Misteri penemuan jasad tanpa identitas di puncak Gunung Ciremai akhirnya terungkap. Setelah dua hari proses evakuasi dramatis dan melewati cuaca ekstrem, petugas gabungan memastikan sosok yang ditemukan di ketinggian 3.078 meter itu merupakan warga Kuningan yang sempat dilaporkan hilang tiga pekan lalu.
Evakuasi jenazah dilakukan oleh tim gabungan dari Balai Taman Nasional Gunung Ciremai (BTNGC), Polres Kuningan, BPBD, LSM Akar, dan sejumlah relawan. Tim berangkat sejak Kamis (30/10/2025) pagi dan baru tiba di basecamp Cibunar, Kecamatan Cigugur, sekitar pukul 22.03 WIB malam.
Kepala BPBD Kuningan, Indra Bayu, mengungkapkan proses evakuasi sempat terkendala hujan deras dan medan yang curam. Meski begitu, seluruh petugas tetap bergerak dengan penuh kehati-hatian.
“Akhirnya tim bisa mengevakuasi jenazah dari puncak sampai basacamp itu sekitar pukul 22.03 (Kamis, 30 Oktober 2025). Kendalanya memang lebih ke cuaca yang sempat hujan, jalur yang terjal dan banyak area teknikal,” tutur Indra, Sabtu (1/11/2025).
Sesampainya di basecamp, jenazah langsung diperiksa oleh tim Inafis Polres Kuningan. Dari hasil identifikasi, diketahui bahwa korban adalah UR (41), warga Desa Sangkanmulya, Kecamatan Cigandamekar, Kabupaten Kuningan.
Pihak keluarga yang sebelumnya melaporkan kehilangan anggota keluarga tiga minggu lalu turut hadir dan memastikan bahwa jenazah tersebut benar adalah kerabat mereka.
“Setelah dicocokkan dengan ciri-ciri yang ada dan identifikasi. Ternyata ada kesesuaian sidik jari kelingking serta peralatan yang dibawa baik itu bajunya, kemudian tanda lahir di tubuh. Ternyata ada kesesuaian yang memang keluarga tersebut cari,” tutur Indra.
Indra mengatakan, dari hasil pemeriksaan lapangan, korban diketahui bukan seorang pendaki. Barang-barang yang dibawa tidak menunjukkan persiapan untuk naik gunung serta tidak terdaftar dalam surat izin masuk kawasan konservasi (SIMAKSI) dari TNGC.
“Kalau lihat dari indikasi mah bukan pendaki. Dia hilang saja naik. Karena peralatannya bukan niat naik gunung untuk muncak. Cuman bawa sarung dan lain sebagainya. Di TNGC juga tidak tercatat sebagai pendaki. Identitas juga nggak ada, tidak mendaftar. Makanya dari pihak keluarga tidak meminta autopsi langsung dibawa pihak keluarga,” tutur Indra.
Kapolres Kuningan, AKBP Ali Akbar, membenarkan hasil identifikasi tersebut. Ia menyebut, dari hasil pemeriksaan forensik sederhana dan keterangan saksi, korban diperkirakan telah meninggal lebih dari 10 hari sebelum ditemukan.
“Keterangan dari pihak keluarga korban. Kita dapat memastikan bahwa korban adalah saudara UR usia 41 tahun warga Cigandamerkar. Dari hasil pemeriksaan dan keterangan saksi diduga lebih dari 10 hari. Yang jelas dari hasil pemeriksaan ada beberapa identik, mulai dari pakaian korban, sarung, sandal, bekas luka dan yang paling penting adalah hasil pemeriksaan sidik jari identik dengan punya korban,”jelas Ali.
Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.
