Keraton Kanoman Cirebon tidak hanya menyimpan jejak sejarah dalam bentuk bangunan dan pusaka, melainkan juga lewat cita rasa kuliner yang diwariskan turun-temurun. Tak sekadar lezat, setiap hidangan dari Keraton Kanoman juga memiliki nama-nama unik yang menyimpan makna mendalam di baliknya.
Aneka hidangan tradisional dari dapur Keraton Kanoman ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kekayaan budaya yang hingga kini terus dijaga.
infoJabar berkesempatan berbincang-bincang dengan juru bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi, yang dengan antusias menceritakan tentang kekayaan kuliner yang dimiliki oleh keraton.
Ia mengatakan bahwa selain memiliki berbagai macam benda peninggalan sejarah, Keraton Kanoman juga menyimpan resep kuliner legendaris yang masih terjaga.
“Kalau menu-menu makanan dari Keraton Kanoman mungkin mencapai ratusan,” ujar Ratu Raja Arimbi dalam sebuah wawancara, baru-baru ini.
Dari banyaknya menu makanan yang dimiliki Keraton Kanoman, Arimbi memberikan beberapa contoh di antaranya. Selain memiliki rasa nikmat, makanan-makanan ini pun mempunyai nama yang sarat makna. Di sisi lain, makanan-makanan ini memiliki manfaat bagi tubuh.
Seperti Sega Sereh, Mie Dawa Umur, Udang Jangan Dage, Sontong Bakar Caruban, Bebek Goreng Sambal Ijo, Urab Rebung, Pithik Ndekem, Penthul Mahesa dan Kakap Merah Kukus.
Ratu Raja Arimbi menjelaskan, Sega Sereh adalah nasi yang dikukus atau diolah dengan cara khusus. “Makanan ini memiliki manfaat untuk melancarkan peredaran darah,” kata dia.
Kemudian Mie Dawa Umur adalah mie goreng yang memiliki filosofi panjang umur, panjang jodoh, panjang rezeki dan segala sesuatu yang baik-baik sehingga menjadi keberkahan tersendiri.
Sedangkan Udang Jangan Dage memiliki makna kebersamaan. Makanan ini memberikan pesan agar kita tetap menjaga tali silaturahmi. “Kita sebagai umat manusia harus menjaga tali silaturahmi, baik yang memiliki rezeki lebih maupun yang belum beruntung, sehingga kita bisa bersama-sama bisa dalam mengarungi kehidupan ini,” terang Arimbi.
Arimbi menjelaskan bahwa Urab Rebung ini merupakan makanan yang memiliki filosofi tentang kesederhanaan dan kerendahan hati. Terbuat dari rebung rebus, kelapa parut, dan bumbu sederhana, makanan ini mengajarkan kita untuk tidak sombong, bersikap lembut, dan memiliki sifat yang baik.
Pentul Mahesa merupakan salah satu makanan dari Keraton Kanoman yang terbuat dari olahan daging. “Daging yang digunakan adalah daging kerbau,” ucap Arimbi.
Ia menjelaskan, makanan ini memiliki filosofi tentang keberagaman dalam beragama. Filosofi ini mengajarkan kita untuk tetap menghormati keyakinan dan kepercayaan orang lain. “Sehingga kita bisa sama-sama menjalankan kehidupan di satu tempat yang sama,” terang Arimbi.
Kakap Merah Kukus memiliki filosofi tentang keberkahan yang didapat melalui kerja keras. Sesuai dengan namanya, makanan ini terbuat dari daging ikan. Makanan ini menggambarkan bahwa segala sesuatu yang berharga perlu diperjuangkan.
Sontong Bakar Caruban memiliki filosofi cinta yang setia, mampu mengatasi permasalahan, dan menjadi cahaya penerang dalam kehidupan.
Makanan ini terbuat daging bebek yang diolah dan disandingkan dengan sambal ijo hingga menjadi hidangan lezat . “Makanan ini memiliki filosofi tentang disiplin dan kesabaran yang tinggi,” terang Arimbi.
Pithik Ndekem merupakan makanan yang terbuat dari daging ayam. Menurut Arimbi, makanan ini memiliki filosofi bahwa manusia sejatinya adalah makhluk kecil yang tidak berarti apa-apa di hadapan Tuhan.
“Makanan ini menggambarkan sikap pasrah dan tunduk diri, di mana kita sebagai manusia harus selalu berdoa dan menjaga perilaku. Sikap ini mengajarkan kita untuk menjadi lebih tenang dan lembut,” kata Arimbi.
Selain menyimpan makna yang mendalam, beragam hidangan khas Keraton Kanoman juga memiliki cita rasa yang lezat. Dahulu, makanan-makanan ini mungkin hanya dapat dinikmati di lingkungan keraton.
Namun kini, masyarakat luas pun bisa mencicipinya. Bagi Anda yang ingin merasakan kelezatan kuliner khas Keraton Kanoman, sajian-sajian istimewa ini dapat ditemukan di Restoran Marina, yang berlokasi di Jalan Parujakan, Kota Cirebon.