Begitu roda kendaraan meninggalkan aspal mulus Jalan Tol Bocimi di Gerbang Parungkuda, tantangan sesungguhnya menuju pesisir selatan Kabupaten Sukabumi baru saja dimulai.
Jalur alternatif Cikidang, yang selama ini menjadi primadona bagi pelancong asal Jakarta dan Bogor, kembali bersiap menyambut lonjakan arus wisatawan menjelang pergantian tahun.
Rute ini menawarkan janji efisiensi, jarak yang lebih pendek, dan panorama hijau yang menyegarkan mata. Secara matematis, perjalanan dari Cibadak melalui Cikidang hanya menempuh jarak sekitar 41 kilometer hingga mencapai bibir pantai Palabuhanratu.
Jarak ini memang tidak terlalu jauh dibandingkan rute konvensional via Simpang Ratu Cibadak yang mencapai kurang lebih 48 kilometer, yang acapkali didera kemacetan panjang di titik-titik pasar serta persimpangan.
Namun, di balik keasrian pohon jati dan udara pegunungan yang sejuk, jalur Cikidang menuntut kewaspadaan tinggi. Kontur jalan yang berkelok tajam dengan lebar badan jalan yang terbatas menjadi ujian tersendiri bagi pengemudi. Aspal yang tampak mulus di satu titik, seketika berubah menjadi tantangan saat kendaraan harus berpapasan dengan mobil lain di tikungan yang masuk kategori titik buta (blind spot).
Di sisi jalan, pilihannya hanya dua, yaitu tebing curam yang ditumbuhi tanaman merambat atau jurang dalam yang hanya dibatasi oleh pagar pengaman besi. Kondisi jalur yang didominasi tanjakan terjal dan turunan curam ini memaksa mesin kendaraan bekerja ekstra keras.
Kasat Lantas Polres Sukabumi, AKP Arif Saepul Haris, menekankan jalur Cikidang bukanlah lintasan untuk bersantai, terutama bagi para pengendara pemula yang belum mengenal karakteristik medannya. Faktor cuaca dan pencahayaan juga menjadi variabel penting yang harus diwaspadai.
“Imbauan keselamatan bagi pengendara di jalur Cikidang, terutama saat kondisi hujan atau minim penerangan, sangat penting untuk mencegah kecelakaan,” ujar Arif.
Arif mengingatkan agar aspek teknis kendaraan menjadi prioritas utama sebelum wisatawan memutuskan untuk melintasi jalur ini. Ia meminta masyarakat tidak memaksakan diri jika kondisi kendaraan maupun kemampuan pengemudi tidak mumpuni menghadapi elevasi jalan yang ekstrem.
“Persiapkan kendaraan sebelum berkendara. Pastikan semua fungsi instrumen kendaraan berfungsi optimal, hindari muatan berlebih agar mobil tetap stabil, pahami medan yang akan dilalui terutama di Letter S Cikidang karena banyak tanjakan dan turunan curam. Jaga jarak aman antar-kendaraan, hindari gangguan, tetap fokus pada jalan karena kondisi jalur curam membutuhkan konsentrasi ekstra. Kemudian berikan prioritas pada kendaraan yang menanjak sebagaimana dalam aturan bahwa kendaraan yang sedang menanjak memiliki prioritas jalan,” tegas Arif menjelaskan.
Upaya mitigasi kecelakaan di jalur rawan ini juga mendapat perhatian serius dari pimpinan Kepolisian Resor Sukabumi. Kapolres Sukabumi AKBP Samian diketahui telah meninjau langsung kesiapan Pos Pengamanan Natal dan Tahun Baru (Nataru) di titik kritis Letter S Cikidang untuk memastikan personel di lapangan siap membantu para pengguna jalan.
Arif menambahkan, kepatuhan terhadap instruksi petugas menjadi faktor penentu keselamatan bersama selama masa libur panjang ini.
“Yang paling utama adalah ikuti arahan petugas di lapangan agar kelancaran, ketertiban, dan keselamatan lalu lintas bisa tercapai maksimal,” ucap Arif meneruskan pesan Kapolres.
Di sisi lain, masyarakat juga perlu bijak dalam menggunakan teknologi navigasi seperti Google Maps. Bagi wisatawan yang bertolak dari Palabuhanratu menuju Cikidang, aplikasi tersebut kerap mengarahkan melalui jalur Cisarakan.
Jalur ini dikenal memiliki tanjakan yang lebih panjang dan sangat curam, sehingga kerap menyulitkan kendaraan dengan beban berat atau pengemudi yang kurang mahir melakukan perpindahan transmisi di tengah tanjakan.
Sebagai opsi yang lebih aman bagi pengemudi pemula, rute via Cikeong dapat menjadi pilihan. Jalur ini nantinya akan terhubung kembali dengan ruas alternatif Cikidang dengan tingkat kecuraman yang lebih landai dan relatif lebih mudah dilintasi.
Pesisir selatan Sukabumi memang selalu menggoda untuk dikunjungi, namun kewaspadaan di sepanjang lintasan eksotis ini adalah harga mati demi memastikan liburan berakhir dengan bahagia, bukan duka.
