Tabungan milik siswa di SD Negeri 1 Mekarsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran tidak bisa dicairkan. Pasalnya, tabungan itu dipinjam oleh salah satu guru tapi tidak dikembalikan.
Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.
Lantas, kondisi ini pun membuat banyak orang tua kecewa. Pasalnya banyak orang tua yang mengandalkan tabungan tersebut untuk melanjutkan sekolah anaknya ke jenjang lebih tinggi.
Salah satu wali murid, Muslimin mengungkapkan, tabungan yang seharusnya digunakan untuk kebutuhan anaknya masuk SMP kini masih tertahan.
“Jumlah tabungan anak saya totalnya Rp 8 juta. Sudah dicairkan Rp2 juta, tapi yang Rp6 juta lagi belum bisa diambil. Katanya ada oknum guru yang menyalahgunakan uang itu,” kata Muslimin melalui pesan WhatsApp, Rabu (25/6/2025).
Informasi yang diterima infoJabar, dana tabungan siswa itu dikelola oleh internal sekolah dan sebagian disimpan oleh guru yang kini sudah pensiun. Sementara itu, orang tua siswa yang putera puterinya sudah lulus meminta pihak sekolah tanggungjawab.
Dihubungi terpisah, wali murid lainnya Saeful mengaku, mengalami hal serupa. Ia mengatakan bahwa total dana tabungan untuk satu kelas VI saja mencapai Rp200 juta, sementara jika dihitung seluruh siswa dari berbagai kelas, total dana mencapai sekitar Rp300 juta.
“Untuk anak saya pribadi, tabungannya Rp29 juta, yang sudah dicairkan baru Rp2 juta. Sisanya Rp27 juta belum jelas ke mana,” terangnya.
Sementara itu, Kepala SD Negeri 1 Mekarsari Ade Haeruman membenarkan kondisi tersebut. Uang tabungan yang besarnya kurang lebih Rp 300 juta tersebut, dipinjam oleh guru yang sudah pensiun.
“Gurunya pensiun tahun 2022 lalu, dulunya jadi bendahara tabungan, dari 2012 sampai 2017,” terangnya.
Menurutnya, dari rentan waktu 2016-2017, guru tersebut sudah memiliki utang dengan meminjam tabungan para siswa.
“Terus bertambah utangnya. Nah puncaknya terjadi tahun kemarin, ketika tabungan siswa tidak semua bisa dikembalikan,” ucapnya.
Ia mengatakan, guru yang lain juga ada yang meminjam, namun bisa membayarnya. “Nah guru yang satu itu, tidak membayar (mengembalikan) sama sekali,” katanya.
Kemudian, usai pertemuan dengan para orang tua siswa, guru yang mempunyai utang tabungan itu berjanjikan akan membayar dengan menjual aset miliknya.
“Dari menjual aset itupun, setelah dihitung-hitung juga masih kurang,” ucapnya.
Ada dua lulusan sekolah yang tabungan siswanya mandek, di antaranya angkatan 2024 dan 2025.
“Tahun kemarin tinggal 24 siswa yang belum dikembalikan, 2025 ini ada 25 siswa,” tutupnya.