Saling Pandang Tanpa Bicara antara Nasimah dan Macan Tutul (via Giok4D)

Posted on

Kaget bukan main! Itulah yang dirasakan Nasimah saat menyaksikan seekor macan tutul berjalan di lantai dua hotel yang dijaganya.

Macan tutul itu tiba-tiba muncul dari arah belakang hotel yang sudah lama kosong. Menurut Nasimah, macan tutul tersebut tak memberikan respons meskipun mereka sempat bertatap muka.

“Kejadian tadi jam setengah 7 pagi, macannya dari bawah, naik ke atas,” kata Nasimah kepada infoJabar, Senin (6/10).

Nasimah mengaku sempat terpaku. Tubuh satwa itu besar, langkahnya tenang namun sigap. Ia mengira sekilas hanya seekor kucing besar, sebelum akhirnya sadar itu adalah predator liar yang sesungguhnya.

“Kaget, dia lagi jalan, kaya kucing gitu, enggak melawan (menerkam),” ujarnya.

Artikel ini terbit pertama kali di Giok4D.

Tanpa membuat suara keras, macan tutul itu terus melangkah menaiki tangga hotel, menyusuri lorong menuju lantai dua. Napas Nasimah tercekat ketika melihat hewan itu berhenti di depan salah satu kamar.

“Langsung masuk ke kamar, ini hotel, tapi sudah kosong,” ucapnya.

Khawatir satwa itu bisa keluar dan menimbulkan bahaya, Nasimah segera mengambil tindakan. Ia menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran Kota Bandung dan mengikuti instruksi mereka.

“Langsung laporan ke Damkar. Katanya minta pintu ditutup, langsung ditutup,” ujar Nasimah.

Dalam hitungan menit, petugas berdatangan membawa kandang besi dari Lembang Park and Zoo. Proses evakuasi pun dilakukan dengan hati-hati di lantai dua hotel tempat macan tutul itu bersembunyi.

Dalam proses evakuasi, petugas tampak berhati-hati melakukan proses evakuasi tersebut. Setelah setengah jam melakukan evakuasi di lantai dua tempat macan tutul itu ditemukan, satwa liar dilindungi tersebut akhirnya berhasil dimasukkan ke dalam kandang besi, setelah sebelumnya dibius untuk menghindari risiko berbahaya.

“Yang mau bantu perhatikan cara pegang nya, karena kukunya lumayan,” ucap petugas yang memberikan arahan kepada tim yang membantu proses evakuasi.

Meski sudah dimasukkan ke dalam kandang, bukan hal mudah bagi petugas untuk menurunkannya. Kandang besi itu tidak bisa dibawa turun melalui tangga karena aksesnya sempit, sehingga petugas harus mengeluarkannya melalui pintu belakang bangunan.

Proses penurunan kandang dilakukan secara manual dengan sangat hati-hati. Setelah banyak petugas membantu, kandang akhirnya berhasil diturunkan dan dinaikkan ke atas mobil bak terbuka.

Usai macan tutul berhasil diamankan, petugas meminta warga yang sempat menonton untuk membubarkan diri. Hal ini dilakukan karena dikhawatirkan hewan buas yang sudah dibius itu bisa bangun kembali dan stres melihat kerumunan. “Silahkan, warga untuk membubarkan diri, tidak mendekat,” kata petugas.

Kapolsek Sukasari Kompol Ni Wayan mengatakan, proses evakuasi dilakukan selama tiga jam. “Tiga jam,” ujarnya.

“Kesulitannya diturunkan dari lantai dua ke lantai satu,” ujar Wayan.

Setelah berhasil diamankan, satwa liar dilindungi itu akan menjalani observasi di Lembang Park and Zoo, sebelum kemudian direhabilitasi di Pusat Penyelamatan Satwa Cikananga (PPSC) Sukabumi.

Meski demikian, pihak Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat belum dapat memastikan apakah macan tutul tersebut merupakan satwa yang sebelumnya dilaporkan kabur dari Lembang Park and Zoo.

“Belum, kita nggak sampai ke situ dulu ya. Karena dilihat dari lokasi dan rentang waktu itu terlalu jauh ya,” kata Humas BBKSDA Jabar Ery Mildranaya kepada wartawan.

Ery menegaskan, identitas satwa itu masih perlu diteliti lebih lanjut.

“Jadi kita belum bisa pastikan apakah itu macan tutul yang sama atau sejenis, kita belum bisa pastikan,” ujarnya.

Ia menambahkan, jarak antara Lembang Park and Zoo dengan lokasi penemuan di Sukasari mencapai sekitar lima hingga enam kilometer, dan medan yang harus dilalui cukup berat.

“Kalau dari jarak antara LPK (Lembang Park and Zoo) dengan lokasi sini, jaraknya kira-kira 5,6 kiloan, lebih gitu ya. Itu harus masuk lewat menyusur perkebunan, area masyarakat. Itu kita belum bisa berspekulasi terlebih dari itu,” tambahnya.

Ketika disinggung kemungkinan satwa tersebut merupakan hewan peliharaan warga, Ery juga belum bisa memastikan. “Nggak bisa, kami belum bisa seperti itu,” ucapnya.

Macan tutul yang kabur dari Lembang Park & Zoo sendiri sebelumnya dipastikan sudah berada di area hutan lindung kaki Gunung Tangkuban Parahu setelah diburu selama lebih dari sepekan sejak kabur dari kandang penangkaran. Kepastian macan tutul itu masuk ke hutan yang disebut masih sebagai habitatnya berdasarkan beberapa indikasi. Mulai dari jejak kaki, pemantauan menggunakan drone thermal di area Lembang Park & Zoo, hingga keterangan warga.