Taman Film yang berada di bawah Flyover Pasupati kini tampil dengan wajah baru. Ruang publik yang sempat identik sebagai tempat menonton ini bertransformasi menjadi taman ramah anak sekaligus ruang berkumpul keluarga. Hamparan rumput sintetis mendominasi area taman, memberi kesan lebih rapi dan nyaman bagi pengunjung.
Tak hanya itu, Taman Film juga dilengkapi area bermain khusus anak seperti ayunan dan seluncuran. Di sisi taman, terdapat lapangan bola yang kerap dimanfaatkan anak-anak untuk bermain sepak bola. Meski luasnya tergolong kecil akibat keterbatasan lahan, taman ini tetap menjadi salah satu pilihan warga untuk berekreasi bersama keluarga.
Salah satu pengunjung, Neta, mengaku baru pertama kali datang ke Taman Film bersama suami dan anaknya. Sebagai ibu rumah tangga, ia memilih taman ini sebagai tempat berlibur sederhana di tengah kota. Kesan awal yang ia rasakan cukup positif.
“Kalau untuk tamannya sendiri sih lumayan bagus ya dan adem juga serta fasilitasnya juga lumayan sih,” ujar Neta.
Namun, di balik suasana yang nyaman, Neta menilai masih ada sejumlah fasilitas yang perlu mendapat perhatian. Menurutnya, keberadaan musala dan kamar mandi menjadi persoalan utama bagi pengunjung.
“Kalau menurut saya Musala dan kamar mandi sih. Soalnya dari tadi cari kamar mandi tidak ada di sekitar sini,” ungkap Neta.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa meski telah direvitalisasi, Taman Film masih menyisakan pekerjaan rumah bagi Pemerintah Kota Bandung, khususnya dalam penyediaan fasilitas pendukung yang memadai bagi pengunjung keluarga.
Di sekitar area playground, terdapat bangunan kecil bernama Youth Space Dispora. Secara fisik, fasilitas ini masih tergolong baik, namun tidak tampak aktivitas di dalamnya. Sejumlah bagian bangunan juga terlihat mulai kusam, menimbulkan kesan kurang terawat.
Meski demikian, Taman Film tetap ramai dikunjungi, terutama oleh ibu-ibu yang datang bersama anak-anak mereka. Kehadiran taman ini masih menjadi ruang alternatif bagi keluarga untuk bersantai dan bermain di tengah padatnya aktivitas perkotaan, sembari menunggu penyempurnaan fasilitas yang lebih menyeluruh.
