Saung Teduh: Tempat Wisata Alam yang Menenangkan di Majalengka

Posted on

Duduk di atas tikar yang digelar di bawah pepohonan, Muhammad Fahri tampak sibuk mencelupkan kuas ke dalam cat air. Satu demi satu warna cat ia goreskan ke kanvas kecil.

Aktivitas ini bukan bagian dari kegiatan formal atau workshop seni. Namun ini adalah cara Fahri menikmati ketenangan yang ditawarkan di Saung Teduh, Desa Leuwiseeng, Kecamatan Panyingkiran, Kabupaten Majalengka.

“Iseng aja sih (menikmati Saung Teduh sambil melukis),” kata Fahri saat ditanya infoJabar, Sabtu (24/5/2025).

Peralatan lukis pun baru ia beli saat di tengah perjalanan menuju Saung Teduh. Namun, spontanitas itulah yang justru membuat pengalamannya semakin berkesan.

“(Peralatan melukis) ini mendadak tadi beli,” ujar pengunjung asal Cirebon itu.

Saung Teduh memang dikenal dengan suasana rindang dan tenangnya. Dikelilingi sejumlah pohon mangga, tempat ini kerap dijadikan lokasi healing oleh pengunjung dari berbagai daerah.

“Pas ke sini, lumayan enak suasananya. Tenang, walau sedikit panas,” ucap Fahri.

Saung Teduh sendiri memang dirancang sebagai wisata alam terbuka. Menurut pemilik Saung Teduh, Fadil Muhammad, tempat ini memang dirancang sebagai wisata alam yang memberi ruang bagi pengunjung untuk sekadar rehat dari rutinitas.

“Daya tariknya ya ini, tempat alami, bisa berteduh, melepas penat, healing di sini lah. Tempat yang jauh dari keramaian juga,” ujar Fadil.

Pengelolaan Saung Teduh sendiri dilakukan secara pribadi tanpa campur tangan investor. Pengunjung yang ingin menikmati suasa tempat ini hanya dikenai biaya kebersihan sebesar Rp5.000. Dengan biaya masuk yang ramah di kantong itu, pengunjung sudah bisa menikmati semua area, termasuk membawa makanan dari luar.

“Fasilitas kita ada saung, bisa duduk di bawah pohon rindang, bisa gelar tikar sambil makan juga,” jelasnya.

Tempat ini juga, kata Fadil, bisa digunakan untuk gathering sampai acara pernikahan. “Kalau acara gathering keluarga, acara reuni, tanpa dekorasi, tanpa membawa sound, cukup bayar tiket yang tadi saja. Nanti bisa acara di sini gelar tikar dan makan-makan,” ucapnya.

“Kalau acaranya ingin proper, ada dekorasi, tripod, itu kita ada ketentuan lagi,” tambahnya.

Sementara itu, Fadil menyebut, Saung Teduh sudah aktif sebagai tempat wisata sejak 2021. Namun kebun yang jadi lokasinya sudah ada sejak puluhan tahun lalu.

“Dulu ini kebun keluarga. Baru setelah pandemi mulai dikelola, karena banyak orang cari tempat sepi buat liburan,” paparnya.

Ia menambahkan, pengunjung yang datang ke Saung Teduh didominasi dari luar daerah. “Sekitar 70 persen itu dari Cirebon dan Indramayu,” ungkap Fadil.

Meski fasilitas belum terlalu lengkap, Fadil berkomitmen melakukan perbaikan secara bertahap. “Kita fokus benahin saung, pedestrian, sama fasilitas pendukung lainnya. Pelan-pelan aja, karena memang dikelola pribadi,” pungkasnya.