Pemerataan tenaga kesehatan di Kabupaten Sukabumi masih menjadi tantangan. Kondisi geografis yang luas dan sebaran penduduk yang tidak merata membuat beberapa puskesmas, terutama di daerah terpencil, masih kekurangan tenaga medis.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, Masykur Alawi, menyebut distribusi tenaga kesehatan saat ini belum merata, khususnya untuk tenaga dokter dan dokter gigi.
“Distribusi tenaga kesehatan di Kabupaten Sukabumi, dapat dikatakan tidak merata. Hal ini di disebabkan oleh luasnya wilayah dan tersebarnya populasi. Wilayah yang luas dan geografis yang beragam membuat sulit untuk mendistribusikan tenaga kesehatan secara merata, sehingga daerah terpencil dan pedesaan cenderung kekurangan tenaga kesehatan, terutama untuk jenis tenaga kesehatan dokter dan dokter gigi,” ucap Masykur, Senin (10/11/2025).
Saat ini Kabupaten Sukabumi memiliki 116 dokter dan 37 dokter gigi. Dari total 58 puskesmas, tercatat 21 puskesmas yang belum memiliki dokter gigi. Jumlah dokter yang ada juga dinilai belum sebanding dengan jumlah penduduk. “Jumlah tenaga dokter yang hanya 116 itu, masih jauh dari jumlah proporsi yang ideal antara jumlah dokter dan penduduk yang di layani,” lanjutnya.
Meski begitu, untuk jenis tenaga kesehatan lainnya seperti bidan, perawat, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga kesehatan lingkungan, tenaga gizi, ATLM, dan tenaga kefarmasian, jumlahnya dinilai relatif mencukupi.
Kondisi ini turut berpengaruh pada pelayanan kesehatan, terutama di wilayah pedesaan dan daerah dengan akses terbatas. Puskesmas yang belum memiliki dokter atau dokter gigi mengoptimalkan tenaga perawat dan bidan untuk layanan dasar, sementara kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut dirujuk ke fasilitas yang memiliki dokter. Melalui upaya bertahap, Dinas Kesehatan berharap kesenjangan ini dapat berangsur teratasi.
Untuk mengatasi kekurangan tenaga dokter dan dokter gigi, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi menerapkan sejumlah kebijakan. Di antaranya pemberian insentif kelangkaan, program beasiswa kedokteran putra daerah bekerjasama dengan Unpad, pengajuan puskesmas dan rumah sakit sebagai wahana Program Internship, menjadi lokus Program Dokter Desa Provinsi, serta membuka rekrutmen melalui jalur PNS, PPPK, dan BLUD. “Adanya dokter internsip ini, cukup membantu dalam pelayanan kesehatan masyarakat,” ucap Masykur.
Dinas Kesehatan berharap kebijakan ini dapat memperkuat layanan dasar dan mengurangi kesenjangan pelayanan kesehatan antara wilayah pusat dan selatan Kabupaten Sukabumi.
