Manfaat Infused Water dan Cara Membuatnya

Posted on

Tren minuman manis kian marak, namun apakah minuman manis yang beredar baik untuk kesehatan kita? Akses yang mudah dan harga yang terjangkau memungkinkan siapa pun membeli minuman tersebut.

Menurut Jurnal Ilmiah Kesehatan Pro Health, satu dari empat anak di Indonesia mengalami kekurangan hidrasi, dan lebih dari 30 persen minuman yang dikonsumsi anak bukanlah air putih.

Infused water atau air berperisa alami adalah salah satu alternatif untuk meningkatkan hidrasi secara sehat bagi anak dan keluarga. Minuman ini pada dasarnya adalah air putih yang direndam atau diinfus dengan potongan buah-buahan segar, sayuran, dan rempah alami, tanpa tambahan gula, pemanis buatan, atau pengawet. Secara tampilan, minuman ini menarik dengan potongan buah seperti stroberi, irisan lemon, atau daun mint yang mengapung. Hal ini menjadikannya terlihat estetik dan terasa lebih istimewa dibandingkan air putih biasa.

Minuman hasil rendaman buah ini bermanfaat untuk meningkatkan asupan cairan harian. Ini juga mendukung fungsi organ, menjaga elastisitas kulit, serta mengoptimalkan metabolisme tubuh, tergantung pada buah atau rempah yang digunakan dalam infused water. Minuman ini juga menjadi solusi untuk mengatasi kejenuhan mengonsumsi air putih biasa serta dapat dijadikan alternatif untuk mengurangi konsumsi minuman manis.

Kebutuhan air putih harian adalah fondasi kesehatan yang tidak dapat ditawar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) menyarankan agar orang dewasa mengonsumsi minimal delapan gelas air berukuran 230 ml per hari, atau setara dengan 2 liter, guna memastikan seluruh proses biologis berjalan lancar. Namun, tak jarang banyak orang sulit memenuhi angka ini karena merasa jenuh dengan rasanya.

Infused water hadir menjadi pilihan, dengan memberikan sensasi rasa dan aroma pilihan. Aroma citrus dari lemon atau sensasi dingin dari mentimun membuat air terasa lebih nikmat. Ketika cairan yang diminum terasa lebih menarik, secara otomatis dorongan untuk minum akan meningkat. Peningkatan asupan cairan ini sangat penting karena hidrasi yang baik terbukti mendukung kinerja fisik, bahkan menjaga fungsi kognitif, membantu seseorang tetap fokus dan bugar sepanjang hari.

Dalam hal pengelolaan berat badan, infused water juga berperan secara signifikan. Minuman ini menjadi substitusi tanpa kalori yang efektif untuk mengeliminasi kebiasaan minum minuman manis atau berkarbonasi. Mengganti satu kaleng soda manis dengan infused water lemon-mint dapat menghemat ratusan kalori per hari, sebuah langkah sederhana namun berdampak besar dalam upaya menjaga keseimbangan energi tubuh.

Data mengenai kekurangan hidrasi dan tingginya konsumsi minuman manis pada anak-anak di Indonesia memerlukan solusi yang mudah diterapkan di rumah. Memberikan infused water kepada anak dapat menjadi edukasi rasa sejak dini, melatih lidah mereka untuk menikmati rasa alami buah tanpa ketergantungan pada gula buatan.

Untuk anak-anak, infused water dengan potongan buah seperti stroberi, melon, atau semangka yang manis alami dan berwarna cerah, akan jauh lebih menarik dibandingkan air putih biasa. Langkah sederhana ini merupakan investasi jangka panjang untuk membentuk pola makan positif, menjauhkan mereka dari risiko penyakit yang berhubungan dengan kelebihan gula.

Membuat infused water sangatlah mudah, namun ada beberapa kunci penting untuk memastikan minuman yang dihasilkan aman, segar, dan optimal khasiatnya. Proses ini tidak memerlukan peralatan khusus, cukup dengan wadah, air, dan bahan-bahan segar.

Penjelasan di atas dapat menjadi pertimbangan untuk mengurangi konsumsi minuman manis dan gula berlebih. Infused water merupakan alternatif dalam menjaga kesehatan tubuh serta pemenuhan kebutuhan hidrasi, khususnya untuk anak. Dengan langkah ini, infused water menjadi solusi mudah dan efektif untuk mencapai hidrasi optimal keluarga.

Hidrasi Optimal Mendukung Kinerja Fisik dan Kognitif

Solusi Hidrasi Anak: Alternatif dari Minuman Manis Berisiko

Panduan Membuat Infused Water yang Aman, Efektif, dan Segar

1. Persiapan Bahan Baku yang Prima

2. Proses Perendaman Optimal