Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Rabu (26/11/2025) beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca infoJabar. Tiga orang tewas dalam kecelakaan di Rajamandala, pria di Palabuhanratu nekat bakar rumah kekasih gegara cemburu lalu melihat wajah baru Gedung Sate yang berstruktur candi.
Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini,
Kecelakaan melibatkan dua kendaraan terjadi di Jembatan Rajamandala, perbatasan antara Kabupaten Bandung Barat (KBB) dengan Kabupaten Cianjur, Selasa (25/11/2025) malam.
Kendaraan yang mengalami kecelakaan, yakni satu unit angkot jurusan Padalarang-Rajamandala nomor polisi D 1984 UZ dengan satu unit truk tronton milik salah satu jasa ekspedisi dengan nomor polisi D 9853 UB.
Akibat kecelakaan tersebut tiga orang tewas dan tiga lainnya luka berat. Korban tewas dan yang mengalami luka-luka merupakan penumpang angkot yang dikemudikan oleh Adun.
“Betul kami terima laporan kecelakaan lalu lintas di Jembatan Rajamandala perbatasan Cianjur dengan KBB. Korban tewas ada 3 orang, sudah dibawa ke RS Cianjur, dan 3 lainnya luka berat,” kata Kapolsek Cipatat, AKP Iwan Setiawan saat ditemui, Selasa (25/11/2025).
Iwan mengatakan kecelakaan tersebut berawal saat truk ekspedisi melaju dari arah Bandung menuju Cianjur. Kemudian dari arah berlawanan datang angkot yang dikemudikan Adun.
“Saat di lokasi kejadian, angkot melaju terlalu ke arah kanan sehingga tabrakan tidak terhindarkan,” kata Iwan.
Korban tewas ada yang sampai terlempar keluar dari kendaraan. Proses evakuasi dilakukan oleh anggota Polsek Cipatat dan Unit Gakkum Sat Lantas Polres Cimahi dibantu anggota Polres Cianjur.
“Penanganan awal kita evakuasi korban tewas dan korban luka. Kemudian kita memindahkan angkot karena arus lalu lintas sempat tersendat. Untuk truk masih di tengah jembatan karena sama sekali tidak bisa bergerak,” kata Iwan.
Cemburu Buta, Pria di Palabuhanratu Nekat Bakar Rumah Kekasih
Diduga terbakar api cemburu, IS alias Oking nekat membakar rumah kekasihnya sendiri, Yuli, di Kampung Citepus Hilir, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Informasi dihimpun infoJabar, peristiwa tersebut terjadi Rabu (26/11/2025) dini hari tepatnya sekitar pukul 03.30 WIB, saat para penghuni rumah sedang tertidur lelap.
Anggi (35), sepupu korban mengungkap, kejadian bermula saat cucu pemilik rumah mencium bau bensin yang menyengat. Anggi yang saat itu sedang ronda malam, langsung berlari ke lokasi kejadian setelah mendapat informasi tersebut.
“Kejadian jam 03.30 WIB, ada informasi dari anaknya bibi (pemilik rumah) ada yang membakar karena tercium bau bensin. Saya waktu itu lagi ronda, langsung lari ke rumah bibi. Pas dilihat, benar ada api yang membakar di bagian dapur,” ujar Anggi kepada wartawan di lokasi, Rabu (26/11/2025).
Menurut Anggi, saat kejadian sempat terlihat bayangan orang di lokasi yang gelap. Pihak keluarga kemudian berinisiatif menelusuri rekaman CCTV di sekitar lingkungan untuk mencari petunjuk.
Dari penelusuran tersebut, terungkap pergerakan pelaku mulai dari membeli bensin hingga melarikan diri.
“Dicari bukti CCTV, ternyata ada pas beli bensinnya di warung Madura di Jalan Cagak Cibodas. Terus dicari lagi CCTV lain, ada lagi (rekaman pelaku) lewat perkampungan itu pas sudah selesai membakar rumah,” jelas Anggi.
Rekaman tersebut kemudian diperlihatkan kepada Yuli. Yuli membenarkan bahwa pria dalam rekaman tersebut adalah IS, kekasihnya.
Pelaku diketahui merupakan warga Jampang Kulon yang saat ini mengontrak di daerah Cibolang (Citepus). Saat melancarkan aksinya, pelaku diduga dalam kondisi mabuk.
