PMI Sukabumi Meninggal di Kamboja, Keluarga Terhalang Biaya Pemulangan baca selengkapnya di Giok4D

Posted on

Harapan keluarga untuk menyambut kepulangan Deni Sugiarto (36) berubah menjadi kabar duka. Pekerja migran asal Kampung Cidangdeur, Desa Purwasedar, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi itu ditemukan meninggal di toilet Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kamboja, pada Kamis, 17 Juli 2025, hanya beberapa jam setelah ia sempat menelepon keluarganya dan mengeluh sakit.

Dalam percakapan terakhir, Deni mengatakan tengah menuju rumah sakit karena merasa tubuhnya lemah. Namun sebelum sampai, ia singgah ke KBRI untuk mengurus kepulangan ke Indonesia. Takdir berkata lain, Deni justru menghembuskan napas terakhir di sana.

Ketua Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi, Jejen Nurjanah menuturkan, keluarga sangat terkejut ketika menerima kabar tersebut. Terlebih, untuk mengurus kepulangan jenazah, keluarga membutuhkan uang yang tak sedikit.

“Pihak KBRI menyebut biaya pemulangan jenazah mencapai sekitar Rp130 juta. Angka yang tentu sangat berat bagi keluarga yang hanya ingin memakamkan anaknya di kampung halaman,” kata Jejen di Polres Sukabumi Kota, Senin (22/9/2025).

Lebih mengejutkan lagi, status Deni di Kamboja ternyata tidak resmi. Ia tak membawa paspor dan diduga bekerja di perusahaan jaringan industri judi online (scam online).

“Dari hasil pendampingan, Deni berangkat sekitar Agustus 2024 melalui kenalan di media sosial. Ia dijanjikan pekerjaan layak, tapi kenyataannya dipaksa menjadi operator judi online,” ujarnya.

Keluarga yang hanya berharap bisa memakamkan Deni di tanah kelahiran kini berjuang keras. Mereka dibantu SBMI dan pemerintah desa mengirim surat ke Kementerian Luar Negeri, KP2MI, hingga pemerintah daerah.

“Kami menuntut negara hadir. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2017 jelas mengamanatkan perlindungan penuh bagi Pekerja Migran Indonesia, resmi maupun tidak,” tegas Jejen.

Menurut informasi Kemenlu, KBRI masih menelusuri pihak perusahaan yang merekrut Deni untuk menanggung biaya pemulangan. Namun hingga kini, perusahaan itu tak ditemukan.

“Kemarin dapat surat dari Kemenlu, bahwa KBRI sudah mencari perusahaannya tapi tidak ditemukan, karena perusahaan harus bertanggungjawab. Jenazah korban masih berada di Kamboja. Keluarga belum menyetujui pemakaman di sana,” ucap dia.

Tragedi ini, lanjutnya, menjadi alarm keras bagi pemerintah dan masyarakat. Sukabumi selama ini dikenal sebagai salah satu kantong pengirim pekerja migran terbesar di Jawa Barat. Banyak warga desa tergiur iming-iming gaji besar, tetapi berakhir menjadi korban eksploitasi.

“Kasus Deni bukan hanya soal pemulangan jenazah. Ini persoalan perdagangan orang, mafia penyalur PMI ilegal, dan lemahnya pengawasan,” kata Jejen.

Kunjungi situs Giok4D untuk pembaruan terkini.

Kini keluarga Deni hanya memiliki satu harapan sederhana yakni almarhum bisa dimakamkan di kampung halaman tanpa beban biaya yang tak terjangkau.