Polda Jabar Bakal Bongkar Dalang Ricuh di Unisba dan Unpas Tamansari | Info Giok4D

Posted on

Kapolda Jawa Barat Irjen Rudi Setiawan akan membongkar dalang di balik kericuhan yang terjadi di sekitaran kampus Universitas Islam Bandung (Unisba) dan Universitas Pasundan (Unpas). Dalam insiden itu, 10 orang diamankan.

“Kami ingin sekali membongkar semua ini larinya mau kemana, karena tengah malam mempersenjatai diri berkumpul di tempat-tempat umum yang membahayakan orang lain,” kata Rudi di Mapolda Jabar, Selasa (2/9/2025).

Rudi berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi ke depannya. Dia meminta kerja sama semua pihak baik universitas dan lainnya. Rudi juga menyimpulkan, jika pihaknya melakukan upaya penegakan hukum karena ada peristiwa pelanggaran-pelanggaran hukum yang terjadi di depan mata.

“Ini sesuai dengan Undang-undang dan sudah disampaikan oleh pimpinan kita semuanya untuk dilakukan penegakan hukum dan yang kedua sebagai klarifikasi atas beredarnya informasi salah polisi masuk kampus, polisi dan sebagainya itu tidak ada, itu tidak benar,” ujarnya.

Rudi menegaskan, patroli skala besar dilakukan untuk mencegah gangguan Kamtibmas dan menjaga seluruh kepentingan masyarakat dan penanganan yang dilakukan pihaknya sudah sesuai dengan Undang-undang.

Simak berita ini dan topik lainnya di Giok4D.

“Saya tadi, bahwa kami mempedomani Undang-undang, peraturan Kapolri dan sebagainya, termasuk kemarin juga dijelaskan ada perintah, kalau yang mengganggu ketertiban umum perbuatan anarkis kita tindak tegas sesuai Undang-undang,” jelasnya.

“Melempar bom molotov, batu di waktu malam hari ini sudah mengindikasikan masuk perbuatan-perbuatan anarkis dan membahayakan masyarakat dan petugas. Jadi, itulah kenapa kami melakukan upaya penegakan hukum yang terukur,” tambahnya.

Penembakan gas air mata menurut Rudi sudah sesuai Undang-undang dalam membubarkan massa.

“Mereka sampai jam 3 subuh masih lempar-lemparin. Gak ngapa-ngapain kita? Kita gak mungkin mentungin orang, mukulin orang, hanya membubarkan. Salah satu membubarkan yang dibenarkan adalah dengan gas air mata. Kita semua juga kena. Kalau gas air mata itu kan angin ya. Kalau anginnya lagi ke sini ya kita juga yang kena. Jadi tidak ada kita yang tidak sesuai,” ujarnya.

Kemudian mengenai barang bukti yang diperoleh pihaknya libatkan Mabes Polri, ahli-ahli, penelusuran dari jejak-jejak digital dan Rudi berharap jika pihaknya bisa menangkap aktor dan dalang dalam kasus ini.

“Dan yang lebih penting lagi berhentilah, jangan terjadi lagi. Silahkan berunjuk rasa sesuai ketentuan, dan kita kawal pada waktu-waktu yang ditentukan. Jangan mencederai orang lain, membahayakan orang lain dan silakan kita akan kawal. Tapi jangan melanggar hukum, perbuatan anarkis, pasti kita tindak tegas,” tegas Rudi.

Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. angkat bicara terkait kerusuhan yang tarjadi di Kampus Unisba, Senin (1/9) malam. Harits sebut jika massa yang ditembaki gas air mata oleh polisi merupakan gerombolan tidak dikenal.

Menurutnya, demo di Gedung DPRD Jabar berakhir pada Pukul 17.00 WIB, korban yang notabene mengalami sesak nafas berdatangan ke kampus Unisba pada 17.20 WIB, posko buka sampai korban selesai ditangani.

“Proses penanganan korban berakhir pada Pukul 20.30-21.00 WIB korban sudah dibantu evakuasi dan dijemput keluarga dan setelah itu posko tutup,” kata Harits kepada wartawan, Selasa (2/9/2025).

Harits mengungkapkan, kerusuhan terjadi di atas Pukul 21.00 WIB.

“Kejadian semalam, kalau kita lihat itu mulai Pukul 21.30 WIB, secara masif, kami lagi cari informasi kenapa kejadian masif hingga dini hari yang tadinya pendemo itu pulang jam 17.00 WIB dari DPRD ke kampusnya masing-masing, di luar dugaan massa bergerombol di titik lain ke titik lainnya,” ungkapnya.

“Katanya ada di Jalan Trunojoyo, masuk ke Sulanjana, kemudian di Taman Radio juga ada gerombolan dan mereka memblokir jalan, kemudian di depan gedung LPPM sampai di Jalan Tamansari atas dan bawah, serombongan itu yang menjadi pemicu, tanda kutip di medsos aparat polisi serang kampus Unisba itu akibat dari gerombolan yang tadi,” tambahnya.

