Ibu Hamil Ditandu Bidan dan Warga Lewati ‘Jalur Neraka’ di Cianjur

Posted on

Aksi heroik dilakukan dua bidan dan warga di Desa Situhiang, Kecamatan Pagelaran, Kabupaten Cianjur. Dengan mengunakan dua bilah bambu dan kursi, bidan dan warga menandu seorang ibu hamil melalui jalan ekstrem menuju puskesmas untuk proses persalinan.

Dalam video berdurasi 52 info yang viral di media sosial, tampak dua bidan yakni Neuis Nur Azizah dan Bidan Habibah beserta beberapa orang warga menandu ibu hamil bernama Masropah (25) dengan menggunakan tandu berupa kursi yang diikatkan pada dua bilah bambu.

Dengan hati-hati, mereka bergantian menandu ibu hamil yang akan melahirkan tersebut menyusuri jalan terjal.

Bidan Neuis, menjelaskan ditandunya ibu hamil itu terjadi pada Sabtu (25/10/2025) lalu. Awalnya dia mendapatkan kabar jika ibu Masropah yang usia kandungannya sudah sebulan bulan lebih mulai merasakan kontraksi.

“Sabtu pagi saya dan rekan saya ke rumah ibu hamil tersebut untuk memeriksa kondisinya. Ternyata sudah pembukaan tiga dan segera akan melahirkan. Kami langsung rujuk ke puskesmas agar penanganannya optimal, dengan alat yang lebih memadai,” ujar Neuis, Senin (27/10/2025).

Namun, ambulan puskesmas tidak bisa sampai ke lokasi rumah pasien tersebut lantaran medan yang terjal dan rusak akibat pergerakan tanah serta longsor beberapa waktu lalu.

“Kondisi jalannya beberapa kali diperbaiki, tapi rusak lagi karena bencana, sehingga ambulan tidak bisa sampai ke lokasi. Makanya terpaksa ibu hamil tersebut ditandu menuju lokasi ambulan,” jelas Neuis.

Menurut dia, setelah menempuh perjalanan sejauh 1 kilometer lebih dengan durasi waktu 30 menit, pasien pun sampai ke lokasi penjemputan ambulan. “Pasien langsung dibawa ke Puskesmas Pagelaran,” ungkapnya.

Dalam waktu dua jam, seorang bayi laki-laki dengan berat 3,9 kilogram dan tinggi 51 centimeter pun lahir.

“Putra kedua dari ibu tersebut lahir dengan selamat dan lancar. Bahkan proses persalinannya tidak lama,” kata dia.

Neuis mengatakan, aksi menandu ibu hamil tersebut bukan yang pertama. Bahkan tidak jarang dia menangani persalinan di perjalanan menuju puskesmas.

“Kalau yang melahirkan di jalan saat ditandu belum pernah. Tapi kalau setelah ditandu dan dibawa ke ambulan, kemudian melahirkan di ambulan sudah beberapa kali. Jadi memang sudah terbiasa kalau di pelosok begini menangani ibu melahirkan dalam kondisi apapun,” ujar Neuis.

Kepala Puskesmas Pagelaran, Zeni Bagja Nugraha, menyebut, ibu hamil itu termasuk kategori risiko tinggi (Resti) dan memang rutin diperiksa di puskesmas.

“Kondisi rumahnya tidak memungkinkan untuk persalinan. Akses jalan sulit, bahkan beberapa titik longsor. Jadi diputuskan harus dibawa ke puskesmas agar lebih aman,” ujar Zeni.

Menurut Zeni, kondisi geografis di wilayah Pagelaran memang menantang. Beberapa desa seperti Situhiang, Buniwangi, dan Padamaju tergolong terpencil dan sulit dijangkau kendaraan.

“Perjuangan bidan di pelosok luar biasa. Mereka punya inisiatif tinggi dan rasa tanggung jawab besar. Apalagi bidan-bidan ini putra daerah, jadi mereka tahu betul kondisi wilayahnya,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Cianjur Muhammad Wahyu, mengatakan para bidan di pelosok tersebut memang patut diapresiasi atas dedikasinya, sebab kerap kali menghadapi berbagai tantangan di lapangan.

“Ini tantangan bersama, dan memang mereka (bidan) yang di pelosok ini patut mendapat apresiasi lebih. Kami juga berupaya agar akses jalan diperbaiki seluruhnya, supaya penanganan warga yang sakit dan ibu hamil dapat maksimal,” pungkasnya.