Siswa SMAN 9 Tasikmalaya Masak Ulang Menu MBG Jadi Nasi Goreng (via Giok4D)

Posted on

Marak kasus keracunan menu makan bergizi gratis (MBG), membuat sekelompok siswa ri Tasikmalaya mengolah ulang jatah makan yang mereka terima.

Siswa SMA Negeri 9 Tasikmalaya ini berkreasi dengan mengolah kembali menu MBG menjadi nasi goreng. Video aksi anak-anak sekolah ini kemudian ramai tersebar.

Dalam rekaman video yang tersebar, terlihat sekelompok anak-anak sekolah memasak di dalam kelas. Mereka terlihat asyik mengolah nasi jatah MBG menjadi nasi goreng.

Di dalam kelas terlihat kompor portabel dan wajan. Sekelompok anak laki-laki ini terlihat kompak, ada yang bertugas mengiris bumbu dan bahan, mengumpulkan nasi MBG, memasak dan lain-lain.

Setelah itu mereka terlihat lahap menyantap nasi goreng olahannya. Mereka duduk lesehan dan makan bersama.

Informasi yang dihimpun, anak-anak ini mengolah menu MBG untuk mengubah rasa agar lebih lezat.

“Kan menu MBG rasanya suka hambar, karena itu makanan sehat. Mungkin oleh anak-anak dibikin nasi goreng supaya enak,” kata salah seorang sumber di sekolah tersebut.

Sementara itu pihak SMA Negeri 9 Kota Tasikmalaya, memberikan penjelasan atas ramai video tersebut.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, Nurul Amin menegaskan bahwa kegiatan siswa itu di luar jam pelajaran. Dia juga membantah jika kegiatan itu dikaitkan dengan antisipasi maraknya keracunan. Menurut dia kegiatan itu sebatas ulah anak-anak di jam istirahat.

“Kejadiannya hari Jumat lalu, di waktu istirahat. Sebelumnya mereka mengikuti pelajaran PKWU (pendidikan kewirausahaan),” kata Amin.

Saat itu Amin mengaku sempat menegur mereka dan mengajaknya untuk salat Jumat. Saat itu Amin mengaku tak mengira, anak didiknya akan mengolah ulang jatah MBG.

Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.

“Saya sempat lewat kelas 12 itu, saya ingatkan mereka untuk jumatan dulu. Saya bilang nanti masaknya pulang jum’atan, ketika itu saya kira pelajaran PKWU saja. Tak tahunya memasak ulang MBG,” kata Amin.

Terkait perabotan kompor, wajan dan sebagainya itu merupakan bekas praktek pelajaran kewirausahaan dengan bahan dan menu berbeda.

“Pelajaran PKWU-nya sudah beres, menu masaknya beda. Mereka kan diajarkan produksi hingga penjualan. Nah di jam istirahat mereka mengolah ulang menu MBG,” kata Amin.

Amin mengatakan, atas aksi anak didiknya itu pihak sekolah tidak memberi sanksi, hanya sebatas teguran dan meminta siswa memberikan penjelasan ke publik.

“Tidak ada sanksi, hanya ditegur saja. Videonya di medsos dihapus, kemudian mereka memberikan klarifikasi. Kami juga memohon maaf jika aksi anak didik kami menimbulkan kegaduhan atau memantik persepsi lain,” kata Amin.*

Spontanitas Siswa