Seratusan anak berseragam SD dan SMP duduk di sebuah aula berukuran lumayan besar. Mereka merupakan murid baru Sekolah Rakyat (SR) Dinas Sosial Jawa Barat, di Cibabat, Kota Cimahi.
Lain dengan murid baru di sekolah lainnya yang sudah menjalani Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) sejak 14 Juli lalu, murid Sekolah Rakyat Terintegrasi jenjang SMP dan SMA di lingkungan Dinsos Jabar baru mengawali MPLS pada Jumat (15/8/2025).
Salah satunya Muhammad Abdul Rozak (16). Siswa SMP asal Kota Bandung yang memutuskan menjadi murid baru ke sekolah rakyat jenjang SMA. Hal itu dilakukannya tanpa paksaan serta tanpa dorongan siapapun.
“Penasaran saja sekolahnya seperti apa. Memang sebelumnya daftar dulu ke SMKN 17 Bandung, tapi setelah tahu ada sekolah rakyat langsung daftar ke sini,” kata Abdul Rozak saat ditemui, Jumat (15/8/2025).
Ia serius mengikuti jalannya MPLS hari pertama yang dibuka oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat. Sosok yang tak ia kenal, namun ia tahu pasti bahwa pria tersebut merupakan pejabat pemerintah.
Lantas apa yang membuat Abdul Rozak memutuskan masuk sekolah rakyat? Dengan lantang ia menjawab karena gratis dan fasilitas yang memadai. Hal itu ia pastikan langsung dengan mata kepalanya sendiri.
“Keren banget fasilitasnya, segala ada. Ada asrama, ruang makan khusus, tempat olahraga khusus, laboratorium, semua lengkap. Makan juga kan di sini gratis, kalau di sekolah negeri kan jajan sendiri, bekal dari orangtua. Saya enggak mau membebani orangtua lagi soalnya,” ucap Abdul Rozak.
Ia tak masalah bakal berpisah dan jarang bertemu dengan orangtuanya. Ia sudah terbiasa mandiri semenjak kecil, saat ia dimasukkan ke pesantren. Toh ada waktunya juga ia bakal bisa kangen-kangenan dengan keluarganya.
“Sudah biasa soalnya kan waktu SD itu masuk pesantren, jadi terbiasa pisah sama orangtua. Kalau kangen nanti juga ada waktunya (bertemu),” ucap Abdul Rozak.
Targetkan Bangun 16 Sekolah Rakyat di Jawa Barat
Sementara itu Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Herman Suryatman menyebut saat ini sudah ada 13 sekolah rakyat terintegrasi di Jawa Barat. Targetnya akan ada 16 sekolah rakyat terintegrasi di Jawa Barat.
“Saat ini sudah ada 13 Sekolah Rakyat Terintegrasi di Jawa Barat. Mudah-mudahan yang 3 akan segera tuntas renovasi dan lain sebagainya. Termasuk rekrutmen siswanya, sehingga tahun ini ditargetkan Jawa Barat memiliki 16 Sekolah Rakyat Terintegrasi,” kata Herman.
Khusus untuk sekolah rakyat terintegrasi di lingkungan Dinas Sosial Jawa Barat, terdiri dari empat rombongan belajar. Rinciannya dua rombel SMP dan dua lagi rombel jenjang SMA.
“Total ada 100 siswa, jadi separuh-separuh. Kemudian jumlah guru, kepala sekolah, dan wali asrama/wali asuh itu semuanya ada 50 orang,” kata Herman.
Sementara secara keseluruhan, ada sebanyak 1.380 siswa Sekolah Rakyat jenjang SD, SMP, dan SMA di Jawa Barat. Rinciannya 75 siswa SD, 675 siswa SMP, ada 630 siswa SMA.
“Semua fasilitas sudah disediakan, asrama lengkap sudah saya cek, tempat tidur dan sebagainya, termasuk toiletnya yang relatif representatif. Dijamin anak-anak ini betah, makanya saya titip ke guru, kepala sekolah, wali asuh maupun wali asrama, harus betul-betul diberikan kasih sayang,” kata Herman.