabupaten Bogor pada tahun 2025. Kepala Desa Pusakanagara Asep Rismayadi mengaku bangga atas capaian ini. Ia berharap seni Waruga Bodas dapat menjadi ikon baru seni carnival khas Ciamis yang mampu bersaing dengan daerah lain di Jawa Barat.

“Ini adalah kebanggaan bagi kami, khususnya masyarakat Desa Pusakanagara,” katanya.