Berbagai peristiwa menarik terjadi di Jawa Barat hari ini Jumat (14/11/2025) beberapa diantaranya memantik perhatian pembaca infoJabar. Akhir pahit kencan kilat dua pria di Tasikmalaya, kabar duka berpulangnya Dirut Bank BJB, lalu soal eks Wali Kota Cirebon jadi tersangka korupsi dirawat di RSUD Gunung Jati.
Berikut ringkasan berita yang dihimpun dalam Jabar Hari Ini,
Unit Reskrim Polsek Tawang Kota Tasikmalaya berhasil meringkus pelaku pencurian sepeda motor. Pelaku ini mencuri sepeda motor sambil menorehkan kekecewaan di hati korbannya.
Sehingga selain hilang motor, korban juga patah hati.
Kasus ini berawal dari perkenalan antara pria inisial A warga Kecamatan Indihiang Kota Tasikmalaya dan pria inisial D warga Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut.
Kedua pria ini berkenalan melalui salah satu aplikasi perpesanan, yang selama ini dikenal sebagai aplikasi kencan kilat.
Singkat cerita, kedua pria ini sepakat untuk menginap di salah satu hotel di wilayah Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya, pada 26 September lalu.
Keduanya tiba di hotel dengan mengendarai sepeda motor milik A. Tiba di parkiran, A langsung menuju lobby untuk memesan kamar.
Sementara D menunggu di parkiran. Di saat itulah, niat jahatnya muncul karena A meninggalkan sepeda motor dengan kunci menggantung di motor. D langsung kabur melarikan sepeda motor korban.
Karuan saja saat A kembali ke parkiran dia kaget bukan kepalang, mendapati D dan sepeda motornya menghilang. A akhirnya melapor ke Polsek Tawang.
“Setelah menerima laporan korban, kami langsung melakukan penyelidikan,” kata Kanit Reskrim Polsek Tawang, Aipda Ivan Mutaqin, Jumat (14/11/2025).
Berhari-hari melakukan penyelidikan, polisi akhirnya menemukan sepeda motor korban ditawarkan untuk dijual di media sosial.
Polisi pun akhirnya berpura-pura hendak membeli sepeda motor tersebut. Pelaku D akhirnya masuk perangkap, dia berhasil diringkus saat janjian bertemu dengan polisi yang menyamar jadi pembeli.
“Tersangka dan barang bukti sepeda motor sudah kami amankan. Alhamdulillah kasus Curanmor ini berhasil terungkap,” kata Ivan.
Terkait latar belakang hubungan asmara sejenia antara korban dan pelaku, Ivan mengaku belum memastikan. Namun dari fakta-fakta yang terungkap, Ivan membenarkan keduanya memang hendak menginap bersama di hotel, dan saling mengenal di aplikasi tertentu.
“Ya pelaku memanfaatkan momen ketika korban ke lobi. Jadi belum sempat ke kamar,” kata Ivan.
Dunia perbankan nasional kembali kehilangan salah satu tokoh pentingnya. Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (bank bjb), Yusuf Saadudin, meninggal dunia pada Jumat, 14 November 2025, pukul 00.29 WIB di Bandung. Kepergian beliau menjadi duka mendalam bagi jajaran bank bjb yang tengah melanjutkan agenda transformasi dan penguatan tata kelola di tubuh perusahaan.
Yusuf Saadudin telah menjadi figur penting dalam perjalanan strategis bank bjb selama beberapa tahun terakhir.
Dalam masa kepemimpinannya, Yusuf dikenal sebagai sosok yang visioner, rendah hati, dan memiliki komitmen kuat terhadap kemajuan perusahaan. Ia mendorong modernisasi layanan digital, memperkuat struktur permodalan, serta membangun kolaborasi yang mampu meningkatkan daya saing bank bjb di tengah dinamika industri perbankan nasional.
Di bawah arahannya, bank bjb terus memperluas kemitraan strategis, meningkatkan kapabilitas perusahaan, dan memperkuat posisi sebagai salah satu bank daerah terbesar di Indonesia. Ia juga memberikan perhatian besar pada pengembangan talenta internal dan budaya kerja perusahaan agar bank bjb semakin kompetitif dan adaptif.
Pemimpin Divisi Corporate Secretary bank bjb, Herfinia, menyampaikan duka mendalam sekaligus penghargaan tinggi atas kontribusi Yusuf Saadudin semasa hidupnya.
“Kami sangat kehilangan sosok pemimpin yang memberikan kontribusi luar biasa bagi pertumbuhan dan transformasi bank bjb. Integritas, dedikasi, dan nilai-nilai yang beliau tanamkan akan menjadi warisan berharga bagi seluruh insan bank bjb. Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT,” ujar Herfinia dalam rilis yang diterima infoJabar, Jumat (14/11/2025).
Mantan Wali Kota Cirebon, Nashrudin Azis, yang sudah berstatus tersangka kasus dugaan korupsi pembangunan Gedung Setda Kota Cirebon, dirujuk ke RSUD Gunung Jati. Ia harus menjalani pemeriksaan kesehatan hingga akhirnya diputuskan perlu rawat inap.
Plh Kasi Intelijen Kejaksaan Negeri Kota Cirebon yang juga Kasubbag Pembinaan, Acep Subhan Saepudin, menjelaskan langkah itu diambil setelah Kejari menerima surat dari Rutan Kelas I Cirebon soal kondisi kesehatan Azis yang menurun.
“Pemeriksaan kesehatan terhadap tersangka dalam rangka menindaklanjuti surat dari Rumah Tahanan Negara Kelas I Cirebon yang memberitahukan kondisi tahanan sakit untuk segera dirujuk ke rumah sakit yang memiliki peralatan medis yang memadai,” ujar Acep dalam keterangannya, dikutip Jumat (14/11/2025).
Azis tiba di RSUD Gunung Jati pada Kamis (13/11) sekitar pukul 17.20 WIB dengan pengawalan petugas rutan dan penyidik Kejari. Begitu masuk IGD, dokter langsung melakukan pemeriksaan awal. Sekitar pukul 18.00 WIB, ia dipindahkan ke ruang perawatan untuk rawat inap sambil menunggu hasil rontgen.
“Tersangka Nashrudin Azis menjalani rawat inap selagi menunggu hasil rontgen di Ruang Cakra Buana RSUD Gunung Jati Kota Cirebon,” kata Acep.
“Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, tersangka perlu dilakukan penanganan dengan menjalani rawat inap,” sambungnya.
Acep menegaskan, Azis akan dipulangkan ke Rutan Kelas I Cirebon setelah kondisinya membaik. “Setelah perkembangan kesehatannya membaik, tersangka akan dikembalikan ke rutan,” ujarnya.
Bandung – Kejadian menarik dialami petugas rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPMKP) Kota Bandung. Mereka sampai turun tangan membantu warga membuka gembok pagar hingga pintu kamar rumah yang sulit dibuka.
Insiden ini terjadi pada Kamis (13/11) di wilayah Cikutra dan Kelurahan Merdeka, Kota Bandung. Tak butuh waktu lama, laporan itu bisa ditangani setelah beberapa petugas diterjunkan ke lapangan.
Dalam keterangan resminya, Kepala Bidang Penyelamatan DPMKP Kota Bandung, Imanuel Situmorang, mengatakan kejadian di Cikutra berawal dari laporan warga yang kesulitan membuka gembok pagar rumahnya. Warga itu kemudian menelepon damkar untuk meminta bantuan.
“Menurut keterangan pelapor, sekitar pukul 14.00 WIB saat hendak keluar rumah, gembok pagar menjadi sulit dibuka. Kejadian kemudian dilaporkan ke Emergency Call 113 Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Bandung,” kata Imanuel, Jumat (14/11/2025).
Penanganan dilakukan selama dua menit. Dengan bantuan alat pemotong elektrik, gembok yang susah dibuka itu akhirnya bisa dilepaskan petugas damkar.
Sementara di Kelurahan Merdeka, kejadiannya tak kalah menarik. Warga melaporkan pintu kamarnya sulit dibuka sehingga meminta bantuan petugas damkar.
Setibanya di lokasi sekitar pukul 19.20 WIB, petugas harus naik terlebih dahulu ke lantai dua lewat jendela. Setelah penanganan selama 25 menit, pintu kamar yang terkunci itu akhirnya bisa dibuka.
“Menurut keterangan pelapor, sekitar pukul 17.30 WIB saat istri pelapor hendak membuka pintu menggunakan kunci, pintu menjadi sulit dibuka. Petugas kemudian membuka engsel pintu menggunakan peralatan, dan akhirnya pintu itu berhasil dibuka,” ujarnya.
Imanuel memastikan semua penanganan tersebut dilakukan gratis tanpa biaya. Warga bisa melapor ke call center 113 jika terjadi kondisi kedaruratan.
“Kami memberikan imbauan semua penanganan gratis tidak dipungut biaya,” pungkasnya.
Sebanyak 21 siswa SMP Bina Karya di Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) sudah sembuh setelah mengalami keracunan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada 11 November 2025.
Mereka sempat mengalami mual, pusing, hingga muntah sesaat setelah mengonsumsi menu MBG dari SPPG milik Yayasan Adiwidia Dedikasi Firajullah. SPPG tersebut diketahui milik Andri Wibawa, anak eks Bupati Bandung Barat Aa Umbara.
“Betul itu milik saya, jadi enggak ada sangkut pautnya sama sekali dengan orangtua (Aa Umbara),” kata Andri saat dikonfirmasi, Jumat (14/11/2025).
Andri mengakui ia memiliki 15 SPPG. Namun hingga kini baru lima yang beroperasi, sementara lainnya masih berproses, termasuk pengurusan Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS) sebagai syarat dapur layak operasi.
“Baru ada lima, kalau yang 10 lagi masih berproses di BGN. Kita ikut aturan BGN yang punya kewenangannya,” ujar Andri.
Publik mempertanyakan bagaimana satu orang bisa menguasai sejumlah SPPG. Andri menjelaskan aturan memungkinkan satu yayasan menaungi hingga 10 SPPG. Saat ini ia menggunakan dua yayasan untuk mengoperasikan seluruh SPPG miliknya.
“Saya memakai dua yayasan, karena kan lebih dari 10. Aturannya satu yayasan boleh 10 SPPG asal di satu provinsi. Kalau beda provinsi maksimal hanya bisa menjalankan lima SPPG. Cuma itu juga belum semua beroperasi, masih menunggu arahan BGN ke depannya,” kata Andri.
Asisten Lapangan SPPG Sukatani milik Andri, Agus Mara, mengatakan operasional SPPG kini disetop sementara buntut kasus keracunan yang menimpa para siswa.
“Disetop sementara, belum tahu sampai kapan. Selama disetop ini, kita melakukan penyempurnaan bangunan. Jadi menambah alur masuk, keluar dan masuk nantinya jadi beda pintu,” kata Agus.
Pada hari kejadian, pihaknya menyalurkan 1.450 menu MBG untuk penerima manfaat dari jenjang TK, SD, hingga SMP. Mayoritas penerima manfaat adalah murid TK.
“Total 1.450-an, itu untuk TK, SD, dan SMP. SMP sekitar 100 porsi, sisanya TK dan SD. Menunya waktu itu nasi, ayam mentega, telur, sama semangka,” kata Andri.
Agus mengaku tak menyangka kasus keracunan muncul setelah tiga pekan program berjalan. Ia ikut turun langsung membantu penanganan para siswa SMP Bina Karya.
“Saya ikut bantu, dapat kabar sekitar jam 11 atau jam 12 siang. Saya angkut murid pakai motor ke puskesmas. Cuma kita belum bisa pastikan dari mana penyebabnya, tunggu hasil dari laboratorium,” ujar Agus.
