Jadi Daerah Penyangga Rebana, Kota Cirebon Siapkan 4 Kawasan Unggulan

Posted on

Kota Cirebon merupakan salah satu daerah yang menjadi bagian dalam kawasan Rebana Metropolitan. Sebagai daerah penyangga, Kota Cirebon telah menyiapkan empat kawasan yang rencananya akan dijadikan sebagai kawasan unggulan.

Dari keempat kawasan ini, ada yang rencananya akan dikembangkan menjadi destinasi wisata sekaligus pusat kuliner, sehingga diharapkan dapat mendorong kemajuan kota.

Sekretaris Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kota Cirebon, Icip Suryadi mengatakan, empat kawasan yang dimaksud adalah kawasan Kesenden, Pelabuhan Cirebon, Kejawanan dan Argasunya.

“Dulu itu ada pemetaan dan kesepakatan antara pemerintah Kota Cirebon dengan DPRD Kota Cirebon di tahun 2017 untuk mengembangkan 4 kawasan. Yaitu Kesenden, Pelabuhan, Kejawanan dan Argasunya,” kata Icip di Kota Cirebon, Jumat (16/5/2025).

Menurut Icip, untuk kawasan Kesenden rencananya akan dijadikan sebagai kawasan wisata pantai sekaligus pusat kuliner. Namun, untuk mewujudkannya perlu dilakukan persiapan matang.

“Kesenden kalau dilihat dari potensi yang ada di situ, itu bisa dijadikan wisata pantai dan kuliner. Tapi perlu feasibility study. Mudah-mudahan tahun ini feasibility study-nya dibuat. Kalau feasibility study sudah dibuat, investor tidak bingung lagi untuk apa atau peruntukannya bagaimana,” terang Icip.

Selain Kesenden, Pelabuhan Cirebon juga direncanakan sebagai salah satu kawasan unggulan. Icip menyebut, sempat ada wacana untuk mengembangkan fungsi Pelabuhan Cirebon agar tidak hanya sebagai tempat bongkar muat batu bara.

“Pelabuhan sebenarnya sempat kemarin-kemarin ada wacana pelabuhan itu akan diaktifkan kembali untuk umum. Yang sekarang kan baru batu bara aja. Pengennya kita sih, kita bekerja sama dengan pelabuhan, berkolaborasi, untuk bisa meningkatkan peran Pelabuhan Cirebon. Karena Pelabuhan Cirebon kan merupakan salah satu bukti sejarah,” kata Icip.

Kawasan berikutnya yang akan dikembangkan sebagai kawasan unggulan adalah Argasunya. Menurut Icip, wilayah ini sebelumnya sempat direncanakan untuk dijadikan sebagai destinasi agrowisata.

“Agrowisatanya, dulu itu pernah selintas ada rencana untuk kopi. Di tahun 2020 atau 2022, direncanakan seperti itu,” ucap Icip.

Tak hanya itu, kawasan Argasunya juga direncanakan akan dibangun jalur offroad untuk menambah daya tarik. “Di sana kan banyak cekungan-cekungan bekas galian C, nah itu bisa dijadikan sarana offroad,” kata Icip.

Kendati demikian, Icip belum bisa bicara banyak tentang progres terkait dengan rencana pembangunan di kawasan Argasunya. “Dulu itu memang kita baru sebatas kita duduk bersama membicarakan tentang itu, belum ditindaklanjuti,” kata Icip.

Menurut Icip, dari beberapa kawasan yang direncanakan menjadi destinasi wisata, baru Pantai Kejawanan yang sejauh ini telah menunjukkan perkembangan paling signifikan. Selain menawarkan pesona pantai, kawasan ini juga dilengkapi dengan berbagai pilihan tempat kuliner.

“Untuk Kejawanan sekarang saya lihat sudah ada wisata, seperti banana boat dan macam-macam. Investor juga sudah banyak. Sudah ada 77 investor yang investasi di sana. Kita sudah mengadakan koordinasi dan pendataan di sana,” kata dia.

“Cuma memang belum ada sentuhan peran dari pemerintah daerah. Karena pelabuhan-pelabuhan itu kan punya otoritas sendiri. Jadi mungkin perlu pendekatan khusus atau pendekatan yang lebih lanjut lagi, kita dengan mereka untuk bisa duduk bersama untuk saling kerja sama,” kata Icip menambahkan.

Menurut Icip, sebagai bagian dari kawasan Rebana Metropolitan, Kota Cirebon merupakan daerah yang akan lebih memaksimalkan sektor jasa hingga wisata.

Berbicara soal pariwisata, Kota Cirebon memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang menjadi daya tarik tersendiri. Salah satunya dapat dilihat melalui keberadaan keraton-keraton yang masih lestari hingga kini.

“Kita memang tidak memiliki kawasan industri. Tapi kita akan memaksimalkan sektor jasa dan perdagangan. Kita juga memiliki keunikan tersendiri. Sebagai tujuan kota wisata, di kita ada beberapa keraton. Keraton Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan dan Kaprabonan,” terang Icip.

Pernyataan Icip selaras dengan penjelasan Kepala Pelaksana Badan Pengelola Rebana, Bernardus Djonoputro, saat memaparkan tentang peran dan karakteristik masing-masing daerah di kawasan Rebana Metropolitan.

Diketahui, ada tujuh daerah yang masuk dalam kawasan Rebana Metropolitan. Antara lain yaitu Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka, Kuningan, Indramayu, Subang dan Sumedang.

Bernardus mengatakan, setiap daerah di Rebana memiliki peran dan karakteristik yang berbeda. Seperti Kota dan Kabupaten Cirebon serta Kuningan yang menonjol dalam sektor pariwisata dan budaya.

Sementara itu, Majalengka, Subang, dan Sumedang dinilai kuat dalam pertanian dan industri, khususnya pengembangan kendaraan listrik dan pergudangan modern.

“Sebetulnya semua daerah memiliki keunikan masing-masing seperti Kota Cirebon dan Kuningan yang kuat aspek pariwisata sehingga sektor itu akan berkembang. Majalengka, Subang akan tumbuh jadi kawasan industri masa depan,” katanya, Rabu (14/5/2025).

Menurutnya, ada beberapa catatan penting yang harus diperhatikan oleh 7 daerah di Rebana, misalnya sinergi antar wilayah. Setiap daerah, kata dia, harus menyadari pentingnya kolaborasi. Dengan potensi 10 juta penduduk di Rebana, kawasan ini hanya bisa maju jika semua daerah bekerja sebagai satu kesatuan.

Untuk mendukung hal itu, para bupati dan wali kota di Rebana telah menjadi bagian dari Dewan Pengawas BP Rebana dan terikat dalam kerja sama sebagai koridor ekonomi.

“Semua kepala daerah dengan gubernur adalah dewan pengawas BP Rebana. Mereka mempunyai kesepahaman dalam bentuk ikatan kerja bersama sebagai wilayah koridor ekonomi, dan sudah terjalin baik sejak 3 tahun terakhir,” ungkapnya.

“Ini harus dilanjutkan oleh kepala daerah yang baru sehingga masing-masing bisa mendapatkan manfaat dari besarnya investasi yang dilakukan pemerintah provinsi dan pusat,” lanjutnya.

Andalkan Sektor Jasa hingga Wisata