Pemerintah Provinsi Jawa Barat resmi menandatangani nota kesepakatan dan komitmen bersama untuk meningkatkan keamanan di daerah dengan Polda Jawa Barat dan Polda Metro Jaya.
Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menyatakan, kerja sama ini penting mengingat wilayah Jabar berada di bawah dua yurisdiksi kepolisian, yakni Polda Jabar dan Polda Metro Jaya yang mencakup Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kota Depok.
“Perjanjian ini menyangkut banyak hal. Pertama, meningkatkan keamanan dan ketertiban di seluruh wilayah Jawa Barat, termasuk ketentraman warga. Kedua, mendorong iklim investasi agar tumbuh kondusif, yang pada akhirnya melahirkan banyak lapangan kerja,” kata Dedi di Gedung Pakuan, Bandung, Jumat (16/5/2025).
Ia menjelaskan, langkah sinergis ini juga menyasar penguatan keamanan di kawasan industri serta perlindungan terhadap pelaku UMKM dan pasar tradisional. Dedi menginginkan, seluruh tempat di Jabar aman untuk warga.
Pemprov Jabar juga menggandeng kepolisian untuk meningkatkan kedisiplinan generasi muda, terutama dalam berlalu lintas. Menurutnya, anak di bawah umur dilarang menggunakan kendaraan bermotor kecuali jarak sekolahnya yang jauh.
Lebih lanjut, gubernur menegaskan pentingnya pencegahan penyalahgunaan narkoba, obat terlarang, dan minuman oplosan di kalangan remaja. Ia bahkan berencana menerapkan pembatasan jam malam bagi pelajar di hari sekolah.
“Jam tertentu mungkin saya akan berlakukan pada hari belajar, tidak boleh lagi nongkrong di atas jam 8 (malam) misalnya. Karena kan mereka harus di rumah, di luar godaannya terlalu banyak,” tambahnya.
Menurut Dedi, sinergi lintas sektor yang dibangun ini mulai menunjukkan hasil positif. Ia mencatat, angka tawuran pelajar menurun, kesadaran bersekolah meningkat, dan anak-anak mulai terbiasa berjalan kaki.
“Hari ini saya bersyukur, di berbagai tempat mengalami penurunan. Anak bersekolah dengan baik, tawuran mulai menurun, anak sudah senang berjalan kaki. Ini sebuah sinyal, semua kebijakan akan berjalan manakala dilakukan secara sinergi,” terangnya.
Berantas Preman
Sementara itu, Kapolda Jabar Irjen Rudi Setiawan menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk memberantas aksi premanisme di semua daerah di Jawa Barat. Rudi juga menjamin, Jabar menjadi wilayah yang aman untuk investasi.
“Tadi kami sudah bicarakan dengan Gubernur, Walikota dan Bupati dan seluruh Kapolres, kita berkomitmen memberantas premanisme. Kita jamin Jawa Barat yang aman investasi,” ucap Rudi.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
Menurut Rudi, Polda Jabar telah menindak ratusan orang yang diduga merupakan preman dan kerap membuat resah masyarakat. Dia mencatat, ada 177 preman yang telah dijadikan tersangka karena melakukan pemalakan di kawasan industri hingga pasar.
“Kita operasi pekat selama 10 hari, kita maksimal 177 tersangka, tidak ada tempat untuk premanisme di Jawa Barat,” ucap Rudi.
“Di perumahan juga, di pasar-pasar rakyat-rakyat kecil yang pedagang-pedagang kecil diambilin duitnya Rp5 ribu segala rupa, parkir liar,” tandasnya.