Kuningan Jadi ‘Magnet’ Baru Investasi di Kawasan Rebana

Posted on

Arus investasi di kawasan Rebana, khususnya di Kabupaten Kuningan, menunjukkan tren positif sepanjang tahun 2024. Berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Kuningan, nilai investasi tahun 2024 melebihi target.

Nilai tersebut terdiri dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp16,03 triliun dan Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp395,444 miliar. Angka ini jauh melampaui target yang ditetapkan pemerintah daerah, yakni sebesar Rp1,85 triliun, dengan rincian target PMDN Rp1,572 triliun dan PMA Rp227 miliar.

Kepala DPMPTSP Kabupaten Kuningan, Asep Budi, menyampaikan keberhasilan ini merupakan hasil dari fokus investasi daerah pada sektor pariwisata dan pertanian, sesuai dengan arah kebijakan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Kuningan. Salah satu rencana yaitu investasi PLN di Kabupaten Kuningan, tepatnya di Kecamatan Cilebak.

“Rencana investasi PLN di Kabupaten Kuningan, tepatnya di Kecamatan Cilebak, data (Rp16 T) tersebut kami dapatkan dari Aplikasi OSS yang dikelola oleh BKPM RI/Kementerian Investasi dan Hilirisasi. Selain itu untuk investasinya memang mencapai target. Kita fokus investasi di bidang pariwisata dan pertanian. Tahun ini targetnya juga naik, dari tahun 2024, 1,8 triliun sekarang naik jadi 1,9 triliun. Yang menentukan target itu provinsi. Sekarang 2025 baru Mei, itu mungkin sudah 40 persenan dari target. Untuk tahun 2023 kita over target juga, ” tutur Asep, Jumat (16/5/2025).

Meskipun melebihi target. Namun, investasi di Kuningan masih memiliki kendala, salah satunya adalah belum selesainya revisi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR).

“Untuk RTRW Kuningan sudah punya tapi tahun 2011. Nah sekarang itu sedang proses revisi disesuaikan dengan RTRW Provinsi dan Nasional. Ada beberapa item yang belum clear, nantikan menyesuaikan. Itu akan jadi pegangan bagi kami untuk menarik investasi. Kalau ada RTRW nanti ada RDTR yang lebih spesifik,” tutur Asep.

Selain adanya revisi RTRW dan RDTR yang belum tuntas. Masalah lain investasi di Kuningan adalah aksesibilitas, letak geografis dan kesiapan tenaga kerja.

Padahal, lanjut Asep, ada banyak manfaat yang didapat dari banyaknya investasi di Kabupaten Kuningan. Menurutnya, investasi dapat menekan angka pengangguran dan kemiskinan, serta meningkatkan perekonomian daerah.

“Investasi suatu daerah tercipta maka akan berpengaruh pada kesejahteraan di masa depan, melindungi harta atau aset, mengantisipasi inflasi atau stabilitas ekonomi, mengurangi pengangguran dan kemiskinan serta mengembangkan basis ekonomi yang beragam,” tutur Asep.

Untuk meningkatkan investasi di tahun 2025, pihaknya akan melakukan beberapa upaya, seperti lebih sering mengadakan pertemuan dengan para investor, membuat paket khusus investasi, serta memberikan kemudahan regulasi bagi para investor.