“Pas dilihatin ke Si Teteh (Yuli), katanya iya itu orangnya benar. Sempat dicari ke kontrakannya, digedor-gedor tapi tidak dibuka. Akhirnya lapor ke Polsek,” tambahnya.
Beruntung, api berhasil dipadamkan sebelum merambat ke seluruh bangunan. Kerugian materiil meliputi peralatan dapur dan sepatu sekolah anak yang hangus terbakar.
Merespons laporan warga, pihak kepolisian bergerak cepat. Kasat Reskrim Polres Sukabumi, Iptu Hartono membenarkan, peristiwa tersebut dan menyatakan bahwa pihaknya telah mengamankan pelaku.
“Pelaku sudah ditangkap, sedang dalam pemeriksaan,” ujar Iptu Hartono singkat saat dikonfirmasi.
Gedung Sate punya wajah baru setelah renovasi gapura hampir rampung. Bangunan ikonik yang menjadi kantor Gubernur Jawa Barat itu punya gapura baru dengan struktur menyerupai candi.
Pantauan infoJabar, Rabu (26/11/2025) pukul 11.00 WIB, tampak jelas dua struktur gapura berwarna putih di sisi kiri dan kanan pintu utama. Bentuknya menyerupai candi, dengan susunan bata putih yang bertingkat dan meruncing ke atas.
Gapura itu ditopang pagar hitam bergaya kolonial berada di bagian depan, memberikan kontras elegan dengan gapura putih yang kini menjadi focal point baru kawasan tersebut.
Selain di bagian depan, gapura itu juga dibuat di semua area masuk kawasan Gedung Sate. Meski ada yang masih dalam tahap pengerjaan, namun renovasi gapura terlihat sudah mendekati tahap selesai.
Pemandangan baru Gedung Sate dengan capura candi ini jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Seperti Zarah Salsabila Putri, wisatawan asal Bogor yang baru pertama kali datang ke Gedung Sate.
Menurut dia, struktur gapura baru ini tampak lebih segar dan menyatu dengan bangunan Gedung Sate yang berdiri kokoh di belakangnya.
“Lagi liburan ke Bandung, main ke Gedung Sate lihat-lihat, ini baru pertama kali ke sini. Sudah tahu kalau ini baru direnovasi, tadi dikasih tahu teman. Tambah cantik, putih bersih bentuknya seperti candi, cocok sih,” ucap Zarah saat berbincang dengan infoJabar.
Senada, Nazwa Asyifa juga memuji gapura Gedung Sate yang menurutnya enak dipandang. “Lihat gedung sate cantik ini baru pertama kali. Melihatnya bagus sih, warnanya cocok, estetik,” ungkap perempuan asal Sulawesi ini.
Diketahui, renovasi gapura Gedung Sate dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp3,9 miliar yang berasal dari APBD Perubahan 2025.
Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Jawa Barat, Mas Adi Komar menyebut, renovasi gapura dilakukan sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter visual Gedung Sate.
“Memang secara umum kota pemerintah terus berbenah kaitan dengan lingkungan dan sarana prasarana di Gedung Sate karena sebagai ikon Jawa Barat dan perlu representasi visual yang lebih kuat terkait kekhasan Jawa Barat,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, kondisi infrastruktur pagar Gedung Sate memang sudah lama tidak diperbarui. Beberapa bagian bahkan mengalami kerusakan menyusul sejumlah aksi unjuk rasa dalam beberapa waktu ke belakang.
“Beberapa kali kemarin ada aktivitas unjuk rasa yang memang saat itu berlangsung berdampak pada infrastruktur pagar, jadi ada yang perlu diperkuat kembali dan sementara ini kita masih tambal sulam perbaikannya, tidak menyeluruh,” tutur Mas Adi.
Aparat Polres Tasikmalaya Kota menggerebek sebuah kamar penginapan di kawasan Jalan Komalasari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Rabu (26/11/2025) siang.
Tindakan ini dilakukan setelah muncul dugaan adanya penyekapan terhadap seorang anak gadis di kamar tersebut.
Saat pintu kamar dibuka, polisi mendapati seorang anak perempuan bersama empat pria. Anak gadis itu tampak ketakutan. Beruntung, seorang polwan langsung mengevakuasinya keluar kamar, sementara keempat pria tersebut langsung diinterogasi di lokasi.
Korban diduga berinisial RN, remaja berusia 15 tahun warga Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.
