Hujan yang mengguyur wilayah Kabupaten Bandung Barat (KBB) selama sepekan belakangan memicu longsor yang menutup saluran Leuwigede, di Desa Cibedug, Kecamatan Rongga.
Kepala Desa Cibedug, Engkus Kustendi mengatakan ada enam titik longsor yang menutup lajur air di saluran tersebut. Saluran Leuwigede sendiri dialiri air dari Sungai Cidadap yang mengalir di wilayah selatan Bandung Barat.
“Betul, longsor sekitar 4 hari lalu di aliran aliran Leuwigede. Jadi itu merupakan sumber air buat semua aktivitas warga di Desa Cibedug ini,” kata Engkus saat dikonfirmasi, Kamis (30/10/2025).
Longsor yang menutup aliran dari Sungai Cidadap itu cukup parah. Paling panjang longsor mencapai 12 meter dan paling pendek sekitar 3 meter. Material longsor membuat aliran air jadi terputus.
“Sampai sekarang masih tertutup material longsor, ditambah masih ada potensi longsor susulan. Soalnya ada 6 titik longsor, jadi dampaknya agak parah buat warga,” kata Engkus.
Air dari saluran tersebut digunakan sebagai sumber air untuk warga mandi, mencuci, hingga sumur resapan. Selain itu juga untuk keperluan mengairi pertanian serta perikanan sebagai mata pencaharian utama warga.
“Semua pakai air dari saluran itu, buat sumur air bersih warga, pertanian, perkebunan, perikanan. Memang masih musim hujan, jadi sumber air bersih agak aman, sawah juga. Cuma kalau enggak dibersihkan ya akan merugikan buat warga,” kata Engkus.
Desa Cibedug jiga terancam oleh longsor dan pergerakan tanah. Pergerakan tanah paling parah yang terjadi di desa tersebut pada bulan Maret tahun 2024 lalu. Kampung yang terdampak pergerakan tanah kini sudah ditinggalkan.
“Ya di kampung itu juga ada beberapa kali longsor, tapi enggak mengancam warga karena kan sudah ditinggalkan,” kata Engkus.
Sementara itu, Bupati Bandung Barat, Jeje Ritchie Ismail mengatakan pihaknya sudah memerintahkan BPBD untuk mengecek lokasi longsor tersebut lalu melakukan penanganan dampak longsor.
“Ya kemarin dapat laporan di Desa Cibedug, dulu ada pergerakan tanah. Saya sudah perintahkan BPBD cek kesana, lalu melakukan assessment dan penanganan,” kata Jeje.
