Gempa bumi tektonik dengan kekuatan magnitudo 2,3 mengguncang Kabupaten Purwakarta.
BMKG menganalisis bahwa gempa bumi berkekuatan M=2,3 itu berlokasi di darat pada jarak 14 km Barat Laut Kabupaten Purwakarta (6.49 LS dan 107.34 BT) dengan kedalaman 9 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar aktif wilayah setempat,” kata Kepala BBMKG Wilayah II Tangerang Hartanto dalam keterangan tertulis yang diterima infoJabar.
Hartanto mengungkapkan, berdasarkan laporan masyarakat, gempa bumi ini dirasakan di wilayah Purwakarta dengan skala intensitas II-III MMI.
“Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang. Getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Namun hingga saat ini belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan sebagai dampak gempa bumi tersebut,” ungkapnya.
“Hingga saat ini, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan,” tambahnya.
Hartanto mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
“Pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi,” pungkasnya.
Lebih dari 900 rumah di Desa Mayangan dan Desa Legonwetan, Kecamatan Legonkulon, Kabupaten Subang terendam banjir rob. Banjir mulai merendam permukiman warga sejak pagi.
Air pasang (rob) terus melimpah dan meninggi dari Laut Jawa, memasuki permukiman. Ketinggian air bervariasi mulai dari 20-40 centimeter.
Anggota BPBD Subang Didin Tajudin mengatakan pihaknya sudah melakukan pemantauan wilayah mana saja yang terdampak banjir rob ini. Ia juga sudah berkoordinasi dengan pihak kecamatan untuk penanganannya.
“Didin merinci, rob telah memasuki permukiman di Desa Mayangan (302 rumah) dan Legonwetan (600 rumah) dengan ketinggian air bervariasi antara 20 hingga 40 cm,” ujar Didin.
Sementara itu, berdasarkan pantauan di lokasi, warga terlihat mulai mengemasi barang-barang mereka agar tidak terendam banjir. Kendati demikian, mereka masih memilih bertahan di rumah dan belum mengungsi.
“Kami beresin ini saja pak biar tidak terendam banjir. Kami memilih bertahan saja karena bingung harus mengungsi ke mana,” ucap Dodi sambil merapikan barangnya di depan rumah.
Anak-anak sekolah terpaksa dipulangkan lebih cepat karena air banjir terus meninggi. Pihak guru tidak ingin mengambil risiko dengan kondisi cuaca.
“Hari ini kita memulangkan anak-anak lebih cepat karena air pasang terus memasuki ruangan kelas, tinggi sedengkul orang dewasa,” ujar Leni Handayani Guru SD Mayangan.
Seorang nenek berusia 85 tahun diduga menjadi korban pemerkosaan oleh pemuda di Kecamatan Cibuaya, Karawang. Kasus ini ramai diperbincangkan di media sosial.
Polisi setempat telah menangani perkara tersebut.
Kapolsek Cibuaya Ipda Amoed Setia Budi membenarkan adanya peristiwa tersebut.
“Sudah ditangani, kasus ini kami limpahkan ke Polres Karawang, untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Amoed, saat dikonfirmasi infoJabar.
infoJabar juga berupaya mengonfirmasi Kasi Humas Polres Karawang, namun hingga berita ini ditulis, pihaknya belum menanggapi apapun.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Desa Kedungjaya, Kecamatan Cibuaya, Tarjan Sujana membenarkan terkait informasi dugaan pemerkosaan terhadap seorang nenek tersebut.
“Iya, korban warga kami yang tinggal di Dusun Krajan, saya terima informasi kemarin,” ucap Tarjan.
Mengenai pelaku, kata Tarjan, merupakan warga sekitar yang berinisial D. “Kalau terduga pelaku katanya masih pemuda sekitar yang berinisial D. Tapi ini belum saya pastikan karena informasinya ditangani di Polres,” tutupnya.
Mengenai kronologi, Tarjan mengaku belum paham secara rinci. Tarjan menjelaskan terduga pelaku datang ke rumah korban, yang tinggal sendiri di gubuk, lalu melakukan dugaan pemerkosaan. “Korban tidak mampu melawan karena kondisi fisiknya yang sudah renta,” lanjutnya.