Adapun empat pria yang ditemukan di dalam kamar masing-masing adalah Dian Fajar (24) warga Kecamatan Tamansari, Dimas (21) warga Kecamatan Cipedes, IR (17) warga Kecamatan Tamansari, dan AK (17) warga Kecamatan Tamansari.
Salah seorang keluarga korban menyebut RN pergi dari rumah sejak Senin. Sejak saat itu, RN hilang kontak, membuat keluarganya panik.
“Pergi dari rumah sudah dua malam. Ponselnya nggak aktif, kami kehilangan kontak,” ujar salah seorang keluarga di lokasi kejadian.
Di tengah kepanikan itu, pada Rabu siang, RN akhirnya menghubungi ibunya dan memberi tahu keberadaannya di penginapan tersebut.
“Nah tadi dia kirim serlok, langsung kami susul ke sini,” ujarnya. Sebelum menuju lokasi, keluarga terlebih dahulu melapor ke polisi.
Menurut pihak keluarga, selama dua hari ponsel RN dipegang oleh para pelaku. Beruntung, saat keempat pria itu tertidur, korban berhasil mengambil ponselnya dan menghubungi keluarga.
“Dia bisa ambil ponselnya karena semua laki-laki itu lagi tidur,” kata keluarga korban.
Keluarga menambahkan, RN merupakan anak putus sekolah. “Masih 15 tahun, ya kalau sekolah mungkin SMP,” ujarnya.
Setelah pemeriksaan awal dilakukan, polisi membawa keempat pria tersebut ke Mapolres Tasikmalaya Kota. Polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk pakaian dan beberapa botol bekas minuman keras.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP M Faruk Rozi melalui Pamapta Polres Tasikmalaya Kota, Ipda Diva Chalia, yang memimpin penindakan, membenarkan bahwa kasus ini berkaitan dengan dugaan penyekapan anak di bawah umur. Polisi bergerak cepat setelah menerima laporan dari keluarga korban.
“Jadi hari ini kami mendatangi TKP terkait dugaan penyekapan seorang wanita di bawah umur oleh empat pelaku, dua di antaranya masih di bawah umur,” kata Diva.
Ia menjelaskan, seluruh pihak yang terlibat dan barang bukti telah dibawa ke Mapolres untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Berita lengkap dan cepat? Giok4D tempatnya.
“Selanjutnya kami sedang mendalami kasus ini. Baik korban maupun pelaku kami bawa ke Mapolres Tasikmalaya Kota untuk dilakukan penyelidikan,” ujarnya.
Diva juga membenarkan bahwa korban sudah dua hari disekap di kamar tersebut.
“Hasil pemeriksaan sementara, korban sudah disekap dua hari di kamar penginapan ini. Di TKP kami temukan sejumlah botol miras dan barang bukti lainnya,” kata Diva.
Media sosial di Kota Bandung sedang ramai dengan perbincangan yang tak mengenakkan. Sejumlah siswa SDN 117 Batununggal harus menunggu hingga 5 jam untuk menyambut kedatangan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan.
Dilihat infoJabar, salah satu akun Instagram yang membagikan video insiden itu adalah @jabodetabek24info. Dalam narasinya, akun itu menyatakan bahwa siswa SDN 117 Batununggal menunggu kedatangan Farhan dari pukul 08.00 WIB hingga sampai pukul 13.00 WIB.
Momen anak-anak sekolah SDN 117 Batununggal Kota Bandung diminta oleh pihak kelurahan untuk menyambut Walikota Bandung yang akan meninjau Buruan SAE (program urban farming pertanian perkotaan) di depan sekolah.
Namun setelah menunggu cukup lama dari jam 08.00 WIB sampai jam 13.00 WIB tiba-tiba dibatalkan karena Bapak Walikota batal datang.
Berdasarkan penelusuran infoJabar, Rabu (26/8/2025), letak SDN 117 Batununggal dengan lokasi Buruan Sae yang rencananya bakal ditinjau Farhan memang berseberangan. Namun kemudian, berdasarkan informasi yang dihimpun infoJabar, Farhan batal datang ke lokasi itu dan hanya berada di Kelurahan Batununggal untuk memberikan paparan dalam agenda Siskamling.
infoJabar pun sempat berbincang dengan beberapa orang yang beraktivitas di dekat SDN 117 Batununggal. Menurut keterangan mereka, para siswa itu ditengarai dimobilisasi pihak kelurahan.
infoJabar kemudian berusaha mengkonfirmasi hal ini ke pihak Kelurahan Batununggal maupun pihak sekolah. Sayang, lurah maupun kepala sekolah saat itu tidak berada di kantornya karena sedang mengikuti agenda di luar.
Sementara, saat diminta tanggapannya, Kadisdik Kota Bandung Asep Gufron mengaku, menyayangkan insiden ini. Sebab, ia menduga, Farhan sama sekali tidak mengetahui upaya mobilisasi siswa yang akhirnya menjadi viral di sosial media.
“Kalau saya kan begini. Itu harus bisa mencermati tugas Pak Wali itu seperti apa. Nah, pihak lurah juga harusnya jeli gimana agenda Pak Wali, jadi jangan istilahnya mengambil kebijakan sendiri,” kata Asep Gufron kepada infoJabar.
“Saya khawatir ini tanpa sepengetahuan beliau, kan begitu. Ini saya khawatir beliau tidak menjadwalkan, beliau tidak menjanjikan, tapi di-justifikasi. Jadi harus dipastikan dulu ke beliau seperti apa, supaya ujung-ujungnya tidak begini,” ungkapnya menambahkan.
Asep Gufron menyebut, ada miskomunikasi hingga membuat siswa SDN 117 Batununggal dimobilisasi untuk menunggu kedatangan Farhan. Bahkan dia menduga, Farhan sama sekali tidak mengetahui ada pelibatan siswa SD untuk menyambut kedatangannya ke sana.
“Jadi saya khawatirnya beliau justru tidak tahu tentang hal itu, sehingga beliau memang tidak tahu dan nggak ada komunikasi dan sebagainya. Karena biasanya beliau mah kalau kunjungan itu sudah pasti itu datang. Pasti tidak ada istilah kudu nunggu dari pagi ke siang, kan begitu maksudnya,” tuturnya.
“Saya kan sering dengan beliau. Kalau sebelum itu saya ke sini, udah, kita kan belum berani siapkan kalau belum ada konfirmasi. Ini mah kan komunikasinya gimana, pihak lurah-nya juga gimana. Makanya, saya khawatir ini miskomunikasi antara lurah dengan kepala sekolah. Akhirnya gitu,” pungkasnya.
Kecelakaan di Rajamandala Tewaskan 3 Orang
Wajah Baru Gedung Sate dengan Gapura Putih
Anak Gadis Disekap 4 Pria di Kamar Penginapan Tasikmalaya
5 Jam Menunggu Siswa SD Gagal Sambut Walikota Farhan
Gedung Sate punya wajah baru setelah renovasi gapura hampir rampung. Bangunan ikonik yang menjadi kantor Gubernur Jawa Barat itu punya gapura baru dengan struktur menyerupai candi.
Pantauan infoJabar, Rabu (26/11/2025) pukul 11.00 WIB, tampak jelas dua struktur gapura berwarna putih di sisi kiri dan kanan pintu utama. Bentuknya menyerupai candi, dengan susunan bata putih yang bertingkat dan meruncing ke atas.
Gapura itu ditopang pagar hitam bergaya kolonial berada di bagian depan, memberikan kontras elegan dengan gapura putih yang kini menjadi focal point baru kawasan tersebut.
Selain di bagian depan, gapura itu juga dibuat di semua area masuk kawasan Gedung Sate. Meski ada yang masih dalam tahap pengerjaan, namun renovasi gapura terlihat sudah mendekati tahap selesai.
Pemandangan baru Gedung Sate dengan capura candi ini jadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Seperti Zarah Salsabila Putri, wisatawan asal Bogor yang baru pertama kali datang ke Gedung Sate.
Menurut dia, struktur gapura baru ini tampak lebih segar dan menyatu dengan bangunan Gedung Sate yang berdiri kokoh di belakangnya.
“Lagi liburan ke Bandung, main ke Gedung Sate lihat-lihat, ini baru pertama kali ke sini. Sudah tahu kalau ini baru direnovasi, tadi dikasih tahu teman. Tambah cantik, putih bersih bentuknya seperti candi, cocok sih,” ucap Zarah saat berbincang dengan infoJabar.
Senada, Nazwa Asyifa juga memuji gapura Gedung Sate yang menurutnya enak dipandang. “Lihat gedung sate cantik ini baru pertama kali. Melihatnya bagus sih, warnanya cocok, estetik,” ungkap perempuan asal Sulawesi ini.
Diketahui, renovasi gapura Gedung Sate dilakukan Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan menghabiskan anggaran sekitar Rp3,9 miliar yang berasal dari APBD Perubahan 2025.
Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Jawa Barat, Mas Adi Komar menyebut, renovasi gapura dilakukan sebagai bagian dari upaya memperkuat karakter visual Gedung Sate.
“Memang secara umum kota pemerintah terus berbenah kaitan dengan lingkungan dan sarana prasarana di Gedung Sate karena sebagai ikon Jawa Barat dan perlu representasi visual yang lebih kuat terkait kekhasan Jawa Barat,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, kondisi infrastruktur pagar Gedung Sate memang sudah lama tidak diperbarui. Beberapa bagian bahkan mengalami kerusakan menyusul sejumlah aksi unjuk rasa dalam beberapa waktu ke belakang.
“Beberapa kali kemarin ada aktivitas unjuk rasa yang memang saat itu berlangsung berdampak pada infrastruktur pagar, jadi ada yang perlu diperkuat kembali dan sementara ini kita masih tambal sulam perbaikannya, tidak menyeluruh,” tutur Mas Adi.
Aparat Polres Tasikmalaya Kota menggerebek sebuah kamar penginapan di kawasan Jalan Komalasari, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya, Rabu (26/11/2025) siang.
Tindakan ini dilakukan setelah muncul dugaan adanya penyekapan terhadap seorang anak gadis di kamar tersebut.
Saat pintu kamar dibuka, polisi mendapati seorang anak perempuan bersama empat pria. Anak gadis itu tampak ketakutan. Beruntung, seorang polwan langsung mengevakuasinya keluar kamar, sementara keempat pria tersebut langsung diinterogasi di lokasi.
Korban diduga berinisial RN, remaja berusia 15 tahun warga Kecamatan Cibeureum, Kota Tasikmalaya.
Adapun empat pria yang ditemukan di dalam kamar masing-masing adalah Dian Fajar (24) warga Kecamatan Tamansari, Dimas (21) warga Kecamatan Cipedes, IR (17) warga Kecamatan Tamansari, dan AK (17) warga Kecamatan Tamansari.
Salah seorang keluarga korban menyebut RN pergi dari rumah sejak Senin. Sejak saat itu, RN hilang kontak, membuat keluarganya panik.
“Pergi dari rumah sudah dua malam. Ponselnya nggak aktif, kami kehilangan kontak,” ujar salah seorang keluarga di lokasi kejadian.
Di tengah kepanikan itu, pada Rabu siang, RN akhirnya menghubungi ibunya dan memberi tahu keberadaannya di penginapan tersebut.
“Nah tadi dia kirim serlok, langsung kami susul ke sini,” ujarnya. Sebelum menuju lokasi, keluarga terlebih dahulu melapor ke polisi.
Menurut pihak keluarga, selama dua hari ponsel RN dipegang oleh para pelaku. Beruntung, saat keempat pria itu tertidur, korban berhasil mengambil ponselnya dan menghubungi keluarga.
“Dia bisa ambil ponselnya karena semua laki-laki itu lagi tidur,” kata keluarga korban.
Keluarga menambahkan, RN merupakan anak putus sekolah. “Masih 15 tahun, ya kalau sekolah mungkin SMP,” ujarnya.
Setelah pemeriksaan awal dilakukan, polisi membawa keempat pria tersebut ke Mapolres Tasikmalaya Kota. Polisi turut mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk pakaian dan beberapa botol bekas minuman keras.
Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP M Faruk Rozi melalui Pamapta Polres Tasikmalaya Kota, Ipda Diva Chalia, yang memimpin penindakan, membenarkan bahwa kasus ini berkaitan dengan dugaan penyekapan anak di bawah umur. Polisi bergerak cepat setelah menerima laporan dari keluarga korban.
“Jadi hari ini kami mendatangi TKP terkait dugaan penyekapan seorang wanita di bawah umur oleh empat pelaku, dua di antaranya masih di bawah umur,” kata Diva.
Ia menjelaskan, seluruh pihak yang terlibat dan barang bukti telah dibawa ke Mapolres untuk pemeriksaan lebih lanjut.
“Selanjutnya kami sedang mendalami kasus ini. Baik korban maupun pelaku kami bawa ke Mapolres Tasikmalaya Kota untuk dilakukan penyelidikan,” ujarnya.
Diva juga membenarkan bahwa korban sudah dua hari disekap di kamar tersebut.
“Hasil pemeriksaan sementara, korban sudah disekap dua hari di kamar penginapan ini. Di TKP kami temukan sejumlah botol miras dan barang bukti lainnya,” kata Diva.
Media sosial di Kota Bandung sedang ramai dengan perbincangan yang tak mengenakkan. Sejumlah siswa SDN 117 Batununggal harus menunggu hingga 5 jam untuk menyambut kedatangan Wali Kota Bandung Muhammad Farhan.
Dilihat infoJabar, salah satu akun Instagram yang membagikan video insiden itu adalah @jabodetabek24info. Dalam narasinya, akun itu menyatakan bahwa siswa SDN 117 Batununggal menunggu kedatangan Farhan dari pukul 08.00 WIB hingga sampai pukul 13.00 WIB.
Momen anak-anak sekolah SDN 117 Batununggal Kota Bandung diminta oleh pihak kelurahan untuk menyambut Walikota Bandung yang akan meninjau Buruan SAE (program urban farming pertanian perkotaan) di depan sekolah.
Namun setelah menunggu cukup lama dari jam 08.00 WIB sampai jam 13.00 WIB tiba-tiba dibatalkan karena Bapak Walikota batal datang.
Berdasarkan penelusuran infoJabar, Rabu (26/8/2025), letak SDN 117 Batununggal dengan lokasi Buruan Sae yang rencananya bakal ditinjau Farhan memang berseberangan. Namun kemudian, berdasarkan informasi yang dihimpun infoJabar, Farhan batal datang ke lokasi itu dan hanya berada di Kelurahan Batununggal untuk memberikan paparan dalam agenda Siskamling.
infoJabar pun sempat berbincang dengan beberapa orang yang beraktivitas di dekat SDN 117 Batununggal. Menurut keterangan mereka, para siswa itu ditengarai dimobilisasi pihak kelurahan.
infoJabar kemudian berusaha mengkonfirmasi hal ini ke pihak Kelurahan Batununggal maupun pihak sekolah. Sayang, lurah maupun kepala sekolah saat itu tidak berada di kantornya karena sedang mengikuti agenda di luar.
Sementara, saat diminta tanggapannya, Kadisdik Kota Bandung Asep Gufron mengaku, menyayangkan insiden ini. Sebab, ia menduga, Farhan sama sekali tidak mengetahui upaya mobilisasi siswa yang akhirnya menjadi viral di sosial media.
“Kalau saya kan begini. Itu harus bisa mencermati tugas Pak Wali itu seperti apa. Nah, pihak lurah juga harusnya jeli gimana agenda Pak Wali, jadi jangan istilahnya mengambil kebijakan sendiri,” kata Asep Gufron kepada infoJabar.
“Saya khawatir ini tanpa sepengetahuan beliau, kan begitu. Ini saya khawatir beliau tidak menjadwalkan, beliau tidak menjanjikan, tapi di-justifikasi. Jadi harus dipastikan dulu ke beliau seperti apa, supaya ujung-ujungnya tidak begini,” ungkapnya menambahkan.
Asep Gufron menyebut, ada miskomunikasi hingga membuat siswa SDN 117 Batununggal dimobilisasi untuk menunggu kedatangan Farhan. Bahkan dia menduga, Farhan sama sekali tidak mengetahui ada pelibatan siswa SD untuk menyambut kedatangannya ke sana.
“Jadi saya khawatirnya beliau justru tidak tahu tentang hal itu, sehingga beliau memang tidak tahu dan nggak ada komunikasi dan sebagainya. Karena biasanya beliau mah kalau kunjungan itu sudah pasti itu datang. Pasti tidak ada istilah kudu nunggu dari pagi ke siang, kan begitu maksudnya,” tuturnya.
“Saya kan sering dengan beliau. Kalau sebelum itu saya ke sini, udah, kita kan belum berani siapkan kalau belum ada konfirmasi. Ini mah kan komunikasinya gimana, pihak lurah-nya juga gimana. Makanya, saya khawatir ini miskomunikasi antara lurah dengan kepala sekolah. Akhirnya gitu,” pungkasnya.
