Langkah Bupati Citra Usai 8 Siswa di Pangandaran Keracunan MBG

Posted on

Sebanyak 8 siswa di Madrasah Ibtidaiyah Cigugur diduga keracunan usai menyantap menu makan bergizi gratis (MBG) pada Rabu (1/10/2025) kemarin. Kasus ini tentu membuat Bupati Pangandaran Citra Pitriyami mengaku prihatin.

“Tentu saya sangat prihatin melihat kondisi ini, padahal beberapa waktu lalu Pemkab Pangandaran belum diundang rakor soal MBG karena tidak ada kasus. Dua hari setelah itu malah kejadian,” ucap Citra, Jumat (3/10/2025).

Menurutnya, saat ini sudah melakukan rapat koordinasi dan monitoring untuk mendukung dan memperkuat program MBG di Pangandaran bersama Forkopimda, SPPG, BPOM Tasikmalaya serta stakeholder. Citra mengaku selama program MBG Berjalan, belum ada koordinasi dari pihak SPPG di daerahnya.

Kendati demikian, kata dia, pihaknya sempat akan memanggil koordinator wilayah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Kabupaten Pangandaran.

“Jadi kita tidak tahu dapur MBG di Pangandaran ada berapa, letaknya dimana dan yayasannya punya siapa. Jujur kita tidak tahu,” kata dia.

Ia mengatakan kejadian di MI Cigugur menjadi bahan evaluasi dan PR bersama agar tidak terjadi kembali. “Tentu saya tidak akan menyalahkan salah satu pihak, mari kita evaluasi bersama,” ucapnya.

“Kita ingin kejadian keracunan tersebut tidak terulang kembali,” sambung dia.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pangandaran, menurut Citra, akan menugaskan Satgas percepatan program MBG untuk melakukan evaluasi.

“Jadi sekarang tim Satgas harus sering-sering ke lapangan. Ya mau tidak mau, karena kita harus menjaga semuanya,” ungkapnya.

Ia menambahkan, dalam waktu satu minggu ini akan mengeluarkan surat tugas kepada tim Satgas untuk melakukan pengawasan ke tiap-tiap dapur MBG atau SPPG.

“Karena itu tadi kurangnya koordinasi dengan pemerintah daerah. Coba seperti ungkapkan tadi, kan saya jadi tahu ada ahli gizi, ada ahli akuntansi yang harus diperkuat,” kata Citra.

Kapolres Pangandaran AKBP Andri Kurniawan mengatakan, masing-masing SPPG harus melaksanakan standar operasional prosedur (SOP). Karena program ini dinilai akan diberikan kepada orang-orang yang sensitif ketika menerima makanan, seperti siswa-siswi sekolah, ibu hamil dan balita.

“Bagi anak yang di sekolah dan kembali ke rumah itu ada penanganannya. Tetapi yang paling utama adalah apabila ada kejadian harus segera dilaporkan ke dinas terkait dalam hal ini rumah sakit atau puskesmas terdekat,” kata Andri.

Ihwal peristiwa di MI Cigugur, kata Andri, sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mengambil sampel makanan dan muntahan. “Keduanya akan dikirim juga ke pusat laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri,” ucapnya.

“Jadi nanti kita sama-sama dengan Dinas Kesehatan untuk memastikan apa hasil dari uji laboratorium tersebut. Hari ini sudah sampai sampelnya dan kita masih menunggu hasilnya,” sambung dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran Yadi Sukmayadi menyampaikan dari hasil uji laboratorium untuk kimia dari sampel makanan dan muntahan sudah diketahui hasilnya yaitu negatif. “Tetapi untuk uji bakteri belum keluar. Kita tunggu hasilnya tiga sampai empat kedepan,” ucapnya.

Dari 8 siswa yang diduga keracunan usai santap menu makan bergizi gratis (MBG) di MI Attarbiyah hanya sisa 1 siswa yang masih dirawat. Sementara, 7 siswa sudah kembali membaik dan pulang ke rumah.

Satu siswa yang masih dirawat memiliki penyakit penyerta yang membuatnya harus melakukan perawatan intensif.

Kepala Puskesmas Cigugur Nana Suharna mengatakan, sebanyak 7 siswa MI Attarbiyah sudah pulang pada Rabu (1/10/2025) kemarin. Setelah kondisi mereka dipastikan membaik dan pulih.

“Sementara ada satu siswa harus menjalani rawat inap, karena ternyata punya penyakit bawaan,” kata Nana saat dihubungi, Jumat (3/10/2025).

SPPG Harus Menjalankan SOP

Satu Siswa Masih Dirawat