Pemasalahan banjir di Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung masih kerap terjadi jika adanya hujan dengan intensitas tinggi melanda. Ketinggian air mencapai 30 sentimeter hingga 120 sentimeter.
Banjir yang menggenang tersebut biasanya disebabkan karena beberapa sungai meluap ke permukiman warga. Di antaranya Sungai Citarum, Sungai Cikapundung, Sungai Cigede, dan Sungai Cipalasari. Tidak jarang beberapa warga pun turut mengungsi ke tempat yang telah disediakan.
Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.
Dalam menangani permasalahan tersebut, Bupati Bandung Dadang Supriatna berkomitmen akan terus berupaya menekan terus permasalahan banjir. Sehingga warga Dayeuhkolot bisa hidup dengan aman dan nyaman tanpa harus was-was.
Dalam upayanya menekan banjir, Dadang secara langsung membentuk tim program pentahelix penanganan banjir Dayeuhkolot. Dalam tim tersebut terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan anggota.
“Sampai saat ini sampai Desember 2025 dipersiapkan terlebih dulu rencana aksi dan rencana pelaksanaan teknis dengan melibatkan pihak perusahaan dan tokoh masyarakat,” ujar Dadang, Rabu (12/11/2025).
Penanganan banjir tersebut akan dilakukan pada awal Januari 2026 mendatang. Hal tersebut dilakukan supaya permasalahan banjir di Daeyuhkolot bisa segera selesai.
“Jadi, pemerintah daerah tinggal mengawal saja. Kita targetkan Januari 2026 sudah mulai berjalan,” katanya.
Menurutnya penanganan banjir Dayeuhkolot masih perlu anggaran dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum dan Dinas Sumber Daya Air (SDA) Provinsi Jawa Barat. Setelah itu APBD Kabupaten Bandung tahun 2026 pun turut dianggarkan.
“Dari APBD Kabupaten Bandung 2026, sendiri sudah menyiapkan anggaran Rp5 miliar untuk perbaikan dan pembangunan jembatan yaitu Jembatan Sukabirus yang membutuhkan Rp4 miliar dan Jembatan Psigaran Rp1 miliar,” jelasnya.
Dadang meminta sebanyak 30 perusahaan yang ada di Dayeuhkolot bisa turut membantu penanganan banjir. Menurutnya para perusahaan itu harus memberikan kontribusi nyata demi kenyamanan wilayah operasionalnya sendiri.
“Banjir Dayeuhkolot bukan urusan pemerintah saja, tapi juga para pengusaha. Kalau upaya pentahelix penanganan banjir Dayeuhkolot ini berhasil, toh perusahaan sendiri akan menikmati. Daripada perusahaan rugi Rp1 miliar akibat bencana banjir, lebih baik memberikan kontribusi dlam penanganan banjir Dayeuhkolot ini,” tegasnya.
Pemkab Bandung telah memiliki langkah strategis dalam menangani permasalahan banjir di Dayeuhkolot. Salah satunya adalah normalisasi saluran drainase tepi Jalan Moh Toha yang menjadi kewenangan Dinas Bina Marga Provinsi Jawa Barat.
Kemudian adanya normalisasi Polder Babakan Sangkuriang, kemudian pembangunan rumah pompa dan pengadaan pompa. Keempat, normalisasi Sungai Cipalasari, kemudian pengerukan saluran lingungan Bojongasih, pengerukan Conecting Drain di wilayah Bojongasing Desa Dayeuhkolot dan normalisasi saluran U-Ditch BBWS Dayeuhkolot.
“Kedelapan kebutuhan strategis ini memerlukan biaya Rp9,5 miliar. Dari 30 perusahaan yang ada di Dayeuhkolot sudah menyatakan siap untuk membantu,” pungkasnya.