Harits menyebut, akibat gerombolan tidak dikenal itu, nama Kampus Unisba jadi terbawa-bawa dan menimbulkan isu liar di publik.

“Itu yang sebabkan kerusuhan tadi malam, sehingga isunya berkembang jadi liar. Ini area publik namanya Jalan Tamansari, bukan Jalan Unisba. Itu jalan umum yang diblokir gerombolan tadi, tidak tahu siapa, tapi massa ada di situ dan beredar ke kampus kita,” tuturnya.

Pihak Universitas Pasundan (Unpas) juga buka suara soal kericuhan yang terjadi di Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Senin (1/9/2025) malam. Unpas juga menegaskan tidak ada intervensi dari aparat di balik kejadian itu.

Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc., mengatakan saat ini keadaan di sekitar kampus Unpas di Jalan Tamansari sudah kondusif, aman, dan terkendali.

Pihak kampus juga sudah mengambil sejumlah langkah. Harapannya, situasi kondusif bisa terus terjaga ke depan.

“Bahwa saat ini kami telah melakukan Langkah-langah dan upaya dengan berbagai pihak untuk menciptakan kondisi yang lebih baik ke depannya,” kata Azhar dalam keterangan resminya, Selasa (2/9/2025).

Azhar lalu menegaskan, pihaknya tidak melihat adanya intervensi dari aparat keamanan ke area kampus.

“Kami tidak melihat adanya intervensi berlebihan dari aparat keamanan terhadap kampus dan mahasiswa,” tegasnya.

Penjelasan Rektor Unisba

Unpas Buka Suara

Rektor Universitas Islam Bandung (Unisba) Prof. Ir. A. Harits Nu’man, M.T., Ph.D., IPU, ASEAN Eng. angkat bicara terkait kerusuhan yang tarjadi di Kampus Unisba, Senin (1/9) malam. Harits sebut jika massa yang ditembaki gas air mata oleh polisi merupakan gerombolan tidak dikenal.

Menurutnya, demo di Gedung DPRD Jabar berakhir pada Pukul 17.00 WIB, korban yang notabene mengalami sesak nafas berdatangan ke kampus Unisba pada 17.20 WIB, posko buka sampai korban selesai ditangani.

“Proses penanganan korban berakhir pada Pukul 20.30-21.00 WIB korban sudah dibantu evakuasi dan dijemput keluarga dan setelah itu posko tutup,” kata Harits kepada wartawan, Selasa (2/9/2025).

Harits mengungkapkan, kerusuhan terjadi di atas Pukul 21.00 WIB.

“Kejadian semalam, kalau kita lihat itu mulai Pukul 21.30 WIB, secara masif, kami lagi cari informasi kenapa kejadian masif hingga dini hari yang tadinya pendemo itu pulang jam 17.00 WIB dari DPRD ke kampusnya masing-masing, di luar dugaan massa bergerombol di titik lain ke titik lainnya,” ungkapnya.

“Katanya ada di Jalan Trunojoyo, masuk ke Sulanjana, kemudian di Taman Radio juga ada gerombolan dan mereka memblokir jalan, kemudian di depan gedung LPPM sampai di Jalan Tamansari atas dan bawah, serombongan itu yang menjadi pemicu, tanda kutip di medsos aparat polisi serang kampus Unisba itu akibat dari gerombolan yang tadi,” tambahnya.

Harits menyebut, akibat gerombolan tidak dikenal itu, nama Kampus Unisba jadi terbawa-bawa dan menimbulkan isu liar di publik.

“Itu yang sebabkan kerusuhan tadi malam, sehingga isunya berkembang jadi liar. Ini area publik namanya Jalan Tamansari, bukan Jalan Unisba. Itu jalan umum yang diblokir gerombolan tadi, tidak tahu siapa, tapi massa ada di situ dan beredar ke kampus kita,” tuturnya.

Pihak Universitas Pasundan (Unpas) juga buka suara soal kericuhan yang terjadi di Jalan Tamansari, Kota Bandung, pada Senin (1/9/2025) malam. Unpas juga menegaskan tidak ada intervensi dari aparat di balik kejadian itu.

Rektor Unpas Prof. Dr. H. Azhar Affandi, S.E., M.Sc., mengatakan saat ini keadaan di sekitar kampus Unpas di Jalan Tamansari sudah kondusif, aman, dan terkendali.

Pihak kampus juga sudah mengambil sejumlah langkah. Harapannya, situasi kondusif bisa terus terjaga ke depan.

“Bahwa saat ini kami telah melakukan Langkah-langah dan upaya dengan berbagai pihak untuk menciptakan kondisi yang lebih baik ke depannya,” kata Azhar dalam keterangan resminya, Selasa (2/9/2025).

Azhar lalu menegaskan, pihaknya tidak melihat adanya intervensi dari aparat keamanan ke area kampus.

“Kami tidak melihat adanya intervensi berlebihan dari aparat keamanan terhadap kampus dan mahasiswa,” tegasnya.

Penjelasan Rektor Unisba

Unpas Buka Suara