Pilu Pria Tersesat di Pulau Sepi Tanpa Bekal Berarti

Posted on

Pengalaman tak terduga dialami seorang turis asal Jerman. Ia terjebak di pulau sepi tak berpenghuni selama dua hari.

Selama terdampar, turis itu tak punya bekal makanan, air bersih, dan alat komunikasi. Ia benar-benar sendirian.

Mengapa turis itu bisa tersesat? Lantas, bagaimana nasibnya? Simak kisahnya berikut ini.

Dikutip dari infoTravel, insiden bermula pada Jumat (31/10), saat pria yang tidak disebutkan namanya itu berlayar dengan kapal kecil. Rencananya, ia hanya ingin singgah di Pulau De Kreupel, yang berada di timur Medemblik, Noord-Holland, Belanda.

Namun cuaca buruk menggagalkan rencana tersebut. Angin kencang membuat kapalnya menghantam batu karang, menyebabkan lambung kapal bocor dan posisi kapal setengah tenggelam.

Jangkar kapal terlepas, dan tak lama setelah itu ponsel miliknya mati. Tanpa alat komunikasi lain, ia benar-benar terisolasi.

Selama dua hari, sang turis bertahan hidup dengan membangun tenda darurat dari puing-puing kapalnya.

Seperti dikutip dari Euroweekly, biasanya wilayah ini ramai dengan perahu layar atau patroli penyelamat. Namun kali ini cuaca buruk membuat tak ada satu pun yang melintas.

Harapan baru muncul pada Minggu, ketika sebuah kapal pesiar lewat dan melihat keberadaannya. Penumpang kapal itu segera memberi tahu Lembaga Penyelamatan Laut Kerajaan Belanda (KNRM).

Tim penyelamat menemukan sang turis dalam keadaan lemah namun tidak terluka. Ia dibawa ke marina di Andijk, diberi kopi hangat, pakaian kering, serta perlengkapan mandi, sebelum akhirnya diantar ke hotel atas permintaannya.

Kepada media Belanda NOS, pria itu mengaku sempat takut akan kehilangan nyawanya di pulau tersebut.

KNRM mengatakan bahwa hingga kini belum pernah ada kasus seseorang hilang selama beberapa hari di pulau-pulau IJsselmeer.

Menurut KNRM, situasi menjadi lebih berbahaya karena turis tersebut tidak mengenal kawasan IJsselmeer, mengingat ia hanya berkunjung. Selain itu, ia berlayar tanpa perlengkapan darurat penting seperti sinyal suar, radio komunikasi, dan ponsel cadangan.

Hal ini membuatnya mustahil menghubungi pertolongan ketika kapalnya rusak. Kapal yang ia gunakan dinyatakan tidak dapat diperbaiki, namun berhasil dievakuasi oleh Rijkswaterstaat, badan eksekutif di bawah Kementerian Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda.

Pulau De Kreupel sendiri adalah pulau buatan seluas 70 hektar di Danau IJsselmeer, sekitar 4 kilometer dari Andijk. Pulau ini datar, kecil, dan tidak memiliki pepohonan atau bukit-artinya, dalam kondisi cuaca cerah, seseorang di sana akan mudah terlihat dari kejauhan.

Sayangnya, cuaca buruk saat itu membuat sang turis luput dari pandangan selama dua hari, hingga kapal pesiar akhirnya datang membawa pertolongan.

Kisah ini menjadi pengingat penting bagi para pelaut dan wisatawan untuk selalu membawa peralatan darurat lengkap dan memeriksa kondisi cuaca sebelum berlayar. Untungnya, perjalanan penuh ketegangan ini berakhir dengan selamat.

Artikel ini telah tayang di infoTravel

Tim penyelamat menemukan sang turis dalam keadaan lemah namun tidak terluka. Ia dibawa ke marina di Andijk, diberi kopi hangat, pakaian kering, serta perlengkapan mandi, sebelum akhirnya diantar ke hotel atas permintaannya.

Kepada media Belanda NOS, pria itu mengaku sempat takut akan kehilangan nyawanya di pulau tersebut.

KNRM mengatakan bahwa hingga kini belum pernah ada kasus seseorang hilang selama beberapa hari di pulau-pulau IJsselmeer.

Menurut KNRM, situasi menjadi lebih berbahaya karena turis tersebut tidak mengenal kawasan IJsselmeer, mengingat ia hanya berkunjung. Selain itu, ia berlayar tanpa perlengkapan darurat penting seperti sinyal suar, radio komunikasi, dan ponsel cadangan.

Hal ini membuatnya mustahil menghubungi pertolongan ketika kapalnya rusak. Kapal yang ia gunakan dinyatakan tidak dapat diperbaiki, namun berhasil dievakuasi oleh Rijkswaterstaat, badan eksekutif di bawah Kementerian Infrastruktur dan Pengelolaan Air Belanda.

Pulau De Kreupel sendiri adalah pulau buatan seluas 70 hektar di Danau IJsselmeer, sekitar 4 kilometer dari Andijk. Pulau ini datar, kecil, dan tidak memiliki pepohonan atau bukit-artinya, dalam kondisi cuaca cerah, seseorang di sana akan mudah terlihat dari kejauhan.

Sayangnya, cuaca buruk saat itu membuat sang turis luput dari pandangan selama dua hari, hingga kapal pesiar akhirnya datang membawa pertolongan.

Kisah ini menjadi pengingat penting bagi para pelaut dan wisatawan untuk selalu membawa peralatan darurat lengkap dan memeriksa kondisi cuaca sebelum berlayar. Untungnya, perjalanan penuh ketegangan ini berakhir dengan selamat.

Artikel ini telah tayang di infoTravel