Kita sering mendengar kata ‘jilid’ (kulit/sampul), ‘kitab’ (buku), ‘abi’ (bapakku), ‘ummi’ (ibuku), dan banyak lagi. Kata-kata itu diserap dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
Selain itu, kita juga sering mendengar kutipan dari bahasa tersebut. Di antaranya ungkapan ‘man jadda wajada’ (siapa yang sungguh-sungguh pasti dapat), ‘man qolla sidquhu qolla shadiiquhu’ (siapa yang sedikit kejujurannya, sedikitlah temannya).
Bahasa Arab juga meresap ke dalam bahasa Sunda. Kata ‘abdi’ (saya) adalah serapan dari bahasa Arab yang berarti ‘hamba’. ‘Hajat’ juga dari bahasa itu yang berarti ‘keperluan/maksud’. Pengucapan ‘Walilat’ yang digunakan orang Sunda dahulu untuk Idulfitri dan Iduladha, juga merupakan serapan dari bahasa Arab, yakni ‘Walillah’ yang diambil dari rangkaian ucapan takbir.
Dan bahasa itu, ditetapkan sebagai salah satu bahasa resmi PBB. Setiap 18 Desember, dunia memperingati Hari Bahasa Arab Sedunia (World Arabic Language Day). Peringatan ini bukan sekadar seremoni linguistik, melainkan pengakuan internasional atas peran besar bahasa Arab dalam membentuk peradaban manusia.
Bahasa Arab memiliki pengaruh besar dalam bidang agama, ilmu pengetahuan, budaya, dan diplomasi global. Bahasa ini dituturkan oleh lebih dari 400 juta orang di dunia. Selain itu, bahasa Arab juga menempati posisi strategis sebagai bahasa resmi di lebih dari 20 negara serta menjadi salah satu dari enam bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Hari Bahasa Arab Sedunia ditetapkan oleh UNESCO pada 18 Desember 2012. Tanggal ini merujuk pada keputusan Majelis Umum PBB pada 18 Desember 1973 yang menetapkan bahasa Arab sebagai bahasa resmi dan bahasa kerja PBB.
Penetapan tersebut menandai pengakuan global atas kontribusi bahasa Arab dalam komunikasi internasional, diplomasi, serta pertukaran budaya antarbangsa.
Bahasa Arab dapat membentuk nuansa sastra yang amat tinggi. Kadar puitis bahasa ini sungguh layak untuk disimak. Struktur bahasanya yang diyakini sangat murni dan minim serapan dari bahasa lain. Faktor ini, antara lain, menjadi alasan bahasa ini ditetapkan oleh Allah SWT sebagai bahasa Al-Quran.
Sebagai contoh, dalam sejarah bangsa Arab terdapat kisah pertemuan Satih dan Syiq dengan Raja Yaman pra-Islam bernama Raja Rabiah. Di sana, jawaban Syiq atas takwil mimpi raja terasa begitu puitis, sebagaimana dikutip dari kitab Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam.
Syiq menjawab pertanyaan raja tentang mimpinya dengan jawaban yang bersyair. Ujung-ujung kalimatnya berima:
Raayta humamah
kharajat min dzulmah
fa waqa’at baina raudlah wa akmah
akalat minha kulla dzati nasmah
(Engkau bermimpi api
yang muncul dari kegelapan
lalu jatuh di antara Raudlah dan Akmah
lalu memakan semua yang punya nafas)
Bahasa Arab memiliki posisi yang sangat penting dalam peradaban Islam. Bahasa ini menjadi medium utama Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW, serta literatur klasik Islam yang menjadi rujukan umat Muslim di seluruh dunia.
Selama masa keemasan Islam, bahasa Arab berkembang sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Berbagai karya penting dalam bidang kedokteran, matematika, astronomi, filsafat, dan kimia ditulis dalam bahasa Arab, lalu diterjemahkan ke bahasa Latin dan menjadi fondasi kebangkitan ilmu pengetahuan di Eropa.
Bahasa Arab juga mempengaruhi dunia ilmiah. Banyak istilah ilmiah modern berakar dari bahasa Arab. Kata-kata seperti algebra (Aljabar) dan alchemy (Alkimia) merupakan bukti pengaruh bahasa Arab dalam perkembangan sains global.
Para ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Farabi menulis karya-karya monumental dalam bahasa Arab yang hingga kini masih dipelajari dan dihormati dalam dunia akademik internasional.
Di era globalisasi dan teknologi digital, bahasa Arab terus beradaptasi. Media daring, platform pendidikan, hingga kecerdasan buatan kini mulai mengakomodasi penggunaan bahasa Arab secara luas.
Namun, tantangan tetap ada. Perkembangan bahasa asing, perubahan gaya komunikasi generasi muda, serta pergeseran budaya digital menuntut upaya serius dalam pelestarian dan penguatan literasi bahasa Arab, baik dalam bentuk klasik maupun modern.
Bahasa Arab bukan hanya alat komunikasi, melainkan jembatan peradaban. Bahasa ini menghubungkan masa lalu dan masa kini, mengikat tradisi keilmuan dengan dinamika global, serta menjadi kunci pemahaman terhadap budaya dan nilai-nilai masyarakat Arab dan Muslim.
Sejarah Penetapan Hari Bahasa Arab Sedunia
Bahasa yang Unik dan Puitis
Bahasa Arab dan Peradaban Islam
Mengapa Bahasa Arab Penting bagi Dunia Saat Ini?
Bahasa Arab memiliki posisi yang sangat penting dalam peradaban Islam. Bahasa ini menjadi medium utama Al-Qur’an, hadis Nabi Muhammad SAW, serta literatur klasik Islam yang menjadi rujukan umat Muslim di seluruh dunia.
Selama masa keemasan Islam, bahasa Arab berkembang sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Berbagai karya penting dalam bidang kedokteran, matematika, astronomi, filsafat, dan kimia ditulis dalam bahasa Arab, lalu diterjemahkan ke bahasa Latin dan menjadi fondasi kebangkitan ilmu pengetahuan di Eropa.
Bahasa Arab juga mempengaruhi dunia ilmiah. Banyak istilah ilmiah modern berakar dari bahasa Arab. Kata-kata seperti algebra (Aljabar) dan alchemy (Alkimia) merupakan bukti pengaruh bahasa Arab dalam perkembangan sains global.
Para ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, dan Al-Farabi menulis karya-karya monumental dalam bahasa Arab yang hingga kini masih dipelajari dan dihormati dalam dunia akademik internasional.
Di era globalisasi dan teknologi digital, bahasa Arab terus beradaptasi. Media daring, platform pendidikan, hingga kecerdasan buatan kini mulai mengakomodasi penggunaan bahasa Arab secara luas.
Namun, tantangan tetap ada. Perkembangan bahasa asing, perubahan gaya komunikasi generasi muda, serta pergeseran budaya digital menuntut upaya serius dalam pelestarian dan penguatan literasi bahasa Arab, baik dalam bentuk klasik maupun modern.
Bahasa Arab bukan hanya alat komunikasi, melainkan jembatan peradaban. Bahasa ini menghubungkan masa lalu dan masa kini, mengikat tradisi keilmuan dengan dinamika global, serta menjadi kunci pemahaman terhadap budaya dan nilai-nilai masyarakat Arab dan Muslim.
