Bagi wisatawan yang menyukai perjalanan menantang saat berwisata ke Pangandaran, Jawa Barat. Taman Wisata Alam Pananjung bisa menjadi pilihan.Di sini ada Goa Parat yang kerap kali disebut sebagai goa keramat. Di tempat ini terdapat dua makam tokoh penyebar agama Islam di Pangandaran.
Dari pintu masuk Cagar Alam Pangandaran, lokasinya ada sebelah kiri. Goa dengan dalam 300 meter ini berdampingan dengan Goa Panggung yang disebut-sebut tempat semedi putra Nyi Roro Kidul.
Memasuki kedalaman 50 meter di goa tersebut terdapat dua makam tokoh penyebar agama Islam di wilayah Kabupaten Pangandaran. Konon namanya adalah Kyai Ahmad dan Muhammad.
Anggota BKSDA TWA Cagar Alam Pangandaran Hadiat Kelsaba membenarkan dalam gua Parat terdapat dua makam yang diduga tokoh penyebar agama Islam. Kedua tokoh itu, diceritakan sebagai ksatria era masuk Islam ke Pangandaran.
“Namun tidak ada yang mencatat tanggal atau kapannya meninggal kedua tokoh tersebut,” ucap Hadiat, belum lama ini.
Goa Parat ini merupakan tempat bersemedi keluarga pangeran dari Mesir, bernama Pangeran Maja Agung, Pangeran Sumenda, Pangeran Kasepuhan (Syech Ahmad) dan Pangeran Kanoman (Syech Muhammad).
Pangeran Maja Agung adalah ayah dari Syech Ahmad dan Syech Muhammad dari istrinya yang berdarah China. Sedangkan Pangeran Sumenda adalah kakak Pangeran Maja Agung.
Konon, menurut dia, Pangeran Kasepuhan dan Pangeran Kanoman tersebut oleh ayahnya, ditugaskan menyebarkan agama islam dan Pangeran Maja Agung percaya kepada kedua anaknya tersebut karena mereka mempunyai kesaktian dari sepuluh jimat yang disebut ‘konca kaliman’.
“Jadi ceritanya itu, selama perjalannya Pangeran Kasepuhan (Syekh Ahmad) dan Pangeran Kanoman (Syekh Muhammad) mengikuti arah angin, akhirnya sampailah di tanah Jawa yaitu Pangandaran. Tepatnya mungkin di TWA Cagar Alam Pananjung,” tuturnya.
Saat kedua anaknya pergi, Syekh Maja Agung merasakan rindu. Ia kemudian meminta bantuan Pangeran Raja Sumenda untuk mencarinya.
“Lalu Atas petunjuk yang Maha Kuasa, akhirnya Pangeran Kasepuhan dan Pangeran Kanoman dapat ditemukan oleh pamannya itu (Pangeran Raja Sumenda) lalu memberitahukannya kepada adiknya, Syekh Maja Agung pun segera menyusulnya, dan kedua pangeran (anaknya) tersebut berada di dalam Goa Parat Pangandaran,” ucapnya.
Namun, lanjut Hadiat, tidak dikisahkan ke mana selanjutnya para pangeran menyebarkan agama Islam itu. Namun di mulut Goa Parat dapat ditemui dua makam Pangeran Kasepuhan (Syech Ahmad) dan Pangeran Kanoman (Syech Muhammad).
“Jadi makam tersebut sengaja dibuat penduduk Pangandaran saat itu, yang pernah menerima ajarannya dengan tujuan untuk mengenang kedua panutannya yang kepergiannya tidak mereka ketahui,” katanya.
Sementara itu, pemandu wisata Pangandaran Haris Bugis menyebutkan nama goa parat diambil dari kata parat atau dalam bahasa Indonesia yaitu tembus. “Jadi goanya itu tembus ke laut kalau kita berjalan ke dalam, keluarnya bakalan langsung menghadap ke laut,” ucapnya.
Nama tersebut, kata dia, tidak ada yang tahu siapa yang menyematkannya. “Cuman sudah sejak lama disebut Goa Parat ataupun Goa Keramat,” ungkapnya.
Seperti pada umumnya, goa tersebut mempunyai stalaktit dan stalakmit di dalamnya. Batuan yang terbuat secara alami oleh tetesan air banyak membentuk batuan alam yang mempesona.