Proses autopsi jenazah Jesika (15), warga Desa Cadasmekar, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Purwakarta, telah rampung dilakukan oleh tim kepolisian di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung. Setelah pemeriksaan selesai, jenazah langsung dibawa pulang ke rumah duka menggunakan ambulans desa setempat.
Tangis pecah ketika peti jenazah tiba di rumah. Kedua orang tua Jesika dan kakaknya bahkan sempat jatuh pingsan karena tak kuasa menahan duka. Suasana haru menyelimuti seluruh ruangan tempat jenazah disemayamkan. Warga sekitar pun ikut berjaga untuk menenangkan keluarga yang terus larut dalam kesedihan mendalam.
Lantunan ayat suci Al-Quran terdengar mengiringi suasana duka itu. Puluhan pelayat berdatangan memenuhi halaman rumah, silih berganti memberikan doa dan ucapan belasungkawa. Keluarga sepakat untuk segera memakamkan Jesika di Tempat Pemakaman Umum (TPU) desa setempat.
Isak tangis juga tampak dari teman-teman sekolah Jesika di SMPN Satu Atap Cadasmekar yang turut menghadiri prosesi pemakaman. Meski hujan deras mengguyur area pemakaman, prosesi tetap berlangsung khidmat hingga liang lahat tertutup rapat.
Kapolsek Plered AKP Ali Murtadho memastikan kematian Jesika diduga tidak wajar. Dugaan kuat mengarah pada kemungkinan tindak pembunuhan, namun kepastian penyebab kematian masih menunggu hasil resmi dari tim forensik.
“Autopsi sudah namun hasil belum dapat, yang jelas penemuan mayat ini tidak wajar, sampai di mana nanti apakah pembunuhan atau kecelakaan, sementara ini nunggu hasil autopsi,” ujar Ali saat berada di rumah duka, Minggu (19/10/2025).
Ali menyebut pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi, termasuk keluarga, teman-teman sekolah, dan warga sekitar. Pemeriksaan ini diharapkan bisa mengungkap siapa orang terakhir yang berinteraksi dengan korban sebelum meninggal.
“Kami sudah periksa teman-teman korban, teman-teman belajarnya, pihak keluarga, dan beberapa saksi lain yang mudah-mudahan bisa mengarah ke orang yang terakhir berhubungan dengan korban, namanya orang yang terakhir berhubungan dengan korban sudah kami kantongi” katanya.
Hingga kini, polisi belum dapat memastikan apakah pelaku beraksi seorang diri atau melibatkan lebih dari satu orang. Proses penyelidikan masih terus dilakukan sembari menunggu hasil lengkap dari autopsi di RS Bhayangkara Sartika Asih Bandung.