Jaga Wajah Wisata Cirebon, Parkir Liar-Gepeng Ditertibkan

Posted on

Untuk menciptakan ruang publik yang aman, tertib, dan nyaman, terutama di kawasan wisata, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Cirebon menggelar operasi penertiban di dua titik keramaian, yakni lampu merah Weru dan kawasan wisata Trusmi, Jumat pagi (4/7/2025).

Operasi menyasar juru parkir liar, anak jalanan, komunitas punk, serta gelandangan dan pengemis (gepeng) yang kerap menimbulkan keresahan warga.

Kapolresta Cirebon, Kombes Pol Sumarni, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan bagian dari program berkelanjutan dalam menjaga ketertiban umum di jalur utama serta kawasan wisata unggulan Kabupaten Cirebon.

Dalam operasi tersebut, petugas mengamankan delapan juru parkir liar yang beroperasi tanpa izin resmi dan kerap menarik tarif parkir melebihi ketentuan.

“Aktivitas ilegal ini tidak hanya merugikan masyarakat, tapi juga mengganggu arus lalu lintas, khususnya di Trusmi yang menjadi pusat industri batik dan tujuan wisata,” ujar Sumarni.

Delapan orang yang diamankan berasal dari berbagai desa di wilayah Cirebon, mulai dari Kecamatan Susukan, Jamblang, Suranenggala hingga Plered. Mereka kemudian dibawa ke Polsek terdekat untuk pendataan dan pembinaan, serta diberikan peringatan tegas agar tidak mengulangi perbuatan serupa.

Selain juru parkir liar, penertiban juga menyasar anak jalanan, komunitas punk, dan gepeng yang biasa beraktivitas di ruang publik. Namun, pendekatan dilakukan secara persuasif dan humanis. Para petugas turut menghubungkan kelompok ini dengan program pembinaan sosial yang lebih terarah.

“Kehadiran mereka, terutama yang meminta-minta atau tidur di trotoar, mengganggu estetika dan kenyamanan kota,” jelas Sumarni.

“Trusmi adalah wajah Cirebon, dan kawasan wisata harus bersih, tertib, dan ramah wisatawan,” katanya menambahkan.

Sumarni menegaskan, penyelesaian persoalan sosial ini tidak bisa dilakukan sepihak. Polresta Cirebon akan berkoordinasi dengan Dinas Sosial, Satpol PP, dan Dinas Ketenagakerjaan untuk menindaklanjuti hasil operasi, termasuk memberikan pelatihan keterampilan, rehabilitasi, hingga penempatan kerja bagi warga yang terdampak.

“Ini bukan sekadar penindakan. Kami ingin mereka memiliki masa depan yang lebih baik dengan pekerjaan yang layak,” ujarnya.

Operasi serupa akan digelar secara rutin, khususnya di titik-titik strategis yang kerap menjadi pusat aktivitas publik. Ia pun mengajak masyarakat berperan aktif dalam menjaga ketertiban kota dengan melaporkan aktivitas liar atau pelanggaran yang meresahkan.

“Tertib kota adalah tanggung jawab bersama. Kami siap menindaklanjuti laporan masyarakat dengan cepat,” pungkasnya.