Kebijakan baru Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi yang mengatur jam masuk sekolah menjadi pukul 06.30 WIB menuai beragam reaksi. Namun di SMKN 1 Bandung, sebagian besar siswa justru menyambutnya dengan tenang.
Mereka mengaku sudah terbiasa bangun pagi sejak kecil, bahkan menganggap kebijakan tersebut bisa berdampak positif bagi kedisiplinan pelajar.
Fini Anggraeni siswi kelas 10 mengatakan, dirinya tak kaget dengan aturan tersebut. Ia mengaku sudah terbiasa bangun pagi sejak duduk di bangku sekolah dasar.
“Kalau menurut saya pribadi, saya memang dari kecil diajarkan bangun pagi. SD juga masuk jam 06.30, jadi menurut saya kebijakan itu hal positif karena mengajarkan kita bangun pagi,” ujar Fini.
“Dan kita sebagai muslim pastinya harus bangun pagi untuk salat subuh,” imbuhnya.
Sikap serupa juga ditunjukkan oleh Kirana Rahma, teman seangkatan Fini. Ia mengaku mengetahui kabar soal kebijakan itu dari media sosial. Meski tinggal di kawasan Lembang dan harus berangkat lebih awal dari rumah, Kirana tidak mempermasalahkan jadwal baru itu.
“Masuk sekolah jam segitu wajar ya, karena dari SD juga sudah terbiasa. Aku gak keberatan. Biasanya aku bangun jam 3 atau jam 4 subuh. Kalau berangkat ke sekolah jam 5.40 itu sudah biasa,” katanya.
Siswa kelas 11 seperti Abrilia pun merasa tak ada yang mengejutkan dari kebijakan baru ini. Menurutnya, SMKN 1 Bandung memang sejak lama sudah menerapkan jam masuk pagi.
“Karena kita sudah biasa masuk jam 06.30, jadi gak kaget lagi. Kita juga sudah biasa sebelum jam 6 itu sudah ada di sekolah,” tutur Abrilia.
Namun, tantangan memang tetap ada, terutama bagi siswa yang tinggal di luar Kota Bandung. Nurul, siswa kelas 11 menyebut banyak temannya yang tinggal cukup jauh dari sekolah.
Dengan adanya kebijakan ini, mau tidak mau siswa harus bangun dan berangkat lebih awal untuk menuju ke sekolah.
“Jadi lebih pagi juga (berangkatnya) karena ada jarak rumahnya yang lebih jauh. Tapi gak masalah, tinggal gimana kita manage waktu. Jam 06.30 itu efektif kok untuk mulai belajar,” singkatnya.
