Mahasiswa UNMA Kembangkan Teknologi Deteksi Kebocoran Air Bersih

Posted on

Fakultas Teknik Universitas Majalengka (UNMA) meluncurkan inovasi berbasis Internet of Things (IoT). Mahasiswa dan dosen di kampus tersebut merancang sistem monitoring air real-time bernama KEPUH (Kampung Elektronik Pintar Kepuh), yang kini diterapkan di Desa Kepuh, Kecamatan Lemahsugih, Kabupaten Majalengka.

Sesuai namanya, teknologi ini dirancang untuk mendeteksi kerusakan dan mencegah kebocoran dalam distribusi air bersih. Teknologi KEPUH memanfaatkan sensor dan sistem pengendali digital agar pendistribusian air menjadi lebih efisien dan merata.

“Kita ingin meningkatkan keberlangsungan hidup di masyarakat. Terutama untuk kelompok masyarakat yang memang concern terkait dengan peningkatan tarap hidup di masyarakat,” kata Dekan Fakultas Teknik UNMA, Dony Susandi kepada infoJabar, Jumat (25/4/2025).

“Dalam hal ini kami punya harapan, nanti di tahun ini ada semacam kelompok masyarakat yang bisa menggunakan teknologi ini, yang kemudian nanti pada saat mereka gunakan, terkait distribusi air bersihnya, kendalinya mereka lakukan dengan pemanfaatan teknologi,” sambungnya.

Dony menyampaikan, alasan riset dilakukan di Desa Kepuh karena di sana memiliki potensi air cukup besar. Namun sayangnya, air bersih di desa itu kerap terbuang sia-sia. “Jadi kami punya inisiatif, gimana kalau itu dikelola gitu ya, dikelola, dikendalikan, kita kontrol supaya air itu tidak mubazir,” ujarnya.

Dalam tahap awal, teknologi KEPUH difokuskan untuk pemantauan volume air yang terdistribusi secara harian, mingguan hingga bulanan. Monitoring dilakukan di tiga masjid di Desa Kepuh sebagai lokasi uji coba.

“Untuk sementara ini, memang proyek di tahun 2024 itu adalah sampai dengan monitoring saja. Jadi sampai dengan pengawasan saja, tadi kita bisa lihat berapa vuleme air yang terdistribusi, berapa jumlah hariannya, jumlah mingguannya, jumlah bulanannya, di titik mana air yang sedang digunakan dan seterusnya,” jelas dia.

“Dan tahun 2025 ini alhamdulillah support dari Universitas juga sudah memberikan support kepada kami untuk melanjutkan, untuk membentuk tadi masyarakat, sekelompok masyarakat yang bisa menggunakan dan memanfaatkan teknologi tersebut,” tambahnya.

Namun yang menariknya, inovasi ini tidak berhenti sampai di situ. Dony mengatakan, inovasi tersebut kini tengah dilombakan dalam ajang World Summit on the Information Society (WSIS) yang digelar oleh International Telecommunication Union (ITU), lembaga di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Inisiatif ini kami daftarkan pada akhir 2024. Dari sekitar seribu usulan inovasi dari seluruh dunia, Alhamdulillah kami masuk dalam 20 besar nominasi kategori lingkungan,” ungkap Dony.

Proses selanjutnya adalah tahap voting. Dony pun mengajak masyarakat dan berbagai institusi untuk mendukung inovasi lokal ini. “Kami butuh dukungan, terutama dari warga Majalengka dan Jawa Barat agar teknologi ini bisa mendapat pengakuan lebih luas,” pungkasnya.

Menanggapi inovasi ini, Kepala Bidang Statistik, Sektoral dan Persandian Diskominfo Majalengka, Indra Budiman, menyampaikan dukungannya. Bahkan, kata dia, inovasi ini juga bisa membuka peluang kolaborasi antara pihak kampus dengan PDAM.

“Dari pemerintah daerah, kami siap memberikan dukungan. Kita akan ajak masyarakat ikut voting, dan kita juga terbuka untuk kolaborasi dengan UNMA demi pemanfaatan teknologi ini lebih luas,” ujar Indra.