Jadwal Sholat Gerhana Bulan dan Ringkasan Tata Caranya

Posted on

Gerhana bulan total diperkirakan akan terjadi pada hari Minggu dan Senin, tepatnya 7-8 September 2025 yang bertepatan dengan 14 Rabiul Awal 1447 Hijriah. Di momen itu, umat Islam dianjurkan untuk melaksanakan shalat gerhana atau shalat khusuf.

Dikutip dari laman Kemenag.go.id, berdasarkan data astronomi, gerhana bulan akan dimulai dengan fase sebagai pada Minggu malam pukul 23.27 WIB, 00.27 WITA, dan 01.27 WIT.

Fase awal total diperkirakan terjadi pada pukul 00.31 WIB, 01.31 WITA, dan 02.31 WIT. Puncak gerhana diperkirakan berlangsung pada pukul 01.11 WIB, 02.11 WITA, dan 03.11 WIT.

Gerhana kemudian berlanjut ke fase akhir total pada pukul 01.52 WIB, 02.52 WITA, dan 03.52 WIT. Seluruh rangkaian gerhana diperkirakan selesai pada pukul 02.56 WIB, 03.56 WITA, dan 04.56 WIT.

Mengutip dari laman Rumaysho, waktu pelaksanaan shalat gerhana adalah ketika gerhana muncul sampai gerhana tersebut hilang.

Dari Al Mughiroh bin Syu’bah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَادْعُوا اللَّهَ وَصَلُّوا حَتَّى يَنْجَلِىَ

“Matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Kedua gerhana tersebut tidak terjadi karena kematian atau lahirnya seseorang. Jika kalian melihat keduanya, berdo’alah pada Allah, lalu shalatlah hingga gerhana tersebut hilang (berakhir).” (HR. Bukhari no. 1060 dan Muslim no. 904)

Shalat gerhana juga boleh dilakukan pada waktu terlarang untuk shalat. Jadi, jika gerhana muncul setelah Ashar, padahal waktu tersebut adalah waktu terlarang untuk shalat, maka shalat gerhana tetap boleh dilaksanakan. Dalilnya adalah:

فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ

“Jika kalian melihat kedua gerhana matahari dan bulan, bersegeralah menunaikan shalat.” (HR. Bukhari no. 1047).

Berdasarkan keterangan di atas dapat disimpulkan, bahwa pelaksanaan shalat gerhana (khusuf) dapat dilaksanakan dari awal gerhana matahari atau bulan terlihat sampai gerhana berakhir. Dalam hadits ini tidak dibatasi waktunya. Kapan saja melihat gerhana termasuk waktu terlarang untuk shalat, maka shalat gerhana tersebut tetap dilaksanakan.

Mengutip dari almanhaj.or.id, shalat gerhana dilaksanakan sebanyak dua raka’at, dengan dua ruku dalam setiap raka’atnya. Dalilnya, adalah hadits yang diriwayatkan oleh Aisyah radhiyallahu’anhuma.

أَنَّ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَلَّىيَوْمَ خَسَفَتِ الشَّمْسُ فَقَامَ فَكَبَّرَ فَقَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيْلَةً ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً ثُمَّ رَفَعَ رَأْسَهُ فَقَالَ :سَمِعَ اللهُ لِمَنْ حَمِدَهُ،وَقَامَ كَمَا هُوَ، ثُمَّ قَرَأَ قِرَاءَةً طَوِيْلَةً وَهِيَ أَدْنَى مِنَ القِرَاءَةِ الأُوْلَى ثُمَّ رَكَعَ رُكُوْعًا طَوِيْلاً وَهِيَ أَدْنَى مِنَ الرَّكْعَةِ الأُوْلَى ثُمَّ سَجَدَ سُجُوْداً طَوِيْلاً ثُمَّ فَعَلَ فِى الرَّكْعَةِ الآخِرَةِ مِثْلَ ذَلِكَ،ثُمَّ سَلَّمَ

Bahwasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah melaksanakan shalat ketika terjadi gerhana matahari. Rasulullah berdiri kemudian bertakbir kemudian membaca, panjang sekali bacaannya, kemudian ruku’ dan panjang sekali ruku’nya, kemudian mengangkat kepalanya (i’tidal) seraya mengucapkan: “Sami’allahu liman hamidah,” kemudian berdiri sebagaimana berdiri yang pertama, kemudian membaca, panjang sekali bacaannya namun bacaan yang kedua lebih pendek dari bacaan yang pertama, kemudian ruku’ dan panjang sekali ruku’nya, namun lebih pendek dari ruku’ yang pertama, kemudian sujud, panjang sekali sujudnya, kemudian dia berbuat pada raka’at yang kedua sebagimana yang dilakukan pada raka’at pertama, kemudian salam… [Muttafaqun ‘alaihi].

Abu Rakhmad berharap umat Islam dapat menjadikan peristiwa ini sebagai refleksi spiritual. Umat Islam dapat memulai salat gerhana sejak fase sebagian.

“Umat Islam dapat mengambil hikmah sekaligus memperkuat ukhuwah dengan melaksanakan ibadah berjemaah, khususnya Salat Khusuf di masjid atau musala terdekat,” ujar Abu Rokhmad di Jakarta, Kamis (4/9/2025).

“Gerhana bulan ini menjadi momentum memperbanyak zikir, istigfar, dan doa bersama untuk keamanan dan keselamatan bangsa,” pungkasnya.

Lalu Kapan Shalat Gerhana Dimulai ?

Tata Cara Shalat Gerhana

Ringkasan Tata Cara Shalat Gerhana :