Sejumlah peristiwa mewarnai pemberitaan di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Senin (24/11/2025). Mulai dari kematian balita penuh luka lebam oleh ibu tirinya, hingga dua remaja di Tasikmalaya tewas akibat miras oplosan.
Berikut rangkuman Jabar Hari Ini:
Kematian Raditya Allbyan Fauzan perlahan menemukan titik terang. Balita berusia 4 tahun dengan penuh luka lebam ini diduga menjadi korban penganiayaan yang dilakukan ibu tirinya.
Kasus ini bermula ketika unggahan korban yang dirawat di RSUD Ujungberung, Kota Bandung menuai sorotan di media sosial. balita malang itu alami luka di sekujur tubuh dan penampakan luka itu dibagikan dalam sejumlah foto di medsos.
Setelah polisi turun tangan, fakta memilukan pun akhirnya muncul ke permukaan. Kasat Reskrim Polrestabes Bandung Kompol Anton mengatakan, sebelum dilaporkan tewas, korban diduga dianiaya, Jumat (21/11) lalu.
“Ada anak balita meninggal di rumah sakit, kami sudah lakukan penyelidikan dengan cara mendatangi rumah sakit, pemeriksaan korban secara fisik ataupun autopsi, kesimpulan kami bahwa diduga adanya tindak pidana kekerasan terhadap anak yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” kata Anton di Kantor Satreskrim Polrestabes Bandung, Jalan Badak Singa, Senin (24/11/2025).
Anton mengungkapkan, aksi penganiayaan terhadap korban diduga dilakukan oleh ibu tirinya. Aksi penganiayaan itu dilakukan di rumah kontrakannya yang berada di Kelurahan Cipadung, Kecamatan Cibiru, Kota Bandung.
“Orang tua korban, yakni bapaknya buat laporan polisi, dari hasil penyelidikan, kami sudah amankan satu orang yang diduga pelaku yaitu ibu sambungnya atau ibu tirinya,” ungkap Anton.
Menurut Anton, sebelum mengarah kepada ibu tirinya, pihakya telah memeriksa empat saksi lainnya, termasuk ayah kandung korban. “Terduga pelaku (ibu tiri) dalam pemeriksaan, sekarang dalam tahap BAP,” pungkasnya.
Arus lalu lintas di Jalur Nasional Ciamis-Cirebon lumpuh total setelah Jembatan Cikaleho di Desa Buniseuri, Kecamatan Cipaku, kembali ambrol, Senin (24/11/2025). Hujan deras yang mengguyur wilayah Ciamis sejak Minggu malam membuat debit Sungai Cikaleho meningkat hingga menggerus pondasi jembatan.
Sebelumnya, Jembatan Cikaleho pertama kali ambrol pada Sabtu (8/11/2025). Saat itu, jalur tersebut masih bisa dilalui dengan sistem satu arah. Namun, jembatan kembali ambrol, sehingga seluruh badan jembatan tak lagi aman dilewati. Polisi dan Pemkab Ciamis pun menutup total akses kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, dan mengalihkan arus ke beberapa jalur alternatif.
Kapolsek Cipaku Iptu Purwahyo mengatakan, jembatan kembali ambrol sekitar pukul 21.30 WIB. Lokasi yang ambles berada di titik yang pernah longsor sekitar tiga minggu lalu.
“Sekarang sudah ditutup total. Semua jenis kendaraan tidak bisa melintas,” ujar Purwahyo saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (24/11/2025).
Menurutnya, pengendara dari arah Kawali dapat berbelok ke kanan melalui jalur Desa Buniseuri menuju Jalatrang hingga tembus ke Baregbeg, Ciamis. Jalur ini menjadi alternatif yang dinilai paling aman untuk dilalui kendaraan.
Petugas gabungan dari kepolisian dan warga telah ditempatkan di sejumlah titik, terutama di perempatan sebelum jembatan, untuk mengarahkan pengguna jalan agar tidak memaksakan diri melewati lokasi ambrol.
“Kami imbau masyarakat tidak melintasi jalur ini dulu. Ikuti arahan petugas dan gunakan jalur alternatif yang sudah disiapkan,” kata Purwahyo.
Petugas telah memasang papan informasi penutupan jalan di beberapa titik, di mulai dari persimpangan Alun-alun Ciamis dan juga di dekat lokasi jembatan ambrol dari dua arah. Nampak beberapa pengendara motor pun menggunakan jalur alternatif yang diarahkan oleh warga dan petugas, namun ada juga yang kembali putar arah.
Untuk menjaga konektivitas nasional, BBPJN DKI Jakarta-Jawa Barat menyiapkan pemasangan jembatan bailey atau jembatan sementara sepanjang 24 Meter untuk memulihkan kembali lalu lintas. Sembari menunggu penanganan permanen struktur jembatan dan badan jalan, pemasangan jembatan bailey ditargetkan akan selesai pada Senin pekan depan.
“Saat ini tim sedang melakukan persiapan pemasangan jembatan bailey sepanjang 24 meter, rangka jembatan mulai dimobilisasi dan proses perakitan akan segera dimulai. Target kami, dalam waktu satu minggu jembatan sementara ini sudah bisa difungsikan kembali untuk masyarakat,” kata Riko, PPK 3.4 Jabar, Senin (24/11/2025).
Tim PPK 3.4 Jawa Barat pun telah berkoordinasi dengan Polsek Cipaku untuk menyiapkan jalur alternatif sementara. Petugas juga telah memasang rambu peringatan, melakukan pengamanan area longsor, serta menyiapkan lahan untuk pemasangan jembatan bailey atau jembatwn sementara.
Untuk kendaraan dari arah Cirebon, polisi mengarahkan pengendara ke beberapa rute alternatif yakni, Cirebon-Hayawang keluar Cisaga. Kemudian Winduraja-Kawali keluar di Cihaurbeuti. Lalu Jalatrang keluar Gajah Barong atau Saguling, Kecamatan Baregbeg.
Arah Ciamis diarahkan ke Baregbeg-Sukadana-Saguling. Sementara arus dari arah Ciamis dialihkan melalui Simpang Tiga SPBU Baregbeg menuju Saguling keluar di Jalatrang.
“Kementerian PU memastikan bahwa keselamatan pengguna jalan adalah prioritas utama. Dengan intensitas hujan yang masih tinggi di wilayah Jawa Barat, tim teknis akan terus melakukan monitoring, pengawasan, serta percepatan pemasangan jembatan bailey agar akses masyarakat dapat kembali normal,” pungkasnya.
Aksi penjambretan terhadap bocah perempuan berusia 11 tahun di Sukabumi berujung brutal. Korban terseret di jalanan sejauh sekitar 200 meter setelah berusaha mempertahankan ponsel miliknya yang dirampas pelaku.
Kasi Humas Polres Sukabumi Kota, AKP Astuti Setyaningsih, mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (23/11/2025) di Kampung Pasirmuncang, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Korban berinisial AH, seorang siswi berusia 11 tahun.
Saat kejadian, korban sedang berjalan menuju rumah temannya sambil memainkan handphone Vivo Y28 warna merah muda. Tiba-tiba datang seorang pria menggunakan sepeda motor dan berpura-pura menanyakan jam kepada korban.
“Namun secara mendadak pelaku langsung merebut paksa handphone korban. Korban sempat berusaha mempertahankan barang miliknya, hingga terseret sejauh kurang lebih 200 meter ketika pelaku melarikan diri dengan sepeda motor,” ujar Astuti kepada infoJabar, Senin (24/11/2025).
Korban mengalami luka lecet cukup parah di bagian dada, perut, dan kedua kaki akibat terseret di aspal. Nilai kerugian ditaksir mencapai Rp1,5 juta. Ibu korban, M, kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Sukaraja.
Unit Reserse Polsek Sukaraja bergerak cepat. Polisi menangkap pelaku berinisial MA (28), warga Kampung Cipaku, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB.
“Pelaku berhasil diamankan kurang dari 1×24 jam bersama barang bukti satu unit handphone Vivo Y28 dan satu sepeda motor Mio yang digunakan saat beraksi,” ujarnya.
Pelaku dijerat pasal 365 Jo 368 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan/atau pemerasan. Ia terancam pidana selama 9 tahun penjara.
Saat ini polisi masih memeriksa saksi-saksi dan melengkapi berkas penyidikan. Kasus ini menambah daftar panjang aksi kejahatan jalanan yang menyasar anak-anak sebagai korban.
Sebuah unggahan di Facebook menjadi sorotan warga Sukabumi setelah menampilkan seorang pria terkapar bersimbah darah di sebuah gang sempit. Dalam unggahan itu, pengirim menyebut pria tersebut adalah pelaku begal yang sudah dievakuasi warga dan dibawa ke RSUD Al-Mulk. Informasi itu kemudian memicu berbagai komentar dan spekulasi dari warganet.
Untuk memastikan kebenarannya, infoJabar mendatangi lokasi yang disebut sebagai tempat kejadian di Kampung Kertaraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Kondisi gang masih menyisakan bercak darah. Sekitar 200 meter dari titik kejadian terdapat sebuah bengkel motor. Pemiliknya, Wayang (40), mengaku sempat mengetahui peristiwa itu meski hanya dari kejauhan.
“Jam dua dini hari. Saya di sini lagi makan berdua. Saya juga dengar, cuma yg biasa anak kecil yang suka main game online, cuma ini mah terasa beda. Lalu ada teriakan ‘begal-begal’ pas dilihat motor lewat, dari arah jampang tengah ke pangleseran, motor korban yg dibawa pelaku dari arah Jampang Tengah ke sukabumi,” kata Wayang, pemilik bengkel kepada infoJabar, Senin (24/11/2025).
“Motornya motor dibawa sama seseorang, modusnya mah nge-grab, korbannya ojol,” ujar Wayang.
Ia mengatakan sebelum kejadian korban dan pelaku sempat terlihat berboncengan. “Korban sama pelaku berboncengan. Dari arah Sukabumi ke Pangleseran,” tuturnya.
Menurut Wayang, Satpam pabrik yang berada di sekitar lokasi juga melihat motor korban berhenti di depan pabrik. “Semalam juga ada satpam, ada yg lihat, di depan pabrik teh emang motornya sama berhenti di sana. Ada arahan dari si pelaku berhenti di sana,” kata dia.
Ia mengatakan korban ojek tersebut sedang beroperasi dalam mode offline. “Cuma ngojeknya teh nggak online, di offline kan,” ungkapnya.
Keributan mulai terdengar sekitar pukul dua dini hari. Dua teman Wayang bergegas menuju sumber suara. Saat tiba, korban sudah tergeletak dengan luka di bagian tangan dan lutut. “Pas ada ribut-ribut langsung ke lokasi teman. Saya kan lagi makan, dua orang teman ke sana. Pas lihat korban sudah tergeletak. Menurut keterangan mah yang pertama nemuin sopir truk, terus banyak lah pengendara mobil. Kata sambil bawa barang bukti lah, barangnya langsung diserahin, tadi polsek sempet datang,” ujarnya.
Menurut Wayang, korban dan pelaku saat ini sudah dibawa ke RSUD Al-Mulk. “Korban dan pelaku sama-sama terluka. Luka korban di pergelangan tangan sama lutut,” tambahnya.
Dikonfirmasi terpisah, KBO Satreskrim Polres Sukabumi, Iptu Sapri membenarkan kejadian tersebut. “Korban dan pelaku saat ini berada di RSUD Al Mulk. Informasi sementara begitu (pembegalan) namun korban memberikan perlawanan. Masih kita selidiki,” singkatnya.
Dua orang remaja warga Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya meninggal dunia usai menggelar pesta minuman keras (miras). Keruanya berinisial I (16) dan IR (16) ini mengalami gejala mirip keracunan sebelum akhirnya meninggal dunia.
Informasi yang dihimpun, peristiwa bermula pada Jumat (21/11/2025) malam lalu. Tujuh remaja yang terdiri dari I (16), IR (16), J (15), R (23), DMS (15), DG (15) dan H menggelar pesta miras oplosan itu.
Minuman yang mereka tenggak merupakan campuran alkohol 70 persen dengan minuman energi. Mereka meminum di rumah R, di rentang pukul 19.00 WIB sampai 22.00 WIB.
Menjelang tengah malam, pesta belum usai, mereka melanjutkan nenggak miras oplosan itu di Pos Ronda, sebelum akhirnya bubar menjelang pagi. Baru pada Sabtu dan Minggu, mereka mulai mengalami gangguan kesehatan, seperti muntah-muntah hingga lemas. Tujuh orang itu kemudian dibawa ke layanan kesehatan.
Tapi pada Minggu (23/11/2025), IR dan I meninggal dunia. Sementara tiga korban lain, yakni J, R dan DMS, masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara dua lainnya, DG (15) dan H, membaik dan telah pulang dari rumah sakit.
Kasat Narkoba Polres Tasikmalaya Kota, AKP Yayu Wahyudi membenarkan adanya kejadian tersebut. “Kami telah mendapatkan laporan dari masyarakat tentang kejadian meninggalnya dua orang yang diakibatkan oleh minuman racikan, terjadi di Sukaresik,” kata Yayu, Senin (24/11/2025).
Dia juga membenarkan jika korban menenggak miras yang merupakan oplosan dari cairan alkohol medis atau alkohol 70 persen.
“Sesuai penyelidikan minuman itu racikan dari alkohol 70 persen dengan minuman energi kemudian air mineral, lalu dioplos. Alkohol dibelinya secara online,” kata Yayu.
Dia juga membenarkan bahwa total yang ikut minum ada 7 orang. Dua meninggal dunia, 3 masih dirawat dan 2 lainnya sudah pulih.
“Yang minum 7 orang, yang meninggal 2 orang, masuk rumah sakit 3 orang, 2 orang udah kembali ke rumah,” kata Yayu.
Balita Tewas dengan Luka Lebam Dianiaya Ibu Tiri
Jalur Ciamis-Cirebon Lumpuh Usai Jembatan Cikaleho Ambrol
Bocah Dijambret-Kakak Dianiaya di Sukabumi
Viral Pria Bersimbah Darah di Gang Sukabumi
Dua Remaja Tasik Tewas Gegara Miras Oplosan
Aksi penjambretan terhadap bocah perempuan berusia 11 tahun di Sukabumi berujung brutal. Korban terseret di jalanan sejauh sekitar 200 meter setelah berusaha mempertahankan ponsel miliknya yang dirampas pelaku.
Kasi Humas Polres Sukabumi Kota, AKP Astuti Setyaningsih, mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Minggu (23/11/2025) di Kampung Pasirmuncang, Desa Margaluyu, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi. Korban berinisial AH, seorang siswi berusia 11 tahun.
Saat kejadian, korban sedang berjalan menuju rumah temannya sambil memainkan handphone Vivo Y28 warna merah muda. Tiba-tiba datang seorang pria menggunakan sepeda motor dan berpura-pura menanyakan jam kepada korban.
“Namun secara mendadak pelaku langsung merebut paksa handphone korban. Korban sempat berusaha mempertahankan barang miliknya, hingga terseret sejauh kurang lebih 200 meter ketika pelaku melarikan diri dengan sepeda motor,” ujar Astuti kepada infoJabar, Senin (24/11/2025).
Korban mengalami luka lecet cukup parah di bagian dada, perut, dan kedua kaki akibat terseret di aspal. Nilai kerugian ditaksir mencapai Rp1,5 juta. Ibu korban, M, kemudian melaporkan kejadian itu ke Polsek Sukaraja.
Unit Reserse Polsek Sukaraja bergerak cepat. Polisi menangkap pelaku berinisial MA (28), warga Kampung Cipaku, Desa Langensari, Kecamatan Sukaraja, pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB.
“Pelaku berhasil diamankan kurang dari 1×24 jam bersama barang bukti satu unit handphone Vivo Y28 dan satu sepeda motor Mio yang digunakan saat beraksi,” ujarnya.
Pelaku dijerat pasal 365 Jo 368 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan/atau pemerasan. Ia terancam pidana selama 9 tahun penjara.
Saat ini polisi masih memeriksa saksi-saksi dan melengkapi berkas penyidikan. Kasus ini menambah daftar panjang aksi kejahatan jalanan yang menyasar anak-anak sebagai korban.
Sebuah unggahan di Facebook menjadi sorotan warga Sukabumi setelah menampilkan seorang pria terkapar bersimbah darah di sebuah gang sempit. Dalam unggahan itu, pengirim menyebut pria tersebut adalah pelaku begal yang sudah dievakuasi warga dan dibawa ke RSUD Al-Mulk. Informasi itu kemudian memicu berbagai komentar dan spekulasi dari warganet.
Untuk memastikan kebenarannya, infoJabar mendatangi lokasi yang disebut sebagai tempat kejadian di Kampung Kertaraharja, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Kondisi gang masih menyisakan bercak darah. Sekitar 200 meter dari titik kejadian terdapat sebuah bengkel motor. Pemiliknya, Wayang (40), mengaku sempat mengetahui peristiwa itu meski hanya dari kejauhan.
“Jam dua dini hari. Saya di sini lagi makan berdua. Saya juga dengar, cuma yg biasa anak kecil yang suka main game online, cuma ini mah terasa beda. Lalu ada teriakan ‘begal-begal’ pas dilihat motor lewat, dari arah jampang tengah ke pangleseran, motor korban yg dibawa pelaku dari arah Jampang Tengah ke sukabumi,” kata Wayang, pemilik bengkel kepada infoJabar, Senin (24/11/2025).
“Motornya motor dibawa sama seseorang, modusnya mah nge-grab, korbannya ojol,” ujar Wayang.
Ia mengatakan sebelum kejadian korban dan pelaku sempat terlihat berboncengan. “Korban sama pelaku berboncengan. Dari arah Sukabumi ke Pangleseran,” tuturnya.
Menurut Wayang, Satpam pabrik yang berada di sekitar lokasi juga melihat motor korban berhenti di depan pabrik. “Semalam juga ada satpam, ada yg lihat, di depan pabrik teh emang motornya sama berhenti di sana. Ada arahan dari si pelaku berhenti di sana,” kata dia.
Ia mengatakan korban ojek tersebut sedang beroperasi dalam mode offline. “Cuma ngojeknya teh nggak online, di offline kan,” ungkapnya.
Keributan mulai terdengar sekitar pukul dua dini hari. Dua teman Wayang bergegas menuju sumber suara. Saat tiba, korban sudah tergeletak dengan luka di bagian tangan dan lutut. “Pas ada ribut-ribut langsung ke lokasi teman. Saya kan lagi makan, dua orang teman ke sana. Pas lihat korban sudah tergeletak. Menurut keterangan mah yang pertama nemuin sopir truk, terus banyak lah pengendara mobil. Kata sambil bawa barang bukti lah, barangnya langsung diserahin, tadi polsek sempet datang,” ujarnya.
Menurut Wayang, korban dan pelaku saat ini sudah dibawa ke RSUD Al-Mulk. “Korban dan pelaku sama-sama terluka. Luka korban di pergelangan tangan sama lutut,” tambahnya.
Dikonfirmasi terpisah, KBO Satreskrim Polres Sukabumi, Iptu Sapri membenarkan kejadian tersebut. “Korban dan pelaku saat ini berada di RSUD Al Mulk. Informasi sementara begitu (pembegalan) namun korban memberikan perlawanan. Masih kita selidiki,” singkatnya.
Dua orang remaja warga Kecamatan Sukaresik, Kabupaten Tasikmalaya meninggal dunia usai menggelar pesta minuman keras (miras). Keruanya berinisial I (16) dan IR (16) ini mengalami gejala mirip keracunan sebelum akhirnya meninggal dunia.
Informasi yang dihimpun, peristiwa bermula pada Jumat (21/11/2025) malam lalu. Tujuh remaja yang terdiri dari I (16), IR (16), J (15), R (23), DMS (15), DG (15) dan H menggelar pesta miras oplosan itu.
Minuman yang mereka tenggak merupakan campuran alkohol 70 persen dengan minuman energi. Mereka meminum di rumah R, di rentang pukul 19.00 WIB sampai 22.00 WIB.
Menjelang tengah malam, pesta belum usai, mereka melanjutkan nenggak miras oplosan itu di Pos Ronda, sebelum akhirnya bubar menjelang pagi. Baru pada Sabtu dan Minggu, mereka mulai mengalami gangguan kesehatan, seperti muntah-muntah hingga lemas. Tujuh orang itu kemudian dibawa ke layanan kesehatan.
Tapi pada Minggu (23/11/2025), IR dan I meninggal dunia. Sementara tiga korban lain, yakni J, R dan DMS, masih menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara dua lainnya, DG (15) dan H, membaik dan telah pulang dari rumah sakit.
Kasat Narkoba Polres Tasikmalaya Kota, AKP Yayu Wahyudi membenarkan adanya kejadian tersebut. “Kami telah mendapatkan laporan dari masyarakat tentang kejadian meninggalnya dua orang yang diakibatkan oleh minuman racikan, terjadi di Sukaresik,” kata Yayu, Senin (24/11/2025).
Dia juga membenarkan jika korban menenggak miras yang merupakan oplosan dari cairan alkohol medis atau alkohol 70 persen.
“Sesuai penyelidikan minuman itu racikan dari alkohol 70 persen dengan minuman energi kemudian air mineral, lalu dioplos. Alkohol dibelinya secara online,” kata Yayu.
Dia juga membenarkan bahwa total yang ikut minum ada 7 orang. Dua meninggal dunia, 3 masih dirawat dan 2 lainnya sudah pulih.
“Yang minum 7 orang, yang meninggal 2 orang, masuk rumah sakit 3 orang, 2 orang udah kembali ke rumah,” kata Yayu.